Tinta Media: Gaza
Tampilkan postingan dengan label Gaza. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gaza. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Mei 2024

34 Ribu Warga Gaza Syahid, IJM: Penguasa Muslim Hanya Menonton

Tinta Media - Saat pasukan zionis meratakan jalur Gaza dan lebih dari 34.000 warga sipil tak berdosa menjadi Syahid, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menilai para penguasa pengkhianat di negara-negara Muslim sekitar Gaza seakan puas hanya dengan menonton dan menghitung para syahid.

"Para penguasa pengkhianat di negara-negara muslim sekitar Gaza seakan puas hanya dengan menonton dan menghitung para syahid," tuturnya dalam tayangan video Para Penguasa Arab Hanya Puas Menjadi Menonton Dan Menghitung Korban Yang Syahid? Di kanal Youtube Justice Monitor, Rabu (1/5/2024).

Bahkan, ungkap Agung, mereka tidak mengakui, pemutusan hubungan diplomatik dan perdagangan. "Yang lebih buruknya lagi mereka terus melakukan normalisasi. Apakah mereka telah buta dan tuli?" Ujarnya.

Penguasa Muslim dinilai tidak peduli dengan penghancuran seluruh kota dan pembantaian seluruh penduduk Gaza. "Yang mereka pedulikan hanya kursi mereka yang sudah rapuh. Jangan sampai ini menunjukkan bahwa mereka adalah pengkhianat sejati terhadap rakyat Palestina dan terhadap Islam," pungkasnya.[] Muhammad Nur

Jumat, 26 April 2024

Saatnya Kaum Muslimin Lebaran di Gaza


Tinta Media - Hari raya Idul Fitri memanglah hari bahagia buat umat Islam sedunia, tetapi tidak untuk warga Gaza Palestina. Mereka justru merayakan dengan kesedihan karena masih dalam cengkeraman Zionis Yahudi dan masih belum dipastikan kapan akan berakhir.

Memang ada perayaan hari raya Idul Fitri di Gaza. Namun, mereka (Zionis Yahudi) melakukan tindakan yang brutal pada kaum muslimin di sana. Bahkan tidak main-main, Yahudi Zionis melakukan genosida di beberapa titik di wilayah Gaza. Mereka sampai mengirimkan pesawat tempur dan juga tank-tank hanya untuk menyerang anak-anak dan kaum muslimin yang tak berdaya. 

Lebih parah lagi, para penguasa di negeri-negeri muslim hanya berani mengecam, tidak berani melakukan tindakan yang nyata untuk mengusir para Zionis keluar dari negeri Palestina.

Kebanyakan kaum muslimin hanya bermain retorika seolah-olah menutupi kebusukannya. Namun, secara diam-diam melakukan hubungan diplomasi dan kerja sama dengan penjajah Yahudi Zionis. 

Maka dari itu, di momentum lebaran ini, saatnya umat Islam bersatu untuk melakukan suatu tindakan yang nyata untuk mengusir penjajah dengan mengirimkan tentara untuk mengusir mereka. 

Idul fitri adalah hari raya umat Islam. Di hari ini, umat Islam berkumpul merayakan kegembiraannya. Dengan kegembiraan itu, seharusnya kaum muslimin juga memikirkan kegembiraan saudaranya di Gaza Palestina.

Kegembiraan warga Gaza saat ini belum sepenuhnya terpenuhi karena masih dalam cengkeraman Zionis Yahudi. Agar kegembiraan itu mampu di ciptakan, caranya adalah dengan mengusir penjajah Yahudi Zionis dari tanah Palestina. 

Karena Palestina adalah tanah kharajiyah, yaitu tanah yang dibebaskan oleh kaum muslimin melalui jihad fisabilillah di masa kekhilafahan Umar bin Khattab. Karena itu, tanah Palestina menjadi milik kaum muslim dan berlaku sampai hari Kiamat.

Klaim bahwasanya tanah itu milik Yahudi hanyalah klaim yang tidak hanya klaim biasa, tanpa ada bukti nyata. Faktanya, dari masa ke masa, Yahudi hanyalah kaum yang terusir. Bahkan pendirian negara Zionis terbukti ada campur tangan dari Inggris.

Untuk membebaskannya, kaum muslimin tidak hanya cukup dengan kecaman ataupun boikot saja. Memang bisa, tetapi tidaklah efektif dan solutif. Tidak ada cara lain, harus secara militer untuk mengusirnya. Itulah yang paling efektif. Itu adalah solusi yang ditakuti oleh Zionis Yahudi. Buktinya, negeri kaum muslimin dibuat sekat-sekat nasionalisme yang merupakan penjara pemikiran bagi kaum muslimin.

Dengan terusirnya penjajah Yahudi Zionis ini, warga Gaza akan merayakan hari raya dengan bahagia, sama dengan kaum muslimin yang lain. Bahkan, kaum muslimin mampu merayakan hari raya ini di mana saja, bahkan di Gaza Palestina sekalipun, tanpa adanya sekat-sekat yang memisahkannya.


Oleh: Setiyawan Dwi 
Jurnalis

Jumat, 19 April 2024

Muslim Gaza Butuh Bantuan Hakiki, Bukan Sekadar Materi



Tinta Media - Kantor koordinasi urusan kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa lebih dari satu juta orang di Gaza mengalami kelaparan ekstrem, Kamis (28/03/2024). Kelaparan tingkat ekstrem ini terjadi di Gaza lantaran wilayah tersebut terus mengalami gempuran dan pemblokiran sehingga bantuan tidak masuk. 

Melalui laman X, OCHA menegaskan bahwa saat ini bantuan sangat diperlukan untuk dikirimkan melalui darat. Memang, sebelumnya Amerika mengirimkan bantuan makanan melalui jalur udara. Namun mirisnya, puluhan warga Gaza meninggal dunia karena tenggelam atau terinjak-injak ketika berusaha mengumpulkan paket bantuan yang dijatuhkan ke laut pada beberapa pekan terakhir di Gaza Utara. (Tribunnews.com, 30/03/2024).

Pengiriman bantuan melalui jalur udara adalah penghinaan yang luar biasa kepada kaum muslimin. Ada hal yang jauh lebih mudah jika dunia internasional ingin menghentikan penjajahan Zionis terhadap Palestina. Caranya adalah membuka jalur Rafah untuk distribusi logistik via darat sebagaimana yang disarankan oleh OCHA PBB, Arab Saudi menghentikan distribusi minyak ke Zionis, para penguasa muslim menghentikan seluruh hubungan kerja sama yang berkaitan dengan Zionis dan sekutunya, dan terpenting mengirimkan tentara-tentara di negeri muslim untuk menyerang Zionis. Jika cara tersebut dilakukan, warga Palestina tidak akan mengalami penjajahan dan kelaparan ekstrem seperti saat ini.

Sayang, fakta yang ada justru memperlihatkan bahwa jalur Rafah ditutup dan dibangun tembok berkawat besi oleh penguasa Mesir. Penguasa Arab Saudi pun tetap menyalurkan minyak-minyak mereka ke Zionis. Begitu juga penguasa Lebanon, mereka mencukupkan diri dengan mengirim bantuan makanan ke Gaza. 

Tidak hanya itu, para penguasa muslim juga tidak bergeming untuk memutuskan hubungan pada Zionis dan sekutu. Tentara-tentara negeri muslim juga tidak diturunkan untuk membela Palestina. Tentu semua ini terjadi lantaran tatanan dunia global telah dikendalikan oleh ideologi kapitalisme.

Syaikh Taqiyyuddin an-Nabhani dalam kitabnya Nizhamul Islam bab Qiyadah Fikriyyah menjelaskan bahwa kapitalisme adalah sistem kehidupan yang melahirkan aturan yang didasari atas keuntungan materi. Kepentingan dan manfaat adalah orientasi ideologi ini. Kapitalisme dibangun dari akidah sekuler yang meniscayakan pemisahan agama dengan kehidupan. Maka, wajar jika semua aturan yang berasal dari kapitalisme nihil dari nilai agama.

Penjajahan yang merupakan dosa besar karena merampas hak orang lain, justru dijadikan jalan untuk berkuasa, seperti yang terjadi antara Zionis Yahudi dan Palestina. Zionis Yahudi telah nyata melakukan penjajahan dan genosida. 

Zionis memang dilahirkan oleh Inggris melalui perjanjian Balfour. Namun, dalam perjalanan politik global, Zionis diasuh dan dibesarkan oleh Amerika. Zionis memang sengaja diarahkan untuk menguasai wilayah Palestina agar konsentrasi kaum muslimin disibukkan dengan permasalahan tersebut. 

Amerika memastikan bahwa penguasa negeri-negeri kaum muslimin adalah penguasa yang loyal kepada Barat. Alhasil, ketika negara kapitalis melakukan penjajahan di negeri-negeri kaum muslimin dengan merampas dan menjarah sumber daya alam, kaum muslimin tidak menyadarinya. 

Karena itulah, sekalipun telah banyak bukti kejahatan Zionis, tidak ada satu pun lembaga internasional yang menghukumnya, bahkan PBB sendiri menyatakan tidak mampu melawan Zionis. 

Dengan fakta yang ada, umat Islam seharusnya sadar bahwa dana, logistik, obat-obatan, dan lainnya yang digalang oleh umat Islam hari ini belum bisa dipastikan sampai ke tangan kaum muslimin di Gaza. 

Ditambah lagi adanya berita pembantaian dan penembakan muslim Gaza oleh tentara Zionis saat mereka mengambil bantuan makanan, ini semakin menunjukkan bahwa bantuan yang paling dibutuhkan oleh muslim Gaza bukanlah makanan.

Sejatinya, bantuan yang dibutuhkan segera oleh muslim Gaza adalah tentara dan persatuan seluruh negeri-negeri muslim untuk menghentikan penjajahan Zionis. Karena itu, tuntutan kepada penguasa-penguasa muslim untuk bersatu dan mengirimkan tentara ke Palestina harus menjadi opini utama di tengah-tengah masyarakat global. 

Lebih dari itu, umat Islam juga harus sadar bahwa keberadaan Zionis yang saat ini bisa eksis dan semena-mena kepada kaum muslimin adalah lantaran mereka didukung oleh negara kapitalisme adidaya. Karena itu, satu-satunya solusi untuk melenyapkan kebiadaban penjajahan Zionis juga harus dilawan dengan negara super power.

Islam memiliki konsep untuk sebuah negara. Dalam fikih, kekuasaan negara disebut sebagai Daulah Khilafah. Khilafah merupakan junnah atau perisai bagi kaum muslimin. Sebagaimana hadis Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, yang artinya:

"Sesungguhnya seorang Imam itu adalah perisai. Ia akan dijadikan perisai yang orang-orang akan berperang di belakangnya dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah Taala dan adil, maka dengannya ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, ia juga akan mendapatkan dosa atau azab karenanya." (HR. Bukhari dan Muslim) 

Ketika Khilafah ada, kaum muslimin Palestina senantiasa dijaga dan dilindungi dari penjajahan. Pada masa Khilafah Abbasiyah, Panglima Salahuddin al-Ayyubi membebaskan al-Quds dari tentara salib. 

Pada masa Khilafah Utsmaniyah, Sultan Abdul Hamid I mengultimatum dengan tegas Theodor Herzl yang merupakan seorang tokoh Zionis yang berambisi menegakkan negara Zionis di Palestina hingga Theodor Herzl harus mengurungkan keinginannya pada waktu itu karena bargaining power Sultan dan Khilafah masih kuat. 

Bahkan, pada masa akhir Khilafah Utsmaniyah, Sultan masih menempatkan tentara muslim di Palestina untuk menjaganya. Dengan demikian, keberadaan Khilafah adalah obat dan solusi tuntas atas masalah Palestina dan seluruh permasalahan di dunia. Kaum muslimin harus mengopinikan dan memperjuangkan Daulah Khilafah agar mampu membebaskan kaum muslimin di seluruh dunia dari penjajahan.


Oleh: Amellia Putri 
(Mahasiswi, Aktivis Muslimah)

Senin, 11 Maret 2024

Pembantaian Muslim Gaza Terus Terjadi Akibat Pengkhianatan Penguasa Negeri-Negeri Muslim



Tinta Media - Merespons pembantaian yang terjadi di Gaza, Pengamat Politik Internasional Dr. Hasbi Anwar,  S.IP., MA., mengatakan, pembantaian terhadap Muslim Palestina, Gaza terus terjadi akibat dari diamnya dan pengkhianatan negeri-negeri Muslim di dunia. 

"Dunia Islam pada umumnya, mereka hanya bisa dengan lisan dalam merespons peristiwa Gaza, yang paling menyedihkan lagi banyak diantara yang terang-terangan mendukung Israel, dan sejak 7 Oktober sampai sekarang, pembantaian terus terjadi oleh zionis karena diamnya dan pengkhianatan negeri-negeri Muslim," tuturnya dalam Catatan Peradaban, Ingat..!!! Palestina Masih Penuh Nestapa, di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Kamis (7/3/2024). 

Hasbi menambahkan, masyarakat dunia diperlihatkan kebebasan zionis melakukan pembantaian terhadap warga Gaza, tanpa ada satu kekuatan pun yang bisa menghentikan itu semua. Padahal kalau jika lihat dalam segala aspek, kekuatan entitas penjajah Zionis sangatlah lemah. Letaknya yang berada di tengah-tengah kaum Muslimin, kemudian ketergantungan zionis terhadap wilayah-wilayah kaum Muslimin. 

"Logikanya seandainya Israel bisa memblokade Gaza. Mesir, Yordan, Suriah, Lebanon, Turki itu lebih bisa memblokade Israel, bahkan secanggih-canggihnya sistem senjata iron domenya Amerika atau senjata-senjata yang dikirimkan Amerika sampai sekarang kepada Israel, itu tidak akan bisa tembus ke Israel ketika wilayah Timur Tengah itu ditutup oleh negara-negara Arab, negara-negara Muslim untuk masuk ke Israel. Itu kan jelas sekali, dan kenapa Israel bisa sebebas itu? Itu karena pengkhianatan," tegasnya. 

Hasbi menjelaskan bentuk dari pengkhianatan negeri-negeri Muslim tidak akan terjadi ketika dunia Arab atau dunia Islam di wilayah sekitar Gaza tidak berkhianat. Memang ada banyak pemimpin-pemimpin kaum Muslimin yang bersuara, Indonesia termasuk yang paling kencang bersuara tetapi apa yang terjadi saat ini, bukan suara yang dibutuhkan oleh Gaza 

"Kalau kita melihat yang terjadi di Gaza itu adalah kekerasan yang dilakukan dengan tangan atau kekuasaan. Solusinya amar makruf nahi mungkar dengan kekuasaan atau dengan tangan. Tetapi kita tidak melakukan itu. Malah yang terjadi, kezaliman itu dilakukan oleh uluran tangan secara langsung, dengan kekuasaan secara langsung, tetapi dunia membalas kezaliman itu atau merespons kezaliman itu dengan lisan. Ini yang tidak apple to apple, tidak simetris antara kezaliman yang terjadi dengan sikap dunia, dan itu yang membuat akhirnya terjadi pembantaian secara berulang dan kita tidak tahu kapan itu akan berhenti," sesalnya. 

Masa Depan Gaza 

Hasbi menjelaskan masa depan Gaza tergantung dua faktor, kemauan Israel dan Amerika. Tetapi, ia mempertanyakan, kenapa harus menunggu AS untuk menekan Israel? Kenapa harus menunggu Israel kecapean dulu dengan desakan internal? Baru pembantaian terhenti. "Kemanusiaan kita dipertanyakan, apalagi khususnya bagi para pemimpin-pemimpin yang memiliki tentara. Hal yang tidak masuk akal yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin kaum muslim saat ini, padahal kita memiliki banyak kekuatan," tukasnya. 

Mungkin ada yang mengatakan, lanjut Hasbi, kekuatan militer umat Islam tidak seimbang dengan AS. Memang tidak seimbang tetapi umat Islam memiliki banyak kekuatan non militer yang bis digunakan untuk menekan AS. Atau kalau lebih strategis lagi masih ada kesempatan untuk mengubah hubungan negeri-negeri Muslim dengan AS menjadi independen, sehingga mampu membangun kekuatan yang sifatnya independen. 

Seharusnya dari peristiwa Gaza, kata Hasbi, masyarakat Muslim belajar, bahwa negeri-negeri Muslim lemah di hadapan Barat, tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menonton penderitaan Muslim Gaza, hanya bersuara ketika Gaza dibantai. 

"Seharusnya dari sini kita belajar bahwa umat Islam harus mencari jalan sendiri untuk bisa membangkitkan kaum muslimin bukan selalu bergantung sama Barat, institusi Barat bergantung dengan militer dan ekonomi Barat," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Rabu, 10 Januari 2024

UIY : Ketegaran Luar Biasa Penduduk Gaza Tumbuh dari Spirit Tauhid Jihad Fii Sabilillah




Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menilai bahwa ketegaran luar biasa penduduk Gaza tumbuh dari spirit tauhid jihad fii sabilillah. 

"Banyak sekali orang di seluruh dunia terpana menyaksikan ketegaran luar biasa yang ditunjukkan oleh penduduk Gaza, inilah karakter yang luar biasa yang tumbuh dari spirit tauhid jihad fii sabilillah," tuturnya dalam video : Vivere Pericoloso (Hari-Hari yang Menantang) , melalui kanal Youtube Justice Monitor Channel, Selasa (2/1/2024). 

Menurutnya, ketegaran penduduk Gaza kontras dengan sikap pengecut dari Zionis penjarah tanah Palestina. 

"Nah saudara dalam perang di Gaza kita tak melihat rasa putus asa di wajah mereka, ini kontras dengan kepengecutan yang ditunjukkan oleh Zionis penjarah tanah Palestina yang dikutuk oleh manusia sedunia. Makin banyak berita yang menyebut terjadi demoralisasi di tubuh tentara dan pemerintah Zionis akibat banyak korban di kalangan mereka,” ungkapnya. 

Di jalur Gaza, lanjutnya, memang tidak semua yang meninggal itu dalam keadaan dirinya berperang langsung melawan musuh. Meski begitu menurutnya, mereka semua tetap syahid, dengan mengutip hadis Rasulullah Saw. bahwa mereka yang meninggal karena terbakar dan tertimpa reruntuhan bangunan tetap disebut syahid. 

Menurutnya, mati syahid merupakan setinggi-tingginya derajat kematian. “Kata Nabi, setinggi-tinggi derajat kematian adalah kematian syuhada. Sebegitu tingginya derajat itu hingga orang yang mati syahid berulang-ulang ingin mati syahid lagi sampai 10 kali setelah ia melihat besarnya kemuliaan mati syahid,” jelasnya. 

UIY menekankan, umat Islam tidak boleh membiarkan, tetapi harus melawan orang yang hendak merampas tanah atau harta walaupun dengan taruhan nyawa. “Bila ada orang yang hendak menjarah harta milik kita apalagi tanah Palestina yang sangat istimewa sama sekali tidak boleh dibiarkan, harus terus dilawan,” tukasnya. 

Ini, lanjutnya, persis sebagaimana pesan Nabi  dalam hadis sahih riwayat Muslim ketika ada seorang bertanya kepada Nabi , bila ada orang yang hendak merampas hartanya. 

“Nabi  menjawab, jangan kau berikan itu kepadanya. Lalu orang ini bertanya lagi, bagaimana jika ia ingin membunuhku? Nabi  menjawab, bunuhlah dia. Lalu orang ini bertanya lagi, bagaimana jika ia malah membunuhku? Nabi  menjawab, engkau dicatat syahid. Tapi bagaimana bila aku yang membunuhnya? orang itu bertanya kembali, lalu Nabi  menjawab, ia yang di neraka,” bebernya. 

Menurutnya, menjadi seorang muslim semuanya bernilai kebaikan. “Apalagi untuk jihad yang ikhlas maka pasti akan mendapatkan satu dari dua kebaikan yakni kemenangan atau kesyahidan,” pungkasnya.[] Evi

Selasa, 02 Januari 2024

Aab Elkarimi: Muslim Gaza akan Mulia sebagai Syuhada



Tinta Media - Influencer Dakwah Aab Elkarimi memandang bahwa kaum muslimin di Gaza akan mulia sebagai syuhada. 

"Mereka akan diam di sana, lalu satu per satu akan wafat dan mulia sebagai syuhada. Dan rasa-rasanya mereka juga enggak akan kehilangan masa depan, mimpi-mimpi dan kemuliaan mereka," ujarnya dalam tayangan Aspirasi: Mulai Jenuh? Di kanal YouTube Justice Monitor, Selasa (26/12/2023).

Ia menyampaikan, syahid adalah predikat yang mulia. Maka, Aab menuturkan, rasa-rasanya para syuhada (di Gaza) tidak layak dikasihani dan menjadi komoditas air mata.

"Tapi justru, bukankah kita yang amat perlu dikasihani? Kita yang mulai kehilangan rasa kemanusiaan kita. Lalu kita disibukkan dengan soalan yang remeh, soalan yang saling jilat dan saling sikut. Kita menyembah sesama manusia, kita khawatir dan overthinking pada masa depan yang..., entahlah!" tuturnya.

Lalu sambung Aab, di tengah kehidupan kita (kaum Muslimin) di luar Palestina, merebaklah ayah yang bunuh anak, mertua perkosa menantu, suami mutilasi istri dan marak bunuh diri karena pinjol dan judi slot. "Justru bukankah kita yang amat perlu dikasihani?" tanyanya lagi.

Sekarang, lanjut Aab, saat banyak kaum muslimin yang masih punya kesehatan dan kekuatan, tapi tak ada terbesit jiwa kepahlawanan dan sikap kelaki-lakian.

"Malah kita galang koloni, bangun dinasti, saling pegang kartu As untuk selamatkan citra diri," sesalnya.

Dan tidak terasa, hitung Aab, sudah 78 hari genosida dan penghancuran di Gaza, Palestina terjadi.

"Dan kita masih tak bisa ngapa-ngapain. Tapi rasa-rasanya, bukankah kita yang justru perlu diapa-apain," pungkasnya mengakhiri. [] Muhar

Selasa, 19 Desember 2023

Rakyat Palestina Mendesak Umat dan Tentaranya Dukung Gaza

Tinta Media - Kantor Media Hizbut Tahrir Tanah Suci Palestina menyelenggarakan unjuk rasa besar-besaran di kota Al-Khaleel (Hebron), yang dihadiri oleh rakyat Palestina.

"Dari Al-Khaleel (Hebron), Rakyat Palestina Membuat Seruan Mendesak kepada Umat dan Tentaranya," demikian seruan yang bertajuk, “Wahai Umat Islam dan Dukung, Bantulah Kami Sebelum Kami Binasa,” Selasa (12/12/2023)

Rakyat Palestina, laki-laki dan perempuan menyampaikan seruan mendesak kepada umat, tentaranya dan elemen-elemen vitalnya, untuk mengambil tindakan segera dalam mendukung Gaza, darah anak-anaknya, Palestina dan rakyatnya, dan Al-Masjid Al Aqsa yang diberkati.

Orator Abu Mu’min mengulas dua adegan dari Gaza. Adegan pertama adalah kemartiran, luka-luka, kelaparan dan genosida yang dialami rakyat Gaza, di tangan musuh yang brutal, yang rasa malu dan kebohongannya telah terungkap. "Adapun para penguasa pengkhianat, mereka membantu dan memberikan bantuan kepada musuh, sementara pemimpin kejahatannya adalah Amerika dan sekutu-sekutunya," ujarnya. 

Adegan kedua adalah kepahlawanan para Mujahidin, yang mengkonsolidasikan Iman mereka, dan mempersenjatai diri mereka dengan Pertolongan Allah ï·», di hadapan senjata berat dan perlengkapan Yahudi, yang disediakan oleh negara-negara besar.

Abu Mu'min menekankan bahwa mujahidin Gaza adalah pahlawan dalam pertempuran, seperti yang selalu terjadi pada umat ini, sejak awal Islam. Jika dibiarkan antara mujahidin dan musuhnya, berhadapan muka saja, satu orang melawan sepuluh musuh, maka pertempuran sudah ditentukan.  

"Namun, masyarakat Gaza yang tidak bersenjata dan terkepung dihadapkan pada pemboman yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, senjata dari Barat, bantuan dari penguasa, dan pengepungan dari negara-negara tetangga. Padahal mujahidin Gaza hanya mempunyai senjata ringan yang masih bisa melukai musuh di medan perang, padahal mujahidin tidak mempunyai pesawat tempur, rudal, dan tank untuk melindungi rakyat Gaza dari penderitaan mereka," terangnya. 

Atas nama rakyat Palestina, Abu Mu’min menyeru kepada kaum muslimin dan tentaranya, bahwa sesungguhnya bantuan itu melegakan, sedangkan dukungan adalah bantuan. "Tidak ada yang tersisa bagi warga Gaza kecuali Allah SWT, dan semoga kalian membuka hati untuk mendukung mereka. Gaza hari ini berkata kepada umat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah, jadi kalian harus datang membantu kami, dan jangan meninggalkan kami," ungkapnya. 

Salah satu saudari Abu Mu'min memberikan orasi atas nama wanita suci Palestina. Ia menyerukan kepada para perwira dan tentara-tentara Muslim.

“Kami adalah putri-putrimu. Kami adalah saudara perempuanmu. Kami adalah ibumu dari kalangan wanita suci di Tanah Suci Palestina. Kami keluar sekarang untuk memanggilmu, jadi dengarkan. Kami keluar sekarang untuk mencari bantuan Anda, jadi dengarkan," serunya.

"Bukankah kami adalah kehormatan Anda? Bukankah kami martabatmu? Bukankah kami termasuk di antara kamu? Apakah hanya orang-orang yang mati selain kita yang menjadi syahid? Dimana persaudaraanmu? Dimana semangat keagamaanmu? Dimana kekesatriaanmu? Dimana bantuanmu? Dimanakah kuda perang dengan pelananya? Di manakah pedang-pedang itu dan bunyi gemerincingnya? Di manakah tombak-tombak itu, dan bagaimana cara mereka melemparkannya ke sasaran?" tanyanya.

"Di mana adikku yang bisa kuberikan kabar baik? Dimana ibu saya yang bisa saya bantu? Di manakah putriku yang bisa kukatakan, jangan takut, dan jangan bersedih? Waktu telah berlalu dan masalahnya menjadi serius. Musuh kini telah mengungkap rahasia tersembunyinya. Entah kamu mempercepat dan menyelamatkan apa yang tersisa dari kami, atau kamu akan mengutuk dirimu sendiri, jika kamu tidak membantu kami,” imbuhnya.

Aksi tersebut mencakup teriakan massa yang menyerukan tentara untuk segera mengambil tindakan, sambil mengibarkan slogan dan spanduk.[] Muhammad Nur

Rabu, 06 Desember 2023

Wahai Ghaza Bersabarlah!


 

Tinta Media - Syair ini berjudul "Ya Ghazzah Isthabiri Fa al-Fajru Mauludun"  dan kemudian diterjemahkan dengan penyesuaian oleh Mada W. Kusumah dengan judul “Wahai Ghaza Bersabarlah!” 

Wahai Ghaza, bersabarlah!
Karena Fajar telah dilahirkan

Tiada khawatir bagi yang bertekad teguh, 
Karena Allah 'kan hapuskan

Wahai Ghaza, betapa wangi jejak-jejak sang pahlawan
Kemuliaan, dan kehormatan adalah tujuan
Pemuda pejuang ialah kebanggaan

Mereka penuhi Ghazawat dengan jiwa-jiwa yang mulia
Hari ini Ghaza dan horison-horisonnya menanti
Hari ini Ghaza dan hari-hari yang akan datang telah terikat janji
Sebelum Ghaza, pintu kemenangan terbuka

Hari ini Ghaza, dan ketabahan telah mengajari kita
Bahwa di sana ada jalan kehormatan
Kemenangan terhujam di dalam hati
Cahaya kemenangan menyinari jiwa-jiwa syuhada

Campakkan perundingan, karena itu jalan keburukan
Di balik tinta, ada hina dan pengkhianatan 
Wahai awan, kau telah melintasi horison kami dan pergi.
Beberapa orang ketakutan dan bingung.

Kami adalah singa-singa ketika anak-anak kami meraung
Kebanggaan dan kehormatan itu pada medan perjuangan
Namun kekuatan kami dicuri oleh pengkhianatan
Bumi telah ditekan oleh pelecehan dan pelucutan

Kebenaran direbut dan martabat tercemar
Balasan terbesar adalah keluhan dan protes

Wahai Umat Muhammad yang telah mengibarkan bendera Liwa dan Rayah-nya
Allah telah memilih kehormatan untukmu Ghazi
Jangan pernah tunduk pada ketidakadilan

Kemenangan ada dalam takwa, dan harta adalah simpanan
Beberapa orang mengatakan itu, 
Dan demi Allah, itu dipandang remeh
Sunnah telah lenyap, mari kita kembali padanya

Wahai Ghaza, kau telah menanam bintang-bintang di langitmu
Dan air mata serta seruan muadzin-mu
Keabadian, di tanah yang berkati
Sambutlah pahlawan dengan kemuliaan yang dijanjikan

Kemenangan telah muncul, tanda-tandanya jelas
Seperti matahari yang bersinar dengan hati yang tenang
Matahari kekhalifahan adalah benteng perjuangan
Meski berapa lama Ghaza telah menunggu
Keimanan kokoh terhujam, Karena Allah hadir selalu

Oleh: Abdul Sitar Hasan
(diterjemahkan Mada W. kusumah)

Selasa, 14 November 2023

Influencer: Gaza Dibakar, Genosida Terjadi


 
Tinta Media - Menanggapi pembumihangusan Gaza oleh Zionis Yahudi, Influencer Dakwah Aab El Karimi mengungkapkan bahwa saat ini Gaza dibakar dan terjadi genosida.
 
"Saat ini Gaza dibakar, genosida terjadi. Sudah ribuan wanita, anak-anak, dan juga bayi meninggal," pilunya dalam tayangan video : Atas Nama Perdamaian, Sabtu (11/11/2023), melalui kanal Youtube Justice Monitor.
 
Menurutnya, di tengah tragedi kemanusiaan, Benyamin Netanyahu dan Joe Biden -Presiden Amerika Serikat justru berpelukan, sementara  dari telunjuk keduanya, pembantaian besar-besaran itu terjadi.
 
"Di awal Oktober, mereka (Benyamin Netanyahu dan Joe Biden) membuat hoax, soal 40 bayi yang menyihir empati dunia untuk melegalkan penyerangan. Dari hoax itu, kini mereka berhasil membasmi ribuan bayi di Gaza," geramnya.
 
Ia mengungkapkan, sejak awal Joe Biden langsung bereaksi secara nyata, mengirimkan pasukan untuk Netanyahu. "Dan dari titah merekalah rudal-rudal disemburkan yang daya ledaknya sekarang sudah setara bom Hiroshima," terangnya.
 
Saling Mendukung
 
Sang Influencer ini menilai, di hampir semua konflik dunia Islam, Benyamin Netanyahu dan Joe Biden adalah orang yang saling mendukung, saling menguatkan.
 
"Mereka dan negaranya sudah membasmi jutaan manusia atas nama perdamaian dunia. Di Irak, di Afghanistan, di Yaman, di Syam, mereka luncurkan rudal-rudal. Mereka rusak sekolah dan rumah ibadah. Mereka serang perempuan dan anak-anak dengan dalih membela dan perdamaian dunia," kesalnya.
 
Menurutnya, dengan tangan yang penuh darah itu, keduanya, datang ke kaum Muslimin mengajari makna hak asasi, makna kemanusiaan, mendikte kaum Muslimin siapa radikal, siapa musuh, siapa lawan. "Ironi memang," ucapnya.
 
Tersandera
 
Sisi lain Aab menilai, para penguasa di dunia Islam tersandera oleh banyak sekali kepentingan. Sandera politik, sandera ekonomi, sekat nasionalisme, hubungan bilateral, resolusi PBB.

“Itu semua menjadi penjara bagi dunia Islam yang membuat mereka bertindak hanya bisa sampai pada kutukan, kirim makanan, dan juga obat-obatan, yang setelah sampai di Gaza, itu semua hancur dirudal," sesalnya.
 
Aab mengungkapkan, hal ini terus berulang, seolah setiap harinya, memastikan penduduk Gaza itu baik-baik saja, kenyang untuk kemudian dibantai.
 
"Padahal puluhan resolusi PBB yang ditakutkan itu enggak pernah dipenuhi oleh Zionis. Dan Amerika, hingga sekarang tetap mensupport full. Inilah realitas pilu, gambaran akhir umatnya Kanjeng Nabi yang kalau kita ingat di akhir jelang wafatnya, Nabi berkali-kali bilang, ummati! Ummati!  Ummati," pungkasnya. [] 'Aziimatul Azka

Sabtu, 11 November 2023

Jihad, Satu-satunya Jawaban untuk Bebaskan Gaza



Tinta Media - Tulisan ini akan dimulai dengan sebuah pertanyaan receh terkait situasi dan kondisi Gaza Palestina hari ini. Apakah Palestina terletak sangat jauh dari negeri-negeri kaum muslimin sehingga negara-negara tetangganya tidak bisa membantu karena terkendala jarak?

Coba kalian ketik kata kunci ‘Peta Palestina’ di Google. Sepersekian detik kemudian akan terlihat peta kecil wilayah Palestina yang diperbesar, beserta negara-negara tetangga di sekitarnya. Di sana ada Lebanon, Suriah, Yordan, dan juga Mesir. Namun sedihnya, negara-negara ini seakan mandul tak berdaya. Mereka 'letoy' untuk berhadapan dengan Zionis Yahudi demi membantu saudara sesama muslim di Gaza, Palestina.

Padahal, Yahudi yang hanya sebuah entitas kecil hanya memiliki Pasukan Pertahanan Yahudi (IDF) berjumlah 169.500 orang, 1.300 tank. Mengapa kaum muslimin diam dan takut? Lalu, apa kabarnya militer Mesir? Mereka punya 450.000 personel militer aktif, kendaraan tank perang sejumlah 2,16 ribu, dan kendaraan perang sebanyak 5,7 ribu. Ini jauh lebih banyak dan lebih kuat dari tentara Yahudi. Akan tetapi, mereka bungkam di kandang, tidak ada yang dikirim ke Palestina. Sebenarnya, mereka sibuk menjaga kandang atau takut berperang?

Apalagi kalau ditambah personil militer terdekat dari Lebanon, Suriah, Yordan. Diludahin saja bisa tenggelam seuprit wilayah Yahudi bersama tentara zionis dan pejabat-pejabatnya. Tentara-tentara dari Mesir, Lebanon, Suriah, dan Yordan tidak perlu memakai pesawat atau kapal laut jika ingin ke Palestin, karena memang tidak ada lautan yang memisahkan wilayah mereka.

Akan tetapi, negeri muslim sekitar hanya diam, bahkan dunia juga diam. Mereka diam dari mengirim bantuan militer untuk membebaskan Palestina, membiarkan Palestina dikelilingi tembok setinggi 23 meter layaknya penjara terbuka paling besar di dunia. Walau punya 7 pintu keluar, tetapi untuk membuka pintu perbatasan Rafah yang langsung ke Mesir juga tak mampu.

Klaim Yahudi sebagai penduduk asli tanah Palestina dan pemilik tanah yang dijanjikan Tuhan juga dusta besar karangan Theodor Herzl. Hakikatnya, mereka adalah agresor keji. Tidak ada satu pun ayat dalam kitab suci terdahulu, apalagi dalam Al-Quran yang menyatakan bahwa Palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka.

Hanya Jihadlah satu-satunya jalan untuk mengakhiri derita Palestina dan menghukum zionis Yahudi sampai ke akar-akarnya. Ada tiga alasan jihad menjadi satu-satunya solusi bagi Palestina. 

Pertama, mustahil mengakhiri penjajahan Yahudi lewat jalur politik. Berbagai perundingan yang dilakukan oleh negara-negara Barat, termasuk PBB tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi Palestina. Malah wilayah Palestina makin terus dicaplok, sedangkan dunia justru diam. Sejak pertama kali perjanjian damai dilakukan, sampai hari ini sudah ada 30 perjanjian damai dengan para Zionis Yahudi, tapi tak ada satu pun yang dilaksanakan.

Kedua, Islam mengharamkan berdamai dengan entitas seperti Yahudi yang memerangi kaum muslimin, apa pun bentuk perdamaiannya, seperti solusi 2 negara yang ditawarkan Barat. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an surah al-Mumtahanah ayat 60 yang artinya, “Sungguh Allah telah melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah kaum yang zalim.” 

Ketiga, syariat Islam telah mewajibkan jihad fii sabilillah atas kaum muslimin ketika mereka diperangi musuh. 

“Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian.” (TQS al-Baqarah [2]: 194).

Begitu juga dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 191 yang artinya, “Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” 

Keberadaan khilafah sebagai negara menjadi penting untuk segera melaksanakan jihad fii sabilillah dan untuk melindungi tanah Palestina yang Allah berkahi. Khilafah pun akan mengusir kaum kafir penjajah dari dunia Islam. Sebab, khilafah adalah perisai yang akan melindungi  harta, darah, dan jiwa umat agar tidak tumpah sia-sia.

Dahulu, Kekhalifahan Umar bin Al-Khaththab r.a. menandatangani Perjanjian Umariyah bersama Uskup Yerusalem Sofronius. Salah satu klausulnya tidak mengizinkan seorang Yahudi pun tinggal di tanah Palestina.

Pada masa Rasulullah saw., kaum Yahudi yang tinggal di Madinah juga terusir setelah melakukan pengkhianatan terhadap negara Islam dan kaum muslimin. Yahudi Bani Qainuqa diperangi dan diusir oleh Rasulullah saw. karena telah melecehkan kehormatan seorang muslimah dan membunuh seorang laki-laki pedagang muslim yang membela muslimah tersebut. Tak hanya itu, Yahudi Bani Quraizhah pun diperangi oleh kaum muslimin setelah bersekongkol dengan kaum musyrik Quraisy untuk membunuh Nabi saw. pada Perang Ahzab.

Khilafah pula yang melindungi Palestina dari tipu daya gembong Yahudi Theodor Herzl. Herzl mencoba menyogok Khalifah Sultan Abdul Hamid II dengan uang yang sangat banyak dan berjanji akan melunasi utang-utang Khilafah Utsmaniyah. Namun, harga diri Sultan Abdul Hamid II amat tinggi. Ia menolak tawaran itu, bahkan meludahi Herzl. 

Keberadaan Khilafah Islamiyah adalah vital dan wajib bagi kaum muslimin karena ia akan menjadi pelindung umat. Sudah saatnya umat Islam mendukung dan bergabung dalam barisan perjuangan penegakan syariah dan khilafah, yang akan melaksanakan jihad untuk membebaskan Palestina dan negeri-negeri Islam lainnya.

Oleh: Fatmah Ummu Aru
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

Senin, 06 November 2023

Gaza Dibombardir dengan Pesawat Tempur, Lalu di Mana Pesawat Tempur Kaum Muslim?

 

 
Tinta Media - “Gaza dibombardir dengan pesawat tempur, lalu di mana pesawat tempur kaum Muslim?” pekik Syaikh Mahmud dalam orasi di Anour Square Tripoli Al-Syam yang diputar ulang melalui kanal Youtube Justice Monitor, Kamis (2/11/2023).
 
Ia mempertanyakan keberadaan Erdogan, saat kaum muslimin memohon kepadanya agar sekarang ini mengirimkan senjata dan pesawat tempur untuk Gaza, pesawat tempur yang sudah dikirim ke Ukraina ((Ukraina merayakan kemampuan drone Bayraktor Turki dalam menangkis serangan Rusia. Red.).
 
“Anda (Erdogan) berkata, “Harus membebaskan Ukraina sepenuhnya.” Sementara mengirim air ke Rafah, sejauh ini air belum diizinkan masuk! Sedang Anda punya pesawat tempur! Mengapa Anda tidak memberlakukan rakyat Gaza, seperti Anda memperlakukan orang-orang kafir, dari kalangan kaum salibis? Jika Anda masih memiliki kebenaran (kejujuran) dan sedikit dari agama, maka kerahkan tentara. Ini adalah saatnya berjihad!” serunya penuh emosi.
 
Ia menyeru kepada seluruh tentara muslim untuk bangkit melawan keputusan para tiran, lalu memenuhi panggilan Gaza, dan anak-anak Gaza, serta bergabung dengan para Mujahid di Gaza.
 
“Tentara ini adalah tentara kita. Kita harus mengembalikan kepemiminannya. Kita kibarkan panji Muhammad saw. sehingga ia menjadi kekuatan yang menolong kita, bukan kekuatan yang menghancurkan kita, bukan kekuatan yang melindungi singgasana raja Yordania sang pengkhianat, dan bukan pula melindungi Fir’aun Mesir, juga bukan melindungi tiran yang lain!” pungkasnya. [] Irianti Aminatun.

Selasa, 16 Agustus 2022

Antara Euforia Kemerdekaan dan Gaza yang Membara

Tinta Media - Gemuruh musik memekakkan telinga. Hiruk-pikuk suara orang disertai gelak tawa menyaksikan atraksi para peserta karnaval. Acara yang digelar menjelang Zuhur hingga Maghrib itu sudah bisa dipastikan menabrak waktu solat Zuhur, Ashar, dan Maghrib. Kondisi ini hampir merata di semua daerah, baik di kota maupun desa dalam rangka menyambut perayaan peringatan kemerdekaan RI.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan fakta yang tengah terjadi di belahan bumi yang lain. Gaza Palestina kembali membara. Suara dentuman memekakkan telinga bukanlah bunyi petasan yang dilempar anak-anak ke udara, tetapi ledakan bom yang dimuntahkan drone Israel. Suara hiruk-pikuk bukanlah gelak tawa penonton karnaval, tetapi jerit tangis anak-anak Palestina yang dalam waktu sekejap kehilangan rumah dan orang tua mereka.

Jum'at, 5 Agustus 2022 Israel membombardir Gaza. Menurut pemberitaan Agence France Presse (AFP) tercatat 44 korban, 15 di antaranya anak-anak. Sementara, para pemimpin negeri muslim hanya mengecam tindakan Israel tanpa berani menindak tegas dengan mengirimkan tentara, misalnya.

Terlebih, negara Mesir yang berbatasan langsung dengan Palestina memblokade ketat wilayahnya. Pemerintah Mesir menganggap bahwa masalah Palestina adalah masalah nation state, masalah rakyat Palestina sendiri.

Lantas bagaimana pandangan Islam terhadap persoalan ini? Bagaimana solusi yang ditawarkannya?  

Tanah Palestina adalah milik seluruh kaum muslimin. Amirul mukminin, Umar bin Khattab pernah menaklukkan bumi Syam ini dengan darah para syuhada. Lalu beliau menjadikannya sebagai bagian dari kaum muslimin.

Begitu pula Khalifah Abdul Hamid II, dengan tegas menolak tawaran Theodore Hertz, seorang Yahudi yang hendak membeli tanah Palestina. Beliau tidak rela walau sejengkal tanah yang diberkahi Allah itu berpindah tangan.

Namun, sejak institusi khilafah hancur (1924) kaum muslim tidak mempunyai pelindung lagi. Mereka telah terpecah belah menjadi 51 negara kecil yang tersekat-sekat dengan nasionalisme, hingga masalah Gaza dianggap masalah dalam negeri Palestina sendiri. Berita tentang kebrutalan serangan Zionis Yahudi di Gaza terkubur dengan euforia peringatan kemerdekaan. Kafir penjajah memang tidak ingin umat Islam bangkit dan bersatu' untuk mewujudkan sistem warisan Rasulullah itu kembali.

Jadi, yang bisa menyelesaikan masalah Palestina adalah negara khilafah yang pemimpinnya (kholifah) tegas menyerukan jihad. Ini karena keganasan Israel hanya bisa dihentikan dengan senjata, bukan melalui perundingan atau memberi solusi untuk dua negara tersebut dengan memberi kemerdekaan kepada Palestina dan berdampingan dengan negara Israel.

Khilafah akan menyatukan kaum muslimin dengan ikatan akidah. Sebagimana firman-Nya,

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." ( TQS al-Hujurat: 10)

Begitu juga hadis nabi: 

"Kaum muslimin itu ibarat satu tubuh, jika ada bagian yang sakit, maka semua akan merasakan sakit." 

Seperti itulah seharusnya yang dilakukan oleh umat Islam sedunia. Mereka harus bersama- sama berjuang mewujudkan hadirnya perisai yang akan melindungi kaum muslimin di mana pun berada ,termasuk saudara kita di Gaza.

Wallahu'alam.

Oleh: Dyah Rini
Aktivis Muslimah Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab