Tinta Media: muslimin
Tampilkan postingan dengan label muslimin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label muslimin. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 April 2024

Saatnya Kaum Muslimin Lebaran di Gaza


Tinta Media - Hari raya Idul Fitri memanglah hari bahagia buat umat Islam sedunia, tetapi tidak untuk warga Gaza Palestina. Mereka justru merayakan dengan kesedihan karena masih dalam cengkeraman Zionis Yahudi dan masih belum dipastikan kapan akan berakhir.

Memang ada perayaan hari raya Idul Fitri di Gaza. Namun, mereka (Zionis Yahudi) melakukan tindakan yang brutal pada kaum muslimin di sana. Bahkan tidak main-main, Yahudi Zionis melakukan genosida di beberapa titik di wilayah Gaza. Mereka sampai mengirimkan pesawat tempur dan juga tank-tank hanya untuk menyerang anak-anak dan kaum muslimin yang tak berdaya. 

Lebih parah lagi, para penguasa di negeri-negeri muslim hanya berani mengecam, tidak berani melakukan tindakan yang nyata untuk mengusir para Zionis keluar dari negeri Palestina.

Kebanyakan kaum muslimin hanya bermain retorika seolah-olah menutupi kebusukannya. Namun, secara diam-diam melakukan hubungan diplomasi dan kerja sama dengan penjajah Yahudi Zionis. 

Maka dari itu, di momentum lebaran ini, saatnya umat Islam bersatu untuk melakukan suatu tindakan yang nyata untuk mengusir penjajah dengan mengirimkan tentara untuk mengusir mereka. 

Idul fitri adalah hari raya umat Islam. Di hari ini, umat Islam berkumpul merayakan kegembiraannya. Dengan kegembiraan itu, seharusnya kaum muslimin juga memikirkan kegembiraan saudaranya di Gaza Palestina.

Kegembiraan warga Gaza saat ini belum sepenuhnya terpenuhi karena masih dalam cengkeraman Zionis Yahudi. Agar kegembiraan itu mampu di ciptakan, caranya adalah dengan mengusir penjajah Yahudi Zionis dari tanah Palestina. 

Karena Palestina adalah tanah kharajiyah, yaitu tanah yang dibebaskan oleh kaum muslimin melalui jihad fisabilillah di masa kekhilafahan Umar bin Khattab. Karena itu, tanah Palestina menjadi milik kaum muslim dan berlaku sampai hari Kiamat.

Klaim bahwasanya tanah itu milik Yahudi hanyalah klaim yang tidak hanya klaim biasa, tanpa ada bukti nyata. Faktanya, dari masa ke masa, Yahudi hanyalah kaum yang terusir. Bahkan pendirian negara Zionis terbukti ada campur tangan dari Inggris.

Untuk membebaskannya, kaum muslimin tidak hanya cukup dengan kecaman ataupun boikot saja. Memang bisa, tetapi tidaklah efektif dan solutif. Tidak ada cara lain, harus secara militer untuk mengusirnya. Itulah yang paling efektif. Itu adalah solusi yang ditakuti oleh Zionis Yahudi. Buktinya, negeri kaum muslimin dibuat sekat-sekat nasionalisme yang merupakan penjara pemikiran bagi kaum muslimin.

Dengan terusirnya penjajah Yahudi Zionis ini, warga Gaza akan merayakan hari raya dengan bahagia, sama dengan kaum muslimin yang lain. Bahkan, kaum muslimin mampu merayakan hari raya ini di mana saja, bahkan di Gaza Palestina sekalipun, tanpa adanya sekat-sekat yang memisahkannya.


Oleh: Setiyawan Dwi 
Jurnalis

Rabu, 10 Januari 2024

Pergantian Tahun, Muhasabah bagi Kaum Muslimin




Tinta Media - Saat ini kita sudah memasuki tahun baru 2024. Seperti biasa, pergantian tahun identik dengan pesta kembang api. Bahkan, supaya bisa menyaksikan detik-detik diluncurkannya kembang api, masyarakat rela berbondong-bondong karena tidak ingin melewatkan momen tersebut. 

Dilansir dari CNN Indonesia, untuk bisa merayakan tahun baru warga mengajak keluarga dan orang-orang terdekat berlibur ke suatu tempat. Beberapa rekomendasi lokasi di Jakarta ditawarkan untuk menyaksikan pesta kembang api malam tahun baru 2024. Selain pesta kembang api, di lokasi tersebut juga diadakan festival kuliner, bazar disertai acara musik yang menghadirkan artis-artis ternama.

Di saat yang sama, kaum muslimin di Gaza Palestina masih dibayang-bayangi dengan penjajah Zionis Yahudi. Penduduknya dipaksa keluar dari rumah mereka melalui serangan tanpa henti oleh Zionis Yahudi  selama 12 pekan belakangan ini. Korban yang meninggal akibat serangan zionis Yahudi selama puluhan tahun pun sudah tidak terhitung. 

Belum lagi penderitaan yang dialami oleh muslim Rohingya. Mereka mengalami stateless akibat  genosida oleh rezim Myanmar selama bertahun-tahun. Mereka mencari suaka selama bertahun-tahun, tetapi yang mereka dapatkan adalah pengusiran.

Pesta kembang api yang diadakan di berbagai negeri muslimin menunjukkan bahwa kaum muslimin telah abai terhadap urusan umat. Bahkan, seruan pembelaan terhadap Palestina sudah tidak santer lagi terdengar. Aksi pemboikotan terhadap produk Yahudi pun sudah mulai melonggar. 

Sikap kaum muslimin yang tidak peduli dengan saudara seakidahnya adalah cerminan dari nasionalisme. Ikatan nasionalisme ini berasal dari pemikiran Barat yang membuat mereka hanya mencintai wilayah masing-masing. Pemikiran nasionalisme inilah yang menyekat-nyekat kaum muslimin di berbagai negara. Wajar ketika mereka merasa bukan saudara dengan muslim yang tidak senegara dengannya.

Padahal, Rasulullah saw. bersabda, "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Muslim).

Seperti itulah seharusnya sikap kaum muslimin terhadap kaum muslimin yang lain, meskipun berbeda suku bangsa dan ras. Perasaan yang harus muncul di benak kaum muslimin adalah karena dorongan akidah, bukan sekadar rasa simpati, empati, maupun lainnya. Sehingga, ikatan yang mengikat kaum muslimin adalah ikatan ukhuwah Islamiyah karena keimanan. Ikatan inilah yang akan menyatukan kaum muslimin di seluruh dunia, sehingga merasakan penderitaan yang dialami oleh kaum muslimin yang dilukai.

Saat ini, perasaan kaum muslimin dalam menyikapi penjajahan terhadap penduduk Palestina hanya karena kemanusiaan. Sehingga, sebagai individu yang mempunyai rasa kemanusiaan, mereka tergerak hati untuk mengirimkan bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan lain sebagainya. Padahal, yang dibutuhkan oleh mereka adalah bantuan dalam bentuk militer. 

Maka, akar persoalan yang harus dituntaskan oleh kaum muslimin saat ini adalah dengan menghapus sekat-sekat nasionalisme yang membelenggu kaum muslimin, serta menciptakan pelindung sejati bagi umat secara internasional, karena ada PBB selama ini pun tidak bisa menyelesaikan persoalan kekejaman terhadap kaum muslimin. 

Maka, sikap yang seharusnya dimuhasabahi oleh kaum muslimin  di pergantian tahun ini adalah bukan bersenang-senang di atas penderitaan saudara seakidah, melainkan memperjuangkan sebuah negara yang akan menerapkan syariat Islam secara kaffah, yakni Khilafah Islamiyah yang akan menolong kaum muslimin yang terzalimi di mana pun. Wallahu'alam bishshawab.

Oleh: Sumiati
Sahabat Tinta Media

Sabtu, 18 November 2023

Abdullah Hemahahua: Wajib Secara Syariah dan Akidah untuk Membebaskan Palestina



Tinta Media - Mantan Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hemahahua menegaskan, wajib bagi kaum Muslimin secara syariah dan akidah untuk membebaskan Palestina.

“Karena itu merupakan kiblat pertama Masjidil Aqsa, maka kewajiban secara syariah dan secara akidah untuk membebaskan Palestina termasuk Masjidil Aqsa,” ujarnya dalam acara Bincang Perubahan dengan tema Boikot Produk Zionis Yahudi Sesuai Level Kita – Dr. Abdullah Hehamuhua, S.H., M.M., Jumat (17/11/2023) di kanal Youtube Bincang Perubahan.

Mengutip dari kisahnya Rasulullah SAW, Abdullah membeberkan, ketika Rasulullah SAW  Isra kemudian Miraj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan ke langit ketujuh, Allah memperjalankan hamba-Nya (Rasulullah SAW) pada suatu malam tersebut, yang Allah jelaskan dalam firman-Nya surat Al Isra ayat 1.

“Setelah selesai dari miraj kemudian perintah salat lima waktu dan kiblatnya adalah Masjidil Aqsa,” tandasnya. [] Setiyawan Dwi
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab