Tinta Media: Berita
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Mei 2024

34 Ribu Warga Gaza Syahid, IJM: Penguasa Muslim Hanya Menonton

Tinta Media - Saat pasukan zionis meratakan jalur Gaza dan lebih dari 34.000 warga sipil tak berdosa menjadi Syahid, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menilai para penguasa pengkhianat di negara-negara Muslim sekitar Gaza seakan puas hanya dengan menonton dan menghitung para syahid.

"Para penguasa pengkhianat di negara-negara muslim sekitar Gaza seakan puas hanya dengan menonton dan menghitung para syahid," tuturnya dalam tayangan video Para Penguasa Arab Hanya Puas Menjadi Menonton Dan Menghitung Korban Yang Syahid? Di kanal Youtube Justice Monitor, Rabu (1/5/2024).

Bahkan, ungkap Agung, mereka tidak mengakui, pemutusan hubungan diplomatik dan perdagangan. "Yang lebih buruknya lagi mereka terus melakukan normalisasi. Apakah mereka telah buta dan tuli?" Ujarnya.

Penguasa Muslim dinilai tidak peduli dengan penghancuran seluruh kota dan pembantaian seluruh penduduk Gaza. "Yang mereka pedulikan hanya kursi mereka yang sudah rapuh. Jangan sampai ini menunjukkan bahwa mereka adalah pengkhianat sejati terhadap rakyat Palestina dan terhadap Islam," pungkasnya.[] Muhammad Nur

Kamis, 02 Mei 2024

Kyai Asrori: Inilah Perkara yang Akan Menjadikan Umat Islam Mulia!


Tinta Media - Ulama Aswaja dari Jawa Timur, K.H. Moch. Asrori Muzakki (Kyai Asrori) menjelaskan perkara yang akan menjadikan umat Islam mulia.

“Amar makruf nahi mungkar inilah yang menjadi ciri kemuliaan! Selama umat Islam menjalankan aktivitas amar makruf nahi mungkar, maka akan tetap menjadi kuntum khoiru ummah (umat yang terbaik). Dan selama itu pula, umat Islam akan tetap hidup mulia,” ujarnya pada Liqo Syawal  Ulama Aswaja Regional Jatim-Jateng-DIY: Sengketa Demokrasi, Ulama Bersikap! Di kanal YouTube FKU Aswaja, Ahad (18/4/2024).

Hanya saja, Kyai Asrori lanjut menjelaskan bahwa perkara itu tidak akan bisa dijalankan secara maksimal, kecuali oleh sebuah institusi (negara) yang menerapkan syariat.

“Dan institusi yang menerapkan syariat itu adalah hanya institusi yang berlandaskan akidah Islam," jelasnya.

Dan institusi itu, tegasnya, bukanlah negara  republik, bukan demokrasi dan bukan pula sosialis komunisme, tetapi adalah Khilafah 'ala Minhajjin Nubuwwah.

Kyai Asrori kemudian mengungkapkan, tatkala Khilafah masih ada, maka umat Islam kala itu masih mulia, bahkan di fase-fase akhir keruntuhannya pun tetap masih disegani.

"Tetapi, tatkala umat Islam meninggalkan amar makruf nahi mungkar dan tidak memiliki institusi pelindung (Khilafah), maka tatkala itulah umat Islam  menjadi objek penderita sebagaimana yang terjadi di dalam setiap pesta demokrasi," ungkapnya.

Umat Islam, menurutnya, kini menjadi objek penderita. Hanya diakal-akali menjadi korban kebohongan partai sekuler yang jahat terhadap umat Islam.

"Kenapa saya katakan jahat? Karena partai sekuler ini ada bukan dalam rangka untuk mengembalikan Izzul Islam Wal Muslimin (kemuliaan Islam dan Umat Islam)," pungkasnya.[] Muhar

Senin, 29 April 2024

UIY: H4mas Satu-satunya Pihak yang Serius Lawan Entitas Penjajah

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menilai bahwa H4mas, satu-satunya pihak yang serius melawan entitas penjajah Yahudi.

"Jika kita membaca atau berusaha menjawab tadi, sebenarnya siapa atau pihak mana yang sungguh serius sebutlah melawan Isr4el itu, ya..maka kita bisa menjawab satu-satunya adalah ya H4mas itu," tuturnya dalam acara Fokus Reguler: Serangan ke Isr4el, Nyata atau Drama? Ahad (21/4/2024) di kanal YouTube UIY Official Channel.

Menurutnya, hal itu bisa dilihat pertama dari track record, bahwa Hamas itu di dalam sejarah didirikannya itu sebagai bentuk perlawanan langsung pada entitas Yahudi.
"Terlebih setelah PLO itu mengubah visi dan misi perjuangannya, termasuk mengubah Anggaran Dasar di dalamnya itu ada bentuk perlawanan jihad, itu kan dicoret oleh PLO," ulasnya.

Jadi, semenjak itu, sudah tidak ada lagi sebenarnya perlawanan dari PLO, karena dia sudah mengubah dari bentuk perlawanan langsung itu, menjadi bentuk perlawanan diplomasi politik atau perundingan.

"Lalu lahirlah Hamas, dan kita bisa melihat itu, bahwa serangan Hamas kepada Israel itu merupakan respon langsung terhadap apa yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, baik itu di jalur Gaza itu sendiri maupun di Tepi Barat," tandasnya.

UIY menilai yang lainnya (kelompok-kelompok selain Hamas) itu sebenarnya lebih merupakan proxi. "Di sekelilingnya itu kan ada Houthi di Yaman, kemudian ada Hizbullah di Utara Libanon Selatan, kemudian ada lagi PLO tentu saja. Nah, itu semua itu merupakan proxi. Baik itu proxi Iran maupun yang lainnya," jelasnya.

Adapun Iran dan Israel sendiri, lanjutnya, sebenarnya mereka keduanya itu sangat memahami akibat-akibat yang mungkin ditimbulkan jika mereka melakukan konfrontasi terbuka.

"Satu dengan yang lain, mereka sangat memahami itu," imbuhnya.

Pilihan Naif

Dalam konteks hubungan yang memiliki sisi-sisi ketergantungan satu dengan yang lain, opsi perang secara terbuka itu menjadi pilihan na'if buat mereka, karena jika itu dilakukan sangat kecil kemungkinan akan menghantarkan pada tujuan.

UIY mengatakan, tujuan Israel itu sebenarnya ingin lebih ke dalam. "Maksudnya, bagaimana mengamankan posisinya (entitas Yahudi) itu dari gangguan-gangguan kecil," ungkapnya.

Tetapi, sambung UIY, ternyata tidak bisa dianggap remeh serangan Hamas kemarin itu (Taufan al-Aqsa 7 Oktober 2024).

"Nah, karena itulah maka Israel itu akan merespons Iran itu secara terbatas, karena dia sangat memahami bahwa konfrontasi terbuka itu justru akan menghantarkan mereka pada kehancuran bersama, baik Israel maupun Iran," terangnya.

UIY menilai, apalagi sekarang entitas Yahudi itu menyadari betul posisinya tidak mudah, akibat tekanan internasional yang luar biasa atas apa yang dilakukan di Gaza.

"Karena itulah, kita bisa melihat bahwa kedua belah pihak sekarang ini mengambil pilihan rasional dengan tetap menjaga kepentingan strategis masing-masing, tetapi sekaligus juga menjaga...kalau bahasanya ini itu izzahnya atau muru'ahnya," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka

Karena Alasan Inilah Anda Harus Menulis Berita

Tinta Media - Dalam banyak kesempatan, Anda mestilah tidak menonton video 𝑡𝑎𝑙𝑘𝑠ℎ𝑜𝑤 yang durasinya panjang. Alasannya, bisa karena tidak cukup waktu, tidak cukup kuota, tidak tertarik dengan judulnya, dan atau alasan lain. Namun ketika meluangkan waktu untuk menontonnya secara saksama, ternyata Anda temukan banyak pesan penting dalam video tersebut yang sangat berguna untuk diketahui publik.

Pilihannya, (1) Anda akan menyebarkan video tersebut, atau (2) kutip saja pernyataan yang menurut Anda sangat penting lalu disebarkan.

Kalau yang pertama Anda pilih, tentu saja orang lain sangat mungkin beralasan sama dengan Anda di awal sehingga tidak menontonnya. Kalau poin kedua yang Anda pilih, bisa saja membuat video pendek lalu disebarkan di medsos.

Namun, bila Anda memilih untuk menuliskannya, maka salah satu tulisan yang paling pas digunakan adalah berita lugas (𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑛𝑒𝑤𝑠/SN) yang secara awam sering disebut sebagai berita (𝑛𝑒𝑤𝑠) saja.

SN adalah 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑖𝑛𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛. Jadi, sejak membaca paragraf pertama (teras/𝑙𝑒𝑎𝑑), pembaca langsung mendapatkan pesan utama yang disampaikan Anda.

Bila dalam video tersebut, menurut Anda, ada sepuluh bahasan penting, maka Anda bisa menulis 10 SN, yang tentu saja dengan 10 judul berbeda. Bandingkan dengan video yang hanya satu judul, maka peluang SN yang diangkat dari video tersebut memiliki 10 kali lipat peluang untuk dibaca.

Itu merupakan salah satu alasan mengapa Anda harus menulis SN. Alasan lainnya ada banyak. Beberapa di antaranya sebagai berikut.

𝑷𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂, 𝐒𝐍 𝐜𝐨𝐜𝐨𝐤 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐢𝐛𝐮𝐤 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐡𝐚𝐮𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚. Karena karakter SN yang 𝑡𝑜 𝑡ℎ𝑒 𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡 sejak awal kalimat, sangat cocok dibaca oleh orang-orang yang tidak memiliki waktu banyak tetapi sangat haus akan informasi kekinian yang terjadi di dalam maupun luar negeri.

Mereka baru baca judul dan paragraf pertama saja, informasi berharga langsung diterima. Jadi, SN yang Anda buat benar-benar sangat menghemat waktu mereka.

𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂, 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐒𝐍 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐜𝐨𝐜𝐨𝐤 𝐝𝐢𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐮𝐬𝐥𝐮𝐛 (𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐧𝐢𝐬) 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐦𝐛𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧.

Realitas tersebut setidaknya ada dua macam: (1) realitas yang islami sehingga sangat layak untuk disyiarkan, salah satunya melalui SN; (2) realitas yang tidak islami sehingga sangat layak untuk dikoreksi, salah satu caranya dapat dikoreksi melalui SN. Sehingga publik selain tahu ada masalah, mendapatkan edukasi juga dari sudut pandang dan atau solusi yang islaminya.

𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂, 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢. Saat ini memang sudah berlimpah SN yang dibuat media massa, namun sayangnya banyak SN yang justru menginformasikan realitas yang tidak islami, tetapi dikesankan sebagai sesuatu yang baik dan layak untuk diikuti. Lebih parahnya lagi, ralitas yang islami dikesankan sebagai sesuatu yang buruk dan harus diperangi.

Dengan kata lain, media massa sekuler dengan berbagai SN yang diproduksinya tersebut sedang melakukan amar mungkar dan nahi makruf. Maka, Anda harus melawannya. Salah satu cara melawannya adalah dengan melakukan amar makruf dan nahi mungkar dengan uslub membuat SN juga.

𝑲𝒆𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕, 𝐒𝐍 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐬𝐥𝐮𝐛 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐨𝐤𝐨𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠-𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐲𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐫𝐮𝐣𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐩𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤.

Media massa sekuler dan media massa islami tentu saja memiliki kriteria bertolak belakang orang mana yang layak dijadikan narasumber agar pendapatnya dirujuk pembaca.

Maka, sebagaimana media massa sekuler yang menokohkan orang-orang sekuler dengan cara dijadikan narasumber SN yang mereka buat, sebaliknya Anda menjadikan orang-orang islami sebagai narasumber SN yang Anda buat, salah satunya untuk mematahkan pendapat tokoh-tokoh sekuler tersebut.

𝑲𝒆𝒍𝒊𝒎𝒂, 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐧𝐚𝐫𝐚𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Sebelum pernyataan narasumber terkait suatu kejadian aktual sampai ke pembaca tentu saja akan sampai kepada Anda lebih dahulu, karena Andalah yang menyajikan informasi/ilmu dari narasumber ke dalam bentuk SN untuk dikonsumsi publik.

𝑲𝒆𝒆𝒏𝒂𝒎, 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐚𝐡𝐥𝐢 𝐝𝐢 𝐛𝐢𝐝𝐚𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐚𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢. Dengan alasan Anda sebagai jurnalis yang hendak membuat berita dalam isu tertentu yang tengah aktual, Anda bisa bertanya (wawancara) kepada para pejabat terkait, praktisi, ahli, dan pengamat di bidangnya masing-masing.

Tentu saja setelah mendapat jawabannya harus segera dibikin SN ya, jangan hanya cukup membuat Anda tahu saja. Karena secara etis, Anda harus memberikan bukti hasil wawancaranya berupa berita yang sudah dimuat di media massa.

Itulah enam dari sekian banyak alasan yang membuat Anda harus menulis SN. Empat alasan lainnya bisa Anda baca pada buku 𝑇𝑖𝑝𝑠 𝑇𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑆𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑢𝑟𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠 𝐽𝑖𝑙𝑖𝑑 1: 𝑇𝑒𝑘𝑛𝑖𝑘 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑂𝑝𝑖𝑛𝑖, 𝐵𝑎𝑏 1 𝑇𝑖𝑝𝑠 𝑆𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑑𝑎𝑘𝑤𝑎ℎ 𝐿𝑒𝑤𝑎𝑡 𝑇𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛 ataupun baca pada tautan https://shorturl.at/CFJW0 .

Meskipun dimuat pada buku teknik menulis opini, tips tersebut cocok juga diterapkan kepada Anda yang menimbang-nimbang perlu tidaknya menulis SN dan atau untuk meningkatkan semangat Anda agar tetap istiqamah menulis SN. Anda punya alasan lain? Silakan tulis di kolom komentar. []
.
Depok, 13 Syawal 1445 H | 22 April 2024 M
.
Joko Prasetyo
Jurnalis

Sabtu, 27 April 2024

Pengamat: Konstelasi Internasional Berubah karena Perang

Tinta Media - Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana menyatakan bahwa perubahan konstelasi internasional itu umumnya terjadi ketika terjadi perang besar.

"Perang dunia kesatu, itu mengubah konstelasi internasional. Ada dulu Jerman, ada kemudian kekhilafahan Turki Utsmani. Kemudian ketika kalah perang, jadilah Inggris dan Perancis menjadi negara adidaya," tuturnya dalam acara Fokus Reguler: Serangan ke Israel, Nyata atau Drama? Ahad (21/4/2024) di kanal YouTube UIY Official Channel. 

Demikian juga, kata Budi, perang dunia kedua, Amerika bisa memanfaatkan situasi perang dunia kedua untuk kemudian mengambil alih posisi adidaya dari Inggris dan Perancis.

"Dia (Amerika Serikat) negara yang tanpa rival, sudah tidak ada rival yang sepadan dengan Amerika Serikat," ungkapnya. 

Ia melihat di sinilah pentingnya umat Islam untuk memahami peta politik internasional. 

"Memetakan mana negara adidaya, mana negara pendukungnya, negara-negara muslim relasinya dengan negara-negara adidaya seperti apa? Sehingga dengan begitu kita bisa membaca sebenarnya arah dan situasi-situasi yang kita lihat saat ini, itu seperti apa ke depannya," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka

MMC: Demokrasi Sekuler Kapitalisme Gagal Atasi Kejahatan Seksual

Tinta Media - Narator MMC (Muslimah Media Center) menilai penerapan sistem demokrasi sekuler kapitalisme gagal mengatasi kejahatan seksual di masyarakat.

"Penerapan sistem batil, demokrasi sekuler kapitalisme, terbukti tidak mampu menciptakan lingkungan yang mendukung agar kejahatan termasuk kejahatan seksual tidak merajalela di masyarakat. Terlebih aturan yang diberikan pemerintah tidak menyentuh akar persoalan dan sistem sanksinya juga tidak menjerakan," tuturnya dalam video Serba Serbi MMC: Pornografi, Mungkinkah Diberantas dengan Peraturan Ala Kapitalis? Di kanal YouTube Muslimah Media Center, Selasa (23/4/2024).

"Sesungguhnya tidak ada sistem di dunia ini yang mampu menjaga generasi dari kejahatan pornografi kecuali sistem Islam yang diterapkan secara kaffah oleh khilafah," imbuhnya.

Ia menjelaskan bahwa Islam memandang pornografi adalah kemaksiatan, sebab dalam pornografi mengandung konten terbukanya aurat, perbuatan tidak senonoh bahkan berzina dan hal keji lainnya. Konten seperti ini jelas merusak kebersihan dan kesucian akal manusia. Tidak hanya itu, konten pornografi menjadi pemicu bangkitnya gharizah nau atau naluri melestarikan keturunan. Pada akhirnya, pemikiran masyarakat menjadi rendah karena hanya memikirkan hal-hal yang bersifat seksualitas. "Karena itu, kejahatan ini harus dihentikan," tukasnya.

"Dalam Islam, negara tidak akan tinggal diam dan membiarkan pornografi menjadi industri bahkan menjadi shadow ekonomi seperti saat ini," tambahnya.

Solusi Khilafah

Ia memaparkan bahwa khilafah akan berupaya mengatasi masalah ini hingga ke akarnya. Mekanisme yang ditempuh yakni, pertama, khilafah akan menjaga kesucian dan kebersihan interaksi masyarakatnya dengan penerapan sistem pergaulan Islam. Syariat pergaulan menjelaskan bahwa kehidupan publik untuk interaksi ta'awun dan amar makruf nahi mungkar antar sesama. Sementara kehidupan domestik untuk interaksi kehidupan keluarga. Ketika sistem pergaulan Islam digunakan sebagai mafahim atau pemahaman dan maqayis atau tolak ukur perbuatan maka masyarakat akan memahami batasan interaksi laki-laki dan perempuan di kehidupan publik dan domestik. "Konsep ini akan menutup celah bagi para pelaku pornografi untuk melakukan aksinya, karena mereka akan merasa malu sendiri dengan kemaksiatan yang mereka lakukan," bebernya.

Kedua, media dalam khilafah tidak akan menayangkan konten-konten yang rusak dan merusak masyarakat. Media hanya boleh menayangkan konten-konten yang mengedukasi masyarakat terkait syariat. Islam meningkatkan taraf berpikir masyarakat dan menunjukkan haibah atau kewibawaan khilafah di dunia internasional. "Dengan ketegasan demikian masyarakat khilafah akan senantiasa mengonsumsi tayangan bermanfaat," tukasnya.

Ketiga, khilafah akan membentuk masyarakat memiliki kepribadian Islam dengan menerapkan sistem pendidikan Islam yang akan membentuk generasi memiliki pola pikir dan pola sikap sesuai dengan syariat Islam. "Sehingga masyarakat secara sadar meninggalkan kemaksiatan termasuk pornografi karena dorongan keimanan," ungkapnya.

Keempat, sistem ekonomi Islam menjamin kesejahteraan dan kebutuhan dasar publik. Dengan begitu industri maksiat seperti pornografi tidak akan berkembang. "Jangankan berkembang munculnya saja tidak," tegasnya.

Kelima, khilafah akan menerapkan sistem sanksi Islam bagi yang melakukan pelanggaran. Penerapan sistem sanksi Islam atau uqubat akan memberikan efek jera bagi pelaku, bahkan mampu menjadi upaya preventif di tengah-tengah masyarakat. "Beberapa mekanisme ini akan menutup celah perbuatan pornografi di tengah-tengah masyarakat," terangnya.

"Di dalam Daulah Khilafah, anak-anak akan tumbuh di lingkungan masyarakat yang bersih akalnya, jiwanya serta kebiasaannya. Sehingga mereka tidak akan menjadi korban atau pelaku pornografi seperti saat ini," pungkasnya.[] Ajira

Jumat, 26 April 2024

Judi Online Makin Marak, Upaya Penyelesaian Pemerintah Dinilai Tidak Solutif

Tinta Media - Upaya penyelesaian oleh penguasa atau pemerintah Indonesia terhadap judi online yang semakin marak dinilai Muslimah Media Center (MMC) tidak solutif.

"Bertambahnya korban dan pelaku judi online sebenarnya memperlihatkan upaya yang dilakukan oleh penguasa tidak solutif," ujar Narator dalam tayangan Serba-Serbi: Jutaan Warga Terjerat Judi Online, Pemberantasannya Mandul dalam Kapitalisme, di kanal YouTube MMC, Ahad (21/4/2024).

Ia mengungkapkan bahwa judi online bukan masalah baru. Keburukan dan kesengsaraan yang dihasilkan dari aktivitas ini telah terkuak semakin jelas.

"Penguasa mengklaim sudah melakukan usaha semaksimal mungkin dengan memblokir situs-situs judi online. Anehnya, data korban maupun pelaku judi online kian hari semakin bertambah," ungkap Narator.

Ia pun mengkritisi, pemblokiran situs judi online tanpa edukasi yang mengubah perilaku masyarakat jelas tidak akan menyelesaikan masalah.

Berkaitan dengan itu, Narator menuturkan, Syekh Taqiyyuddin an-Nabhani dalam kitabnya Nizhamul Islam bab Thariqul Iman menjelaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi pemahaman mereka terhadap sesuatu, sementara sebuah pemahaman tergantung pada cara berpikir seseorang terhadap sesuatu saat ini.

Mirisnya, Narator mengungkapkan, saat ini masyarakat termasuk para pemuda justru masih banyak yang menganggap judi adalah permainan yang menyenangkan.

"Pelaku merasa senang untuk bertaruh. Terlebih jika mereka pernah menang permainan judi, timbul rasa candu ingin terus memenangkan permainan," ungkapnya.

Sementara sambungnya, para pemilik modal kemudian memanfaatkan kondisi ini untuk mendulang keuntungan yang berlipat ganda.

"Mereka masih menggunakan berbagai platform judi online disertai dengan slogan-slogan yang menarik para korban," ungkapnya lagi.

Ketika cara berpikir masyarakat termasuk para pemuda rusak karena hanya memikirkan kesenangan sesaat, dan para pemilik modal dengan bebas membuka platform judi online, maka terang Narator,  judi online akan terus bermunculan meskipun telah diberantas beribu-ribu kali.

"Seharusnya penguasa memahami pangkal masalah ini, sehingga solusi yang mereka berikan bukan hanya sekadar memblokir situs-situs judi online," kritiknya.

Selain itu, Narator menyampaikan, seharusnya sanksi yang diberikan kepada pelaku judi online juga harus tegas dan membuat jera.

"Namun alih-alih memberikan edukasi dan sanksi jera, menurut hasil laporan analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK malah ada dugaan transaksi judi online sebesar Rp155,4 triliun yang mengalir ke sejumlah pihak, termasuk oknum anggota polisi. Berita ini dilansir dari tribunnews.com 15 September 2022," bebernya.

Ia lantas mengatakan, judi online bagaikan lingkaran setan yang susah untuk diberantas. "Seperti inilah ketika penguasa maupun masyarakat terjebak dengan cara pandang sistem sekularisme kapitalisme," pungkasnya.

Diketahui, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan saat ini setidaknya 2,7 juta warga Indonesia terjerat judi online. Dari jumlah tersebut, mayoritas yang terjerat adalah kalangan muda. "Dari 2,7 juta penjudi yang ada ini ternyata cukup banyak yang kaum muda, ya paling enggak [usia] 17 sampai 20-an lah," kata Budi di Ruang Rapat Lantai 7 Kementerian Kominfo, Jumat (19/4).

Budi juga mengatakan, pihaknya selama ini sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memberantas judi online. Ia menyebut, selama delapan bulan menjabat sebagai Menkominfo pihaknya sudah memblokir 1,6 juta konten judi online. [] Muhar

PKAD: Senjata Kapitalis dalam Konflik Papua adalah HAM

Tinta Media - Analisis Senior Pusat Analisis Kajian Data (PKAD) Dr. Agus Kiswantono menuturkan senjata yang paling terdepan yang dilakukan oleh negeri-negeri kapitalis penjajah itu adalah HAM.

"Senjata yang paling terdepan yang dilakukan oleh negeri-negeri kapitalis penjajah itu adalah manakala mereka punya kepentingan dan mereka ada ketidakberdayaan, itu adalah yang diajukan. Itu adalah senjata HAM," ujarnya dalam Kabar Petang Menumpas OPM dan Sayap-sayap Politiknya di kanal Youtube Khilafah News, Senin (15/4/2024).

"Sementara manakala kita sebagai warga asli yang punya hak untuk mengatur wilayah kita, maka yang mayoritas itu akan dituduh melakukan pelanggaran HAM," tegasnya.

Menurutnya, sejak dulu kalau kepentingan kapitalis lemah, maka HAM itu akan dikedepankan, tapi kalau kepentingan kapitalis kuat maka arogansi yang akan ditampilkan.

"Jadi ini sangat basis sekali. Jadi yang dilakukan oleh Amerika yang kemarin, Amerika di Israel seperti itu. Jadi kalau mereka kuat, itu arogan. Mereka lemah, maka HAM itu akan dikedepankan, seperti itulah dinamika negara-negara penjajah dan itu sangat terasa di Papua," ungkapnya.

Agus bersyukur karena Allah memberikan  keluasan potensi sumber alam mineral yang sangat luar biasa dalam bentuk emas di Papua.

Agus menilai ini sebenarnya sangat luar biasa kontradiktif sebetulnya, kekayaan sangat luar biasa pasti akan menjadi magnet atau akan menjadi satu barometer negara-negara lain untuk melakukan pencaplokan.

"TNI dengan beragam infrastruktur yang ada pasti paham, untuk melakukan tindakan yang terstruktur, yang terukur untuk melakukan penanganan dan pengamanan wilayah Papua tersebut dengan memberikan sanksi yang tegas kepada OPM," pungkasnya.[] Muhammad Nur

Kamis, 25 April 2024

Analis: Negara Harus Mandiri dan Ofensif Hadapi OPM

Tinta Media - Analis Senior Pusat Analisis Kajian Data (PKAD) Dr. Agus Kiswantono menilai negara ini harusnya mampu mandiri dan bisa menentukan penyikapan secara ofensif bukan defensif dalam menghadapi serangan-serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Kita (negara) ini harusnya mampu mandiri dan bisa menentukan penyikapan secara ofensif, bukan defensif terkait dengan serangan-serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) tersebut," ujarnya dalam Kabar Petang Menumpas OPM dan Sayap-Sayap Politiknya di kanal Youtube Khilafah News, Senin (15/4/2024).

Kalau ofensif ujarnya, maka ini menandakan akan memberikan suatu penegasan bahwa negara ini tidak diatur oleh aturan-aturan dari intervensi negara-negara lain.

"Ini adalah wilayah Indonesia. Ini adalah wilayah yang otoritatifnya itu atau kewenangannya itu masuk kewenangan dari Indonesia," tegasnya.

Oleh karena itu, menurut Agus, sikap tegas ini akan merepresentasikan berarti Indonesia itu punya kemandirian untuk mengatasi sekelompok kecil organisasi.

Kalau itu sudah seperti ini, OPM dipersenjatai itu jadi tanda-tanya besar ungkapnya, padahal itu adalah jauh sekali dari kekuatan militer, namanya juga ini organisasi teroris yang berarti itu kan pendekatannya Extraordinary.
Extraordinary itu berarti harus diprioritaskan betul, bukan berarti ini suatu yang sulit.

Menurut Agus, ada kekuatan yang menyebabkan  penghalang militer untuk melakukan tindakan atau memberi sanksi atau memberi penalti kepada OPM yang sudah bertindak melebihi.

"Sehingga di sini perlu sikap yang tegas perlu sanksi yang yang diberikan kepada  sekelompok orang atau segerombolan orang yang itu notabenenya melakukan perongrongan baik itu secara kekuatan maupun secara keamanan yang itu di wilayah Papua," pungkasnya. [] Muhammad Nur

Rabu, 17 April 2024

Gelombang Pengungsi Rohingya di Aceh, Pengamat: Potret Umat Islam yang Menyedihkan


Tinta Media - Masih banyaknya gelombang pengungsi Rohingya di Aceh, menurut Pengamat Hubungan Internasional Farid Wadjdi, menunjukkan potret dari kondisi umat Islam yang menyedihkan.

"Ini sebenarnya potret dari kondisi umat Islam yang menyedihkan," ujarnya dalam Tanya Ahlinya No More Refugee Life? Di kanal Youtube Khilafah News, Senin (15/4/2024).

"Sama seperti mengalirnya pengungsi-pengungsi Suriah ke Eropa. Demikian juga banyaknya pengungsi-pengungsi dari Afrika ke Eropa," tukasnya.

Menurutnya, itu tidak bisa dilepaskan dari faktor penjajahan. Mereka dijajah bahkan diusir dari negeri mereka sendiri.

Sebenarnya, ucap Farid, Muslim Rohingya ini memiliki tanah air. "Tanah air mereka itu adalah Arakan. Itulah tanah air mereka," tegasnya.

Jadi, bebernya, Islam itu sudah masuk pada tahun 877 Masehi. Artinya sudah  abad ke-7 di masa Khalifah Harun ar-Rasyid. "Di Arakan sendiri itu pernah berdiri Kesultanan Islam itu lebih kurang 3,5 abad. Itu artinya cukup lama  dari tahun 1430 hingga 1784M," ungkapnya.

"Kemudian terjadilah beberapa gejolak-gejolak perang, saat itu  berhadapan dengan kerajaan Buddha ulasnya. Nah  kondisinya kemudian menjadi lebih parah lagi setelah Inggris menguasai wilayah itu pada tahun 1937," terangnya.

Ia menguraikan bahwa kolonial Inggris itu menduduki wilayah Arakan. Di situ penindasan terhadap umat Islam semakin menjadi, semakin bertambah. Perlawanan para ulama itu kemudian dihadapi oleh Inggris dengan kekejaman dan politik adu domba.

"Jadi Inggris menggunakan orang-orang Buddha, mempersenjatai orang-orang Buddha pada waktu itu, untuk memerangi kaum Muslimin di Arakan," imbuhnya.

Dan yang menarik, ujarnya, pada tahun 1947 Inggris itu mengadakan konferensi untuk mempersiapkan kemerdekaan terhadap  Myanmar atau Burma. Pada waktu itu  namanya tahun 1947 dalam Konferensi itu semua ras semua kelompok itu diajak kecuali muslim Rohingya.

Jadi, menurutnya, ini sebenarnya bagian dari kejahatan kolonialisme Inggris  untuk kemudian menciptakan konflik di tempat-tempat yang mereka jajah. Sehingga konflik itu suatu saat nanti akan digunakan oleh Inggris untuk melakukan intervensi.

"Inggris itu meskipun dia memberikan kemerdekaan, karena kondisi yang memaksa Inggris untuk memberikan kemerdekaan, sebenarnya pada waktu itu Inggris berhadapan dengan Amerika," terangnya.

Ia menilai, solusi dari persoalan Rohingya adalah membebaskan kaum Muslimin dari penjajahan ini dan mengembalikan wilayah kaum muslimin kembali kepada negeri Islam. [] Muhammad Nur

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab