Kamis, 09 Mei 2024
Buruh Sejahtera, Kapan Menjadi Nyata?
Seperti diberitakan oleh detik.com, bahwa diselenggarakan aksi unjuk rasa di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Massa datang untuk menyampaikan aspirasi dan menuntut hak-hak mereka sebagai buruh. Tak tanggung-tanggung, ada 14 tuntutan yang disampaikan, di antaranya yaitu, mencabut Omnibus Law Cipta Kerja, penghapusan sistem kerja kontrak (outsourcing), stop PHK, dan masih banyak lagi. (30/04/24)
Peringatan Hari Buruh selalu dimanfaatkan untuk menyampaikan keluh kesah para buruh yang hingga detik ini belum merasakan kesejahteraan. Berbagai persoalan buruh masih belum terselesaikan, seperti upah rendah, lamanya jam kerja, maraknya PHK, hingga sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan. Ditambah lagi biaya hidup yang mahal menjadikan nasib buruh kian terpuruk. Lalu, kapan kesejahteraan buruh akan menjadi nyata?
Persoalan buruh akan tetap ada selama Kapitalisme masih diterapkan. Sebab, buruh dalam Kapitalisme hanya dianggap sebagai faktor produksi. Nasib buruh tergantung pada perusahaan, bukan negara. Tidak ada jaminan dari negara, karena negara hanya berperan sebagai regulator dan penengah jika terjadi permasalahan antara buruh dan perusahaan.
Perusahaan memegang prinsip ekonomi Kapitalis, yakni dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dengan demikian, perusahaan akan menekan seminimal mungkin biaya produksi termasuk dalam memberikan upah pada buruh.
Kemudian, terbatasnya lapangan pekerjaan, tetapi justru didominasi oleh pekerja perempuan. Hal ini jelas mengurangi peluang bagi pekerja pria. Padahal, kepala keluarga adalah kaum pria yang seharusnya berkewajiban bekerja. Kemudian juga menyebabkan perusahaan lebih gampang melakukan PHK. Dengan lebih sedikitnya lapangan pekerjaan dibandingkan jumlah pencari kerja (setiap tahun ada lulusan baru yang siap kerja) akan menjadikan perusahaan tidak khawatir kehilangan pekerja karena akan masih banyak lagi yang melamar untuk kontrak kerja di perusahaannya.
Selain itu, kelemahan pemerintah dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok juga turut memperparah kondisi yang dialami kaum buruh. Harga sembako tinggi, biaya pendidikan mahal, rumah mahal, dan biaya kesehatan yang mahal kian tak dapat dijangkau karena upah buruh rendah. Kalau seperti itu, bagaimana kesejahteraan dapat terwujud? Sungguh mustahil.
Berbagai persoalan buruh tersebut tidak akan ditemukan ketika Islam diterapkan. Sebab, Islam memandang buruh merupakan individu warga negara (rakyat) yang kesejahteraannya wajib diwujudkan oleh pemimpin negaranya. Kesejahteraan dalam Islam wajib diwujudkan sampai tataran per individu rakyat baik muslim maupun non muslim. Kesejahteraan itu bukan dinilai berdasarkan perhitungan pendapatan per kapita yang dihasilkan dari hasil rata-rata pendapatan rakyat.
Negara yang menerapkan sistem Islam (Khilafah) akan memberikan harga murah atau bahkan gratis terhadap kebutuhan pokok seperti rumah, sembako, pendidikan, keamanan, hingga kesehatan. Hal itu dilaksanakan dengan berbagai mekanisme agar rakyat dapat terpenuhi kebutuhan pokoknya. Kemudian negara memudahkan rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan sekunder maupun tersier sesuai kemampuannya.
Tak hanya memperhatikan buruh sebagai individu rakyat, tetapi Khilafah juga turut menjaga keberlangsungan perusahaan agar dapat memberikan keuntungan kepada semua pihak. Negara menjamin akan terlaksana akad yang sesuai syariat Islam di antara buruh dan perusahaan. Negara juga memastikan bahwa buruh dan perusahaan sama-sama melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak-haknya dengan cara yang baik sesuai syariat.
Terkait upah, Islam menentukan upah dalam akad kerja berdasarkan keridhaan pihak terkait. Islam juga memiliki standar upah yang ditentukan oleh para ahli (khubara') sesuai manfaat yang diberikan oleh pekerja, lama bekerja, jenis pekerjaan, risiko, keselamatan kerja, dll.
Dengan begitu, kedua pihak sama-sama rido. Buruh senang menerima upahnya dan perusahaan senang mendapatkan manfaat dari pekerjaan buruhnya. Masyarakat pun dapat merasakan hasilnya, yakni kebutuhannya dapat terpenuhi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan tadi. Ekonomi negara pun berputar dengan baik dan penuh berkah. Dari kondisi inilah kesejahteraan buruh akan benar-benar terwujud nyata, yakni ketika Sistem Islam yang memiliki berbagai mekanisme ideal telah kembali eksis dan diterapkan dalam seluruh bidang kehidupan. Wallahu a'lam!
Oleh: Wida Nusaibah
Pemerhati Kebijakan Publik
"May Day" Sekedar Memperingati atau Memperbaiki untuk Ganti Sistem?
Spirit Bulan Ramadhan
Mungkinkah Pornografi Bisa Diberantas dalam Sistem Kapitalisme?
Tutupi Ka'bah dengan Gelas Kertas Starbucks, Zita Anjani Kurang Ajar
Tinta Media - Tindakan Zita Anjani, putri Zulhas atau Zulkifli Hasan yang mengunggah foto gelas kertas Starbucks dengan menutupi Ka'bah saat di tengah umrah di akun Instagramnya, memancing kemarahan umat dan terkesan kurang ajar.
"Tindakan Zita Anjani ini mancing kemarahan umat dan
terkesan kurang ajar," ujar Narator Khilafah News dalam tayangan Zita
Anjani Putri Zulhas Bikin Geram Publik Gegara Pamer Foto Ka'bah Tertutupi Gelas
Starbucks! Selasa (7/5/2024) di kanal Youtube Khilafah News.
"Banyak pihak mengecam keras tindakan wakil ketua DPRD
Zita Anjani yang pamer minuman Starbucks saat umrah di Makkah melalui media
sosialnya," tegasnya.
Jelas ini telah melukai hati umat Islam, ucap narator,
pasalnya Starbucks dinilai banyak pihak sebagai produk yang dijual perusahaan
yang mendukung penjajah Zionis Israel.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini umat Islam di Indonesia
sedang ramai-ramai memboikot produk tersebut.
Narator menilai tingkah anak petinggi Ketum Partai Amanah
Nasional (PAN) Zulkifli Hasan itu Zita Anjani dalam unggahan tersebut justru
menutupi Ka'bah yang merupakan kiblat umat Islam menutupinya dengan minuman
Starbuck yang dipegang di tangannya.
Foto Ka'bah ditutup dengan minuman, bebernya, terlebih
minuman itu produk pendukung Zionis penjajah, yang sedang diboikot umat Islam. Karena
minuman tersebut dianggap mendukung genosida saudara sesama Muslim di
Palestina.
"Untuk itu seharusnya mendapat keadilan
seadil-adilnya," tandasnya.
Menurut narator, Zita Anjani yang seorang anggota DPRD, anak
ketua partai juga, tidak punya rasa empati dan sensitivitas tentang masalah
Palestina, hampir di seluruh dunia kompak mendukung boikot produk yang
terafiliasi dengan Zionis penjajah Israel.
"Tapi malah Anda (Zita Anjani) bangga dengan memosting
produk tersebut dengan latar belakang Masjidil Haram bahkan sampai menutupi
Ka'bah," pungkasnya.[] Muhammad Nur
Rabu, 08 Mei 2024
Hukum Lemah, Kriminalitas Merajalela
Lahan Pertanian untuk Cina, Mampukah Mewujudkan Swasembada?
Apalah Arti Sebuah Nominasi
Kontribusi Gen Z untuk Palestina
Selasa, 07 Mei 2024
IJM: Rezim Kapitalis Amerika Serikat Telah Kehilangan Landasan Moral
Tinta Media - Menanggapi unjuk rasa mahasiswa pro Palestina di sejumlah universitas Amerika Serikat, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana mengatakan bahwa rezim kapitalis Amerika Serikat telah kehilangan landasan moralnya.
"Teman-teman sekalian, di mata rakyat Amerika, rezim kapitalis Amerika Serikat telah kehilangan landasan moralnya sejak lama. Perang brutalnya di Afganistan dan Irak adalah bukti nyata dari kemerosotan moral Amerika," tuturnya dalam video Bergolak! Mahasiswa Amerika Serikat Bergerak di kanal YouTube Justice Monitor, Selasa (30/4/2024).
"Sementara dukungan butanya terhadap entitas Yahudi Israel yang brutal adalah bukti yang nyata yang disetujui oleh Biden sendiri terkait dengan apa yang dilakukan oleh Israel ini," imbuhnya.
Menurutnya, Biden telah menegaskan tindakan amoral tersebut ketika berpidato dan mengatakan bahwa jika tidak ada Israel kami akan menciptakannya. "Artinya dia mengakui Apa yang dilakukan orang Yahudi dalam hal perampasan tanah dan kejahatan yang mereka lakukan selama 75 tahun," ujarnya.
Ia menilai bahwa proyek Amerika yaitu solusi dua negara sungguh telah dikubur oleh kelakuan Zionis Yahudi. Begitu pula perjanjian Oslo. Hal ini dikarenakan Netanyahu ingin membatalkannya dengan menyatakan pada 14 Desember 2023 bahwa semua itu adalah kesalahan besar. "Netanyahu berusaha menolak tekanan Amerika dan mengambil risiko, karena dia tahu bahwa menuruti pemerintahan Biden berarti secara politik dia berakhir," jelasnya.
"Oleh karena itu dia ingin tampil sebagai pemimpin kuat yang tidak tunduk pada tekanan eksternal meskipun tekanan tersebut berasal dari Amerika yang selama ini menyelamatkan entitas Yahudi dari kejatuhan pada 7 Oktober yang lalu," tambahnya.
Ia mengatakan bahwa Netanyahu membangkitkan antusiasme kaum ekstrem kanan yang melihatnya sebagai satu-satunya penyelamat kekuasaannya. "Namun tampaknya masa kekuasaannya terbatas dan tampaknya tidak akan mampu melawan Amerika yang telah menjaga keberadaannya dan keberadaan seluruh
pilar negaranya," terangnya.
"Dengan demikian, rezim Zionis ini seakan sedang menggali kuburnya sendiri untuk melempar mereka di dalamnya," tandasnya.[] Ajira
Senin, 06 Mei 2024
May Day Jangan Sekedar Perayaan, Buruh Butuh Disejahterakan
Tinta Media - Sudah yang ke sekian kalinya peringatan hari buruh nasional diadakan, namun faktanya kehidupan buruh masih jauh dari harapan. Pekerjaan berat yang dilakukan seharian demi mengharapkan penghasilan yang sebenarnya pun belum bisa memenuhi kebutuhan. Ditambah lagi dengan kenaikan harga bahan pokok, serta harga BBM membuat kehidupan buruh semakin kesulitan.
Padahal buruh adalah angkatan kerja terbanyak di negeri kita, namun sampai saat ini nasibnya justru semakin nestapa. Peringatan hari buruh selalu diisi dengan tuntutan dan aksi demonstrasi, yang justru membuktikan bahwa kesejahteraan belum mereka rasakan hingga kini. Demikianlah jika sistem kapitalisme terus diberlakukan maka buruh akan terus mengalami penderitaan.
Dalam laman Cnn Indonesia (26/04/2024) Survei menunjukkan 69 persen perusahaan di Indonesia berhenti menerima karyawan baru, karena khawatir adanya pemutusan hubungan kerja. Survei ini berdasarkan laporan Talent Acquisition Insight 2024 oleh Mercer Indonesia. Laporan tersebut juga mengatakan 23 persen perusahaan di Indonesia melakukan PHK pada 2024.
Laporan ini juga mengungkapkan kecerdasan buatan (AI) dan rekrutmen berbasis keterampilan menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Terlihat dari 75 persen perusahaan di Indonesia memandang kemahiran kecerdasan buatan sebagai keterampilan. Jika lowongan kerja berkurang, angka pengangguran akan meningkatkan tajam, dan keberadaan AI akan menggantikan posisi karyawan, sehingga nanti perusahaan tidak membutuhkan banyak manusia untuk mendukung pekerjaannya. Akan semakin sulit dan menderita kehidupan masyarakat.
Perbudakan Modern Akibat Salah Penerapan Sistem
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, berbagai kekayaan alam terhampar di setiap daerah. Namun bukan rahasia umum lagi jika kebanyakan sumber daya alam dikuasai oleh individu maupun swasta, tentu saja setelah dilegalisasi oleh penguasa, hingga mereka bebas mengeruk kekayaan alam sebanyak-banyaknya, dan memperkaya diri mereka, alhasil rakyat hanya kebagian menjadi pekerja, menjadi buruh kasar dengan upah minimum.
Penderitaan buruh semakin bertambah saat UU Cipta Kerja disahkan, karena hak-hak buruh seakan diambil paksa dan para kapitalis mendapatkan banyak hak istimewa. Penindasan terhadap buruh ini bukan hanya disebabkan oleh oknum penguasa tertentu saja, namun juga akibat dari penerapan sistem rusak yang akan menyengsarakan rakyat dan menguntungkan pengusaha juga penguasa.
Di sistem kapitalis negara hanya bertugas sebagai pembuat aturan, yang anehnya sebagian besar peraturan dalam sistem ini hanya akan merugikan rakyat dan menguntungkan pengusaha. Pemilik modal atau pengusaha menguasai sebagian besar kekayaan alam negara yang harusnya dikelola untuk kepentingan rakyat, lalu mereka memperkerjakan rakyat dengan upah rendah. Sehingga rakyat mendapatkan tekanan dari dua arah, yaitu tekanan pekerjaan yang mengeksploitasi dan tekanan tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Negara dengan sistem kapitalis juga sangat mempersulit rakyat, berbagai kebijakan, peraturan, dan pelayanan dikomersilkan. Sehingga rakyat yang terhimpit keadaan sangat mungkin melakukan kejahatan, maka akan sangat banyaklah kasus kriminal sebab beratnya kehidupan tak lagi membuat segelintir rakyat peduli pada halal haram.
Kembali kepada Sistem Islam
Selama negara masih bertahan dengan sistem ini, maka kesejahteraan dan kemakmuran hanya akan ada dalam ilusi. Kebahagiaan dan ketenangan yang di inginkan rakyat hanya akan terwujud dengan mengganti sistem yang rusak ini menjadi sistem Islam. Sebab Islam adalah sistem terbaik untuk kehidupan manusia yang datang dari Sang Maha Pencipta.
Dalam Islam posisi buruh setara dengan pengusaha , tidak ada perbedaan atau kelebihan kecuali dari segi ketaqwaannya saja, karena mereka bekerja sama menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Mereka terikat perjanjian atau akad yang mengharuskan keduanya saling amanah dalam menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak secara makruf.
Buruh dan pengusaha adalah sesama rakyat yang harus mendapatkan pelayanan dari negara tanpa adanya perbedaan, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Negara memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya dari dana hasil kepemilikan umum, yaitu kekayaan alam yang dikelola langsung oleh negara, dan hasilnya didistribusikan untuk kepentingan masyarakat.
Negara juga menjamin stabilitas harga bahan pangan, sehingga tidak akan terjadi kenaikan harga yang melonjak tinggi hingga nantinya akan membuat rakyat kesulitan membelinya, negara memberikan lapangan pekerjaan terutama untuk laki-laki dan kepala keluarga, memberikan edukasi kepada para petani, serta memberikan bantuan modal berupa lahan ataupun uang.
Negara akan memberikan sanksi tegas kepada para cukong atau mafia yang mencoba memonopoli sumber daya alam dan menindas masyarakat. Sanksi yang nantinya akan diberikan haruslah sesuai dengan syariat, yang berfungsi membuat jera dan sebagai penebusan dosa.
Khatimah
Kesejahteraan yang dinantikan oleh masyarakat terutama bagi kaum buruh hanya akan dirasakan dalam negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah, namun untuk mewujudkannya perlu ada kesadaran pada diri masyarakat tentang betapa jahatnya sistem kapitalisme dan betapa banyaknya kebaikan dalam sistem Islam.
Oleh karena itu masyarakat khususnya kaum buruh harus bangkit dan bersatu, bukan hanya sekedar untuk menuntut keadilan, tapi juga untuk mengganti sistem kapitalis menjadi sistem Islam. Semoga dengan kesadaran ini kebahagiaan dan kesejahteraan akan terwujud setelah berdirinya khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Wallahu A'lam Bisshowab
Oleh: Audina Putri
Aktivis Muslimah Pekanbaru