Tinta Media

Selasa, 26 Desember 2023

Teladan Terbaik dari Sahabat Rasulullah SAW



Tinta Media - Sobat. Sifat-sifat generasi Islam awal  yang perlu  kita contoh Sahabat muhajirin, walaupun di tekan secara fisik dan psikis dan diusir dari Makkah oleh orang kafir Makkah. Sahabat Anshar di Madinah, dan generasi setelah mereka mempunyai sifat-sifat yang demikian agung. Al-Quran mengabadikannya dalam surat al-Hasyr ayat 8 sd 10. 

Ł„ِŁ„ۡفُŁ‚َŲ±َŲ§ٓŲ”ِ ٱلۡŁ…ُهَٰŲ¬ِŲ±ِŁŠŁ†َ ٱلَّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų£ُŲ®ۡŲ±ِŲ¬ُواْ Ł…ِن ŲÆِيَٰŲ±ِهِŁ…ۡ وَŲ£َŁ…ۡوَٰŁ„ِهِŁ…ۡ يَŲØۡŲŖَŲŗُŁˆŁ†َ فَŲ¶ۡŁ„ٗŲ§ Ł…ِّنَ ٱللَّهِ وَŲ±ِŲ¶ۡوَٰنٗŲ§ وَيَنصُŲ±ُŁˆŁ†َ ٱللَّهَ وَŲ±َŲ³ُŁˆŁ„َهُŪ„ٓۚ Ų£ُوْŁ„َٰٓŲ¦ِكَ هُŁ…ُ ٱلصَّٰŲÆِŁ‚ُŁˆŁ†َ وَٱلَّŲ°ِŁŠŁ†َ ŲŖَŲØَوَّŲ”ُو ٱلدَّŲ§Ų±َ وَٱلۡŲ„ِŁŠŁ…َٰنَ Ł…ِن Ł‚َŲØۡŁ„ِهِŁ…ۡ يُŲ­ِŲØُّŁˆŁ†َ Ł…َنۡ هَŲ§Ų¬َŲ±َ Ų„ِŁ„َيۡهِŁ…ۡ وَŁ„َŲ§ يَŲ¬ِŲÆُŁˆŁ†َ فِي ŲµُŲÆُورِهِŁ…ۡ Ų­َŲ§Ų¬َŲ©ٗ Ł…ِّŁ…َّŲ§ٓ Ų£ُوتُواْ وَيُŲ¤ۡŲ«ِŲ±ُŁˆŁ†َ Ų¹َŁ„َىٰٓ Ų£َنفُŲ³ِهِŁ…ۡ وَŁ„َوۡ كَانَ ŲØِهِŁ…ۡ Ų®َŲµَŲ§ŲµَŲ©ٞۚ وَŁ…َن يُŁˆŁ‚َ Ų“ُŲ­َّ نَفۡŲ³ِهِŪ¦ فَŲ£ُوْŁ„َٰٓŲ¦ِكَ هُŁ…ُ ٱلۡŁ…ُفۡŁ„ِŲ­ُŁˆŁ†َ وَٱلَّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų¬َŲ§ٓŲ”ُو Ł…ِنۢ ŲØَŲ¹ۡŲÆِهِŁ…ۡ يَŁ‚ُŁˆŁ„ُŁˆŁ†َ Ų±َŲØَّنَŲ§ ٱغۡفِŲ±ۡ Ł„َنَŲ§ وَŁ„ِŲ„ِŲ®ۡوَٰنِنَŲ§ ٱلَّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų³َŲØَŁ‚ُŁˆŁ†َŲ§ ŲØِٱلۡŲ„ِŁŠŁ…َٰنِ وَŁ„َŲ§ ŲŖَŲ¬ۡŲ¹َŁ„ۡ فِي Ł‚ُŁ„ُوبِنَŲ§ ŲŗِŁ„ّٗŲ§ Ł„ِّŁ„َّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų”َŲ§Ł…َنُواْ Ų±َŲØَّنَŲ§ٓ Ų„ِنَّكَ Ų±َŲ”ُوفٞ Ų±َّŲ­ِŁŠŁ…ٌ  

“(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".  ( QS. Al- Hasyr (59) : 8-10) 

Sobat. Ayat ini menerangkan bahwa orang yang berhak memperoleh pembagian harta fai' dalam ayat 7 di atas, adalah orang-orang Muhajirin karena mereka dianggap kerabat Rasulullah saw. Mereka sebagai Muhajirin telah datang ke Medinah mengikuti Rasulullah SAW berhijrah dengan meninggalkan kampung halaman, sanak keluarga, harta benda, dan handai tolan yang biasa membantu mereka. 

Di Madinah, mereka hidup dalam keadaan miskin, tetapi mereka adalah pembela Rasul dan pejuang di jalan Allah. Seakan-akan dengan ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar memperhatikan mereka dengan menyerahkan sebagian fai' ini untuk mereka. 

Kemudian Allah menerangkan sifat-sifat orang-orang Muhajirin itu sebagai berikut: 

1. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka menunjukkan ketaatan mereka hanya kepada Allah saja dengan mengorbankan semua yang mereka miliki hanya untuk mencari keridaan-Nya. 

2. Orang-orang yang rela meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. 

3. Orang-orang yang berani mengorbankan jiwa dan raganya untuk membela Allah dan Rasul-Nya. 

Diriwayatkan bahwa kemiskinan dan penderitaan orang-orang Muhajirin sedemikian rupa sehingga ada yang mengikatkan tali ke perut mereka untuk mengurangi rasa lapar. Namun demikian, mereka tidak menampakkan kemiskinan dan penderitaan mereka kepada orang lain. 

Pada ayat yang lain, Allah memerintahkan kaum Muslimin agar memberi nafkah kepada mereka, di samping juga menyebutkan sifat-sifat mereka:

(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui. (al-Baqarah/2: 273)

Oleh karena itu, Allah menyediakan pahala yang besar untuk mereka sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadis Nabi SAW: 

Rasulullah SAW bersabda, "Berilah kabar gembira wahai kaum Muhajirin yang miskin dengan cahaya yang sempurna di hari Kiamat. Kalian masuk surga lebih dahulu setengah hari sebelum orang-orang kaya. Setengah hari (pada hari Kiamat) adalah selama lima ratus tahun (masa di dunia)." (Riwayat Abu Dawud dari Sa'id al-Khudri) 

Orang yang memiliki sifat dan keadaan seperti orang Muhajirin itu ada sepanjang masa selama ada perjuangan menegakkan agama Allah. Oleh karena itu, perintah dalam ayat ini berlaku juga bagi kaum Muslimin saat ini dan kaum Muslimin di masa yang akan datang. 

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan sikap orang-orang mukmin dari golongan Anshar dalam menerima dan menolong saudara-saudara mereka orang-orang Muhajirin yang miskin, dan pernyataan Allah yang memuji sikap mereka itu. Sifat-sifat orang Ansar itu ialah: 

1. Mereka mencintai orang-orang Muhajirin, dan menginginkan agar orang Muhajirin itu memperoleh kebaikan sebagaimana mereka menginginkan kebaikan itu untuk dirinya. Rasulullah SAW mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dengan orang-orang Ansar, seakan-akan mereka saudara kandung. Orang-orang Ansar menyedia-kan sebagian rumah-rumah mereka untuk orang-orang Muhajirin, dan mencarikan perempuan-perempuan Ansar untuk dijadikan istri orang-orang Muhajirin dan sebagainya. 

'Umar bin al-Khaththab pernah berkata, "Aku mewasiatkan kepada khalifah yang diangkat sesudahku, agar mereka mengetahui hak orang Muhajirin dan memelihara kehormatan mereka. Dan aku berwasiat agar berbuat baik kepada orang-orang Ansar, orang yang tinggal di kota Medinah dan telah beriman sebelum kedatangan orang Muhajirin, agar Allah menerima kebaikan mereka dan memaafkan segala kesalahan mereka." 

Diriwayatkan oleh Ibnu Mundhir dari Yazid bin al-Aslam diterangkan bahwa orang Ansar berkata, "Ya Rasulullah, bagi dia tanah kami ini, yang sebagian untuk kami kaum Ansar dan sebagian lagi untuk kaum Muhajirin." Nabi SAW menjawab, "Tidak, penuhi saja keperluan mereka dan bagi dualah buah kurma itu, tanah itu tetap kepunyaanmu." Mereka berkata, "Kami rida atas keputusan itu." Maka turunlah ayat ini yang menggambarkan sifat-sifat orang-orang Ansar. 

2. Orang Anshar tidak berkeinginan memperoleh harta fai' itu seperti yang telah diberikan kepada kaum Muhajirin. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata kepada orang-orang Ansar, "Sesungguhnya saudara-saudara kami (Muhajirin) telah meninggalkan harta-harta dan anak-anak mereka dan telah hijrah ke negerimu." Mereka berkata, "Harta kami telah terbagi-bagi di antara kami." Rasulullah berkata, "Atau yang lain dari itu?" Mereka berkata, "Apa ya Rasulullah?" Beliau berkata, "Mereka adalah orang yang tidak bekerja, maka sediakan tamar dan bagikanlah kepada mereka." Mereka menjawab, "Baik ya Rasulullah." 

3. Mereka mengutamakan orang Muhajirin atas diri mereka, sekalipun mereka sendiri dalam kesempitan, sehingga ada seorang Ansar mempunyai dua orang istri, kemudian yang seorang diceraikannya agar dapat dikawini temannya Muhajirin. 

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidhi, dan an-Nasa'i dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seorang laki-laki telah datang kepada Rasulullah SAW, dan berkata, 'Aku lapar. Maka Rasulullah berkata kepada istri-istrinya menanyakan makanan, tapi tidak ada, beliau berkata, 'Apakah tidak ada seorang yang mau menerima orang ini sebagai tamu malam ini? Ketahuilah bahwa orang yang mau menerima laki-laki ini sebagai tamu (dan memberi makan) malam ini, akan diberi rahmat oleh Allah. Abu thalhah, seorang dari golongan Ansar, berkata, 'Saya ya Rasulullah. Maka ia pergi menemui istrinya dan berkata, 'Hormatilah tamu Rasulullah. Istrinya menjawab, 'Demi Allah, tidak ada makanan kecuali makanan untuk anak-anak. Abu thalhah berkata, 'Apabila anak-anak hendak makan malam, tidurkanlah mereka, padamkanlah lampu biarlah kita menahan lapar pada malam ini agar kita dapat menerima tamu Rasulullah. Maka hal itu dilakukan istrinya. Pagi-pagi besoknya Abu thalhah menghadap Rasulullah SAW menceritakan peristiwa malam itu dan beliau bersabda, 'Allah benar-benar kagum malam itu terhadap perbuatan suami-istri tersebut. Maka ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu." 

Diriwayatkan pula oleh al-Wahidi dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu 'Umar bahwa seorang sahabat Rasulullah SAW dari golongan Ansar diberi kepala kambing. Timbul dalam pikirannya bahwa mungkin ada orang lain lebih memerlukan dari dirinya. Seketika itu juga kepala kambing itu dikirimkan kepada kawannya, tetapi oleh kawannya itu dikirim pula kepada kawannya yang lain, sehingga kepala kambing itu berpindah-pindah pada tujuh rumah dan akhirnya kembali ke rumah orang yang pertama. Riwayat ini ada hubungannya dengan penurunan ayat ini. 

Allah selanjutnya menegaskan bahwa orang-orang yang dapat mengendalikan dirinya dengan mengikuti agama Allah, sehingga ia dapat menghilangkan rasa loba terhadap harta, sifat kikir, dan sifat mengutamakan diri sendiri, adalah orang-orang yang beruntung. Mereka telah berhasil mencapai tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan Allah. 

Dalam sebuah hadis Nabi SAW dijelaskan bahwa beliau bersabda: 

Tidak akan berkumpul debu-debu (yang lengket) pada wajah seseorang ketika berjuang di jalan Allah dengan asap neraka Jahannam selama-lamanya, dan tidak akan berkumpul pada hati seorang hamba sifat kikir dan keimanan selama-lamanya. (Riwayat an-Nasa'i) 

Dalam hadis lain dijelaskan: 

Rasulullah bersabda, "Peliharalah dirimu dari perbuatan zalim, sesungguhnya perbuatan zalim (menimbulkan) kegelapan di hari Kiamat, peliharalah dirimu dari sifat-sifat kikir, karena sesungguhnya kikir itu menghancurkan orang-orang yang sebelum kamu, menimbulkan pertumpahan darah di antara mereka dan akan menghalalkan yang mereka haramkan." (Riwayat Ahmad, al-Bukhari, Muslim, dan al-Baihaqi dari Jabir bin 'Abdullah) 

Nabi SAW juga bersabda dalam hadis lain:
(Tiga golongan) yang terbebas dari sifat kikir, yaitu orang yang membayarkan zakat, memuliakan tamu, dan memberikan sesuatu kepada orang yang susah. (Riwayat ath-Thabrani). 

Sobat. Ayat ini menerangkan bahwa generasi kaum Muslimin yang datang kemudian, setelah berakhirnya generasi Muhajirin dan Anshar, sampai datangnya hari Kiamat nanti berdoa kepada Allah, yang artinya, "Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-saudara kami seagama yang lebih dahulu beriman daripada kami." 

Ada beberapa hal yang dapat diambil dari ayat ini, yaitu:

1. Jika seseorang berdoa, maka doa itu dimulai untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain. 

2. Kaum Muslimin satu dengan yang lain mempunyai hubungan persaudaraan, seperti hubungan saudara seibu-sebapak. Mereka saling mendoakan agar diampuni Allah segala dosa-dosanya, baik yang sekarang, maupun yang terdahulu. 

3. Kaum Muslimin wajib mencintai para sahabat Rasulullah saw, karena mereka telah memberikan contoh dalam berhubungan yang baik dengan sesama manusia. Jika seseorang ingin hidupnya bahagia di dunia dan di akhirat, hendaklah mencontoh hubungan persaudaraan yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan Ansar itu. 

Ayat ke-10 ini mempunyai hubungan erat dengan ayat sebelumnya (ayat ke-9). Oleh karena itu, maksud ayat ini ialah menjelaskan bagaimana hubungan orang-orang Muhajirin yang telah meninggalkan kampung halaman, keluarga, dan harta mereka di Mekah dengan orang-orang Ansar yang beriman yang menerima orang-orang Muhajirin dengan penuh kecintaan dan persaudaraan di kampung halaman mereka, yang mereka lakukan semata-mata untuk mencari keridaan Allah dan bersama-sama menegakkan agama Allah serta menunjukkan iman mereka yang benar, demikian pulalah hendaknya hubungan kaum Muslimin yang datang sesudahnya. Hendaklah mereka tolong-menolong dan mempererat persaudaraan dalam meninggikan kalimat Allah. 

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa hubungan orang yang sedang berhijrah dan penduduk negeri yang menerima mereka, dapat menimbulkan hubungan persaudaraan yang kuat di antara manusia, asal dalam hubungan itu terdapat unsur-unsur keimanan, keikhlasan, dan tolong-menolong, seperti yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan kaum Ansar. Dalam situasi ini terdapat kesempatan yang paling banyak bagi seorang mukmin untuk melakukan berbagai perbuatan yang membentuk sifat-sifat takwa dan diridai Allah. 

Ibnu Abi Laila berkata, "Manusia terbagi kepada beberapa tingkatan yaitu tingkatan Muhajirin, tingkatan Ansar, dan tingkatan generasi sesudahnya yang selalu mengikuti jejak Muhajirin dan Ansar. Oleh karena itu, hendaknya kita berupaya agar dapat masuk ke dalam salah satu dari tiga tingkatan tersebut. 

Kemudian disebutkan lanjutan doa orang-orang yang beriman itu, yang artinya, "Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau timbulkan dalam hati kami rasa dengki kepada orang-orang yang beriman." 

Rasa dengki dan dendam adalah sumber segala kejahatan dan maksiat yang mendorong orang berbuat kebinasaan, kezaliman, dan menumpahkan darah di muka bumi. Allah berfirman:

Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung. (at-Taubah/9: 100)

Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang tersebut dalam ayat 10 ini mengatakan bahwa Allah Maha Penyayang kepada para hamba-Nya, dan banyak melimpahkan rahmat-Nya. Oleh karena itu, mereka mohon agar Dia memperkenankan doa-doa mereka. 

Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa ia mendengar seorang laki-laki bertemu dengan sebagian orang Muhajirin, maka dibacakan ayat, "Lil fuqara'il-muhajirin" (bagi orang fakir golongan Muhajirin), kemudian salah seorang berkata kepadanya, "Mereka itu orang-orang Muhajirin, apakah kamu termasuk sebagian dari mereka." Orang itu menjawab, "Tidak." Kemudian dibacakan pula kepadanya: "Wal-ladhina tabawwa'ud-dara wal-imana min qablihim" (dan orang-orang yang telah menempati kota Medinah dan telah beriman sebelum kedatangan mereka). Kemudian salah seorang berkata kepadanya, "Mereka itu golongan Ansar, apakah engkau dari golongan mereka?" Ia menjawab, "Tidak." Kemudian dibacakan ayat: "Wal-ladhina ja'u min ba'dihim" (orang-orang yang datang kemudian), Seseorang juga bertanya kepadanya, "Apakah engkau dari golongan mereka?" Ia menjawab, "Aku mengharap demikian." Kemudian ia berkata, "Bukankah sebagian mereka mencela sebagian yang lain?" Ayat ini menunjukkan bahwa antara orang-orang mukmin tidak boleh mencela sesama mereka. 

Sobat. Sungguh gambaran sangat mulia dari generasi awal. Dengan sifat-sifat itulah Islam tersebar cepat ke seantero dunia dan mampu menciptakan peradaban  Agung yang sangat dibanggakan. Nama-nama mereka terlukis dengan tinta emas sejarah. Di akhirat Allah telah menyiapkan untuk mereka penghargaan tertinggi. 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Ciptakan Kondisi yang Mendorong Hati untuk Bersyukur



Tinta Media - Sobat. Miliki impian-impian istimewa dalam hidup. Teruslah berjuang mewujudkan impian-impian tersebut. Iringi perjuangan dengan doa dan ketawakalan hanya kepada-Nya. Ikhlaskan hasil akhirnya pada Allah. Insya Allah, ketika impian itu terwujud, dorongan kuat untuk bersyukur akan muncul dengan sendirinya. 

Sobat. Rasakan bahwa sekecil apa pun nikmat Allah pada diri kita sesungguhnya kita tidak mampu menciptakannya sendiri, karenanya semua nikmat itu istimewa, semua kondisi itu istimewa. 

Sobat. Yakini bahwa setiap peristiwa yang hadir dalam hidup kita, baik atau buruk dalam pandangan manusia, sesungguhnya selalu ada nikmat Allah yang pantas disyukuri bersamanya. 

Sobat. Kebahagiaan itu bukan terletak pada sebesar apa yang dimiliki, tetapi sebesar apa yang disyukuri. Rahasia keberkahan hidup terletak pada kemampuan  menjalani kehidupan dengan penuh kesyukuran, karena di sanalah kita akan memperoleh kelimpahan dan keberkahan. Kebahagiaan, kelimpahan, keberuntungan, kesuksesan, dan keberkahan hanya bisa diperoleh dari rasa syukur. 

Sobat. Dari sekian banyak manusia, ada orang yang sehari-harinya senang dengan segala kebaikan sebagai bukti syukur kepada Allah SWT. Mereka terus berusaha mengejarnya sampai kapan pun. Inilah ciri-ciri mereka sebagaimana firman Allah SWT : 

Ų„ِنَّ ٱلَّŲ°ِŁŠŁ†َ هُŁ… Ł…ِّنۡ Ų®َŲ“ۡيَŲ©ِ Ų±َŲØِّهِŁ… Ł…ُّŲ“ۡفِŁ‚ُŁˆŁ†َ وَٱلَّŲ°ِŁŠŁ†َ هُŁ… ŲØَِٔايَٰŲŖِ Ų±َŲØِّهِŁ…ۡ يُŲ¤ۡŁ…ِنُŁˆŁ†َ وَٱلَّŲ°ِŁŠŁ†َ هُŁ… ŲØِŲ±َŲØِّهِŁ…ۡ Ł„َŲ§ يُŲ“ۡŲ±ِكُŁˆŁ†َ وَٱلَّŲ°ِŁŠŁ†َ يُŲ¤ۡŲŖُŁˆŁ†َ Ł…َŲ§ٓ Ų”َŲ§ŲŖَواْ وَّŁ‚ُŁ„ُوبُهُŁ…ۡ وَŲ¬ِŁ„َŲ©ٌ Ų£َنَّهُŁ…ۡ Ų„ِŁ„َىٰ Ų±َŲØِّهِŁ…ۡ Ų±َٰŲ¬ِŲ¹ُŁˆŁ†َ Ų£ُوْŁ„َٰٓŲ¦ِكَ يُŲ³َٰŲ±ِŲ¹ُŁˆŁ†َ فِي ٱلۡŲ®َيۡŲ±َٰŲŖِ وَهُŁ…ۡ Ł„َهَŲ§ Ų³َٰŲØِŁ‚ُŁˆŁ†َ 

“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. Al-Mukminun (23) : 57-61) 

Sobat. Salah satu di antara sifat-sifat orang yang benar-benar beriman itu pertama ialah takut kepada Tuhan. Karena itu mereka selalu mencari keridaan-Nya dengan bersungguh-sungguh mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang menjadi pedoman bagi hidup mereka ialah ajaran agama karena ajaran itulah prinsip mereka. Apa saja yang bertentangan dengan prinsip-prinsip itu tetap mereka tolak bagaimana pun akibatnya. Iman mereka tidak dapat digoyahkan oleh bujuk rayu atau ancaman apa pun. 

Sobat. Sifat yang kedua ialah percaya sepenuhnya kepada bukti-bukti Keesaan dan kekuasaan Allah yang terbentang luas dalam alam semesta sebagaimana difirmankan oleh Allah: 

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Ali 'Imran/3: 190-191) 

Mereka percaya pula sepenuhnya kepada semua ayat yang diturunkan kepada Rasul-Nya. Apa yang tersebut dalam ayat-ayat itu adalah kebenaran mutlak yang tak dapat ditawar-tawar lagi. 

Sobat. Sifat yang ketiga ialah memelihara kemurnian tauhid dengan benar-benar menyembah Allah semata tanpa mempersekutukan-Nya dengan sembahan-sembahan lain. Orang yang beriman tidak akan mau menyembah berhala-berhala atau minta tolong kepadanya, walaupun berhala-berhala itu dianggap oleh kaum musyrik sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: 

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (al-Bayyinah/98: 5) 

Mereka tidak akan meminta tolong kepada kuburan-kuburan karena mereka yakin sepenuhnya bahwa perbuatan itu sama saja dengan meminta tolong kepada berhala-berhala dan itu termasuk perbuatan syirik yang sangat dimurkai Allah. Mereka tidak pula akan meminta tolong kepada arwah-arwah, jin dan setan, karena yang demikian pun termasuk syirik pula. Demikianlah semua perbuatan yang membawa kepada mempersekutukan Allah mereka hindari sejauh-jauhnya, sehingga kepercayaan mereka benar-benar murni, tidak dikotori sedikit pun oleh hal-hal yang berbau syirik. 

Sobat. Sifat yang keempat ialah takut kepada Allah, karena mereka yakin akan kembali kepada-Nya pada hari berhisab, akan diperhitungkan segala amal perbuatan manusia. Meskipun mereka telah mengerjakan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya dan menafkahkan hartanya di jalan Allah, namun mereka merasa takut kalau-kalau amal baik mereka tidak diterima, karena mungkin ada di dalamnya unsur-unsur riya` atau lainnya yang menyebabkan ditolaknya amal itu. Oleh sebab itu mereka selalu terdorong untuk selanjutnya berbuat baik karena kalau amal yang sebelumnya tidak diterima, mungkin amal yang sesudah itu menjadi amal yang makbul yang diberi ganjaran yang berlipat ganda. 

Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dari 'Aisyah pernah bertanya kepada Nabi: 

Siti Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai ayat ini (alladzina yu`tuna ma ataw waqulubuhum wajilah), apakah yang dimaksud dengan ayat ini ialah orang berzina dan meminum khamar atau mencuri, dan karena itu ia takut kepada Tuhan dan siksa-Nya? Pertanyaan ini dijawab oleh Rasulullah, "Bukan demikian maksudnya, hai puteri Abu Bakar as-Shiddiq. Yang dimaksud dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengerjakan salat, berpuasa dan menafkahkan hartanya, namun dia merasa takut kalau-kalau amalnya itu termasuk amal yang tidak diterima (mardud). (Riwayat Ahmad dan at-Tirmidzi). 

Sobat. Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut, selalu bersegera berbuat kebaikan bila ada kesempatan untuk itu dan selalu berupaya agar amal baiknya selalu bertambah. Baru saja ia selesai melaksanakan amal yang baik ia ingin agar dapat segera berbuat amal yang lain dan demikianlah seterusnya. Orang yang demikian sifatnya akan diberi pahala oleh Allah amalnya yang baik di dunia maupun di akhirat seperti yang pernah diberikan kepada Nabi Ibrahim yang tersebut dalam firman-Nya: 

Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang yang saleh. (an-Nahl/16: 122) 

Dan firman-Nya: 

فَŲ¢ŲŖَاهُŁ…ُ اللَّهُ Ų«َوَŲ§ŲØَ الدُّنْيَŲ§ وَŲ­ُŲ³ْنَ Ų«َوَŲ§ŲØِ Ų§Ł„ْŲ¢Ų®ِŲ±َŲ©ِۗ وَاللَّهُ يُŲ­ِŲØُّ Ų§Ł„ْŁ…ُŲ­ْŲ³ِنِŁŠŁ†َ 

Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Ali 'Imran/3: 148) 

Sobat. Oleh karena kesungguhan, keikhlasan, keteguhan iman dan kesabaran para pengikut nabi-nabi yang terdahulu dalam menghadapi segala macam penderitaan dalam memperjuangkan kebenaran di jalan Allah, maka Allah memberikan kepada mereka balasan dunia dan pahala yang setimpal di akhirat. 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Ironi, Sebuah Penghargaan di Tengah Keterpurukan



Tinta Media - Di penghujung tahun 2023 ini, Pemerintahan Kabupaten Bandung kembali meraih penghargaan. Ini adalah penghargaan ke-230 yang diperoleh Dadang Supriatna selama 2,5 tahun menjabat sebagai Bupati Bandung. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan penghargaan bergengsi tingkat nasional Swasti Saba Wistara. Penghargaan itu diterima langsung oleh Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatna di Kempinski Hotel, Mall Indonesia, Jakarta, Selasa (28/11/2023) malam. 

Penghargaan diberikan pemerintah pusat kepada Kabupaten Bandung dengan kategori tertinggi dalam bidang kesehatan yang memenuhi beberapa syarat yang ditetapkan yaitu penghargaan Swasti Saba Wistara. Ini merupakan penghargaan paling bergengsi yang diperoleh oleh kabupaten di Jawa Barat dalam bidang kesehatan nasional. 

Keseriusan Pemkab Bandung untuk mewujudkan daerah sehat ditunjukkan dengan adanya pembangunan lima rumah sakit baru, puskesmas, posyandu, dan fasilitas kesehatan yang terus dilengkapi dengan peralatan medis yang memadai. 

Masyarakat berharap bahwa penghargaan yang diraih Pemerintah Kota Bandung bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada semua masyarakat. Sehingga, penghargaan itu membawa kesejahteraan dan berkah bagi semua masyarakat. 

Prestasi Bupati realitasnya tidak sepenuhnya berkorelasi dengan perbaikan kondisi kesejahteraan masyarakat. Setiap daerah hanya berlomba-lomba mengejar angka-angka yang diklaim sebagai bentuk keberhasilan dari pejabat dan aparat masing-masing daerah. Ini sekadar simbol dan formalitas, sementara secara realitas, mayoritas masyarakat tetap dalam keadaan terpuruk. 

Penghargaan yang didapat oleh Bupati pada program pembangunan rumah sakit baru dan fasilitas kesehatan yang lengkap, tidaklah dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat. Realitasnya, untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang berkualitas baik, masyarakat harus membayar dengan mahal, sementara kondisi perekonomian dirasa semakin sulit dan mencekik. Program BPJS pun hanya menambah beban pengeluaran yang setiap bulan wajib dibayar. Namun, terkadang pelayanan yang didapatkan jauh dari yang diharapkan. 

Ini sungguh ironis. Kenyataan berbanding terbalik dengan kondisi yang diwacanakan karena penghargaan yang diraih tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Indikator penghargaan yang diberikan hanya sebatas administrasi dan sinergitas antarlembaga, bangunan fisik, bukan pada output sebuah program. 

Memang, ini sudah tidak aneh ketika kita hidup di sistem kapitalis yang berasaskan kepada materi semata. Kesejahteraan hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Ini adalah bukti ketika kehidupan diatur dengan aturan buatan manusia, yang hakikatnya manusia itu lemah dan terbatas. Sejatinya, peran negara adalah memberikan pelayanan kesehatan dan perawatan, serta jaminan hidup secara maksimal. 

Sebab, semua itu tidak mungkin dipenuhi warga secara mandiri. Bahkan, negara bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma alias gratis dan wajib melindungi rakyat dari berbagai kondisi buruk yang mungkin terjadi. Namun, saat ini kesehatan tak ubahnya seperti sebuah bisnis yang menghasilkan keuntungan besar bagi para pemilik modal. Inilah watak dari sistem kapitalisme yang diterapkan. 

Dalam Islam, kesehatan merupakan pelayanan dasar yang wajib diberikan oleh negara kepada seluruh masyarakat, baik muslim atau nonmuslim secara cuma-cuma dengan pelayanan terbaik dan berkualitas. Jadi, ketika masyarakat sakit, mereka tidak pusing memikirkan biaya, karena negara menjamin semua secara gratis, tanpa ada persyaratan sedikit pun. 

Semua itu hanya bisa tercipta dan dirasakan jika sistem pemerintahan Islam diterapkan, karena masyarakat diatur dengan aturan yang datang dari Sang pencipta Alam Semesta, yaitu Allah Ajawazala. Aturan tersebut adalah Al-Qur'an dan Assunah, yang sudah pasti adil, membawa keberkahan dan kesejahteraan. 

Sejarah pun mencatat bahwa selama14 abad lamanya pemerintahan Islam memimpin. Selama itu pula, masyarakat hidup sejahtera, baik muslim atau nonmuslim. Mereka hidup berdampingan, aman sentosa. 

Hanya Islam solusi tuntas seluruh permasalahan di dunia ini. Kepemimpinan Islam mampu memberikan pelayanan kesehatan secara gratis, dengan pelayanan terbaik, tanpa syarat apa pun. Maka dari itu, kita wajib memperjuangkan Islam agar tegak kembali. Sudah jelas terbukti bahwa selama 14 abad Islam bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam. 

Penghargaan sejatinya adalah simbol keberhasilan. Jika penghargaan bertambah, realitasnya pun bertambah. Masyarakat akan semakin berkah, hidup pun  menjadi tidak resah. Pengorbanan tidak akan sia-sia melihat semua masyarakat bahagia. 

Wallahu'alam bishshawab.

Oleh: Susi Trisnawati
Sahabat Tinta Media 

Empat Fungsi Al-Qur’an



Tinta Media - Sobat. Sebagai bentuk  cinta dan kasih sayang Allah sebagai Rabb kepada umat manusia, Dia mengingatkan bahwa telah datang kepada mereka satu kitab suci  dengan empat fungsi yang sangat mereka butuhkan. 

يَٰٓŲ£َيُّهَŲ§ ٱلنَّŲ§Ų³ُ Ł‚َŲÆۡ Ų¬َŲ§ٓŲ”َŲŖۡكُŁ… Ł…َّوۡŲ¹ِŲøَŲ©ٞ Ł…ِّن Ų±َّŲØِّكُŁ…ۡ وَŲ“ِفَŲ§ٓŲ”ٞ Ł„ِّŁ…َŲ§ فِي ٱلصُّŲÆُورِ وَهُŲÆٗى وَŲ±َŲ­ۡŁ…َŲ©ٞ Ł„ِّŁ„ۡŁ…ُŲ¤ۡŁ…ِنِŁŠŁ†َ Ł‚ُŁ„ۡ ŲØِفَŲ¶ۡŁ„ِ ٱللَّهِ وَŲØِŲ±َŲ­ۡŁ…َŲŖِهِŪ¦ فَŲØِŲ°َٰŁ„ِكَ فَŁ„ۡيَفۡŲ±َŲ­ُواْ هُوَ Ų®َيۡŲ±ٞ Ł…ِّŁ…َّŲ§ يَŲ¬ۡŁ…َŲ¹ُŁˆŁ†َ  

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". ( QS. Yunus (10) : 57-58) 

Sobat. Allah berseru kepada sekalian manusia bahwa kepada mereka telah didatangkan Al-Qur'an melalui rasul-Nya. Di dalamnya terkandung pedoman-pedoman hidup yang sangat berguna bagi kehidupan mereka. 

Di dalam ayat ini disebutkan pedoman-pedoman hidup itu, sebagai jawaban atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan ancaman-ancaman-Nya. Ayat ini menyimpulkan fungsi Al-Qur'an al-Karim dalam memperbaiki jiwa manusia di antaranya: 

1.  Mauidhah, yaitu pelajaran dari Allah kepada seluruh manusia agar mereka mencintai yang hak dan benar, serta menjauhi perbuatan yang batil dan jahat. Pelajaran ini harus betul-betul dapat terwujud dalam perbuatan mereka. 

2.  Syifa yaitu penyembuh bagi penyakit yang bersarang di dada manusia, seperti penyakit syirik, kufur dan munafik, termasuk pula semua penyakit jiwa yang mengganggu ketenteraman jiwa manusia, seperti putus harapan, lemah pendirian, memperturutkan hawa nafsu, menyembunyikan rasa hasad dan dengki terhadap manusia, perasaan takut dan pengecut, mencintai kebatilan dan kejahatan, serta membenci kebenaran dan keadilan. 

3.  Huda, yaitu petunjuk ke jalan yang lurus yang menyelamatkan manusia dari keyakinan yang sesat dengan jalan membimbing akal dan perasaannya agar berkeyakinan yang benar dengan memperhatikan bukti-bukti kebenaran Allah, serta membimbing mereka agar giat beramal, dengan jalan mengutamakan kemaslahatan yang akan mereka dapati dari amal yang ikhlas serta menjalankan aturan hukum yang berlaku, mana perbuatan yang boleh dilakukan dan mana perbuatan yang harus dijauhkan. 

4.  Rahmah, yaitu karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang mukmin, yang dapat mereka petik dari petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur'an. Orang-orang mukmin yang meyakini dan melaksanakan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur'an akan merasakan buahnya. Mereka akan hidup tolong-menolong, sayang-menyayangi, bekerja sama dengan menegakkan keadilan, menumpas kejahatan dan kekejaman, serta saling bantu membantu untuk memperoleh kesejahteraan. 

Allah berfirman: 

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (al-Fath/48: 29) 

Dan firman-Nya: 

Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan un-tuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (al-Balad/90: 17)

Empat sifat yang terkandung dalam ayat ini diciptakan Allah sesuai dengan fitrah kejadian manusia. Artinya, menurut akal, manusia mempunyai kecenderungan untuk menerima nasehat-nasehat yang baik, menerima petuah-petuah yang dapat mengobati kegoncangan jiwanya, menerima petunjuk-petunjuk yang dapat dipedomani untuk kebahagiaan hidupnya dan suka hidup damai, kasih mengasihi dan sayang menyayangi di antara mereka. 

Sifat rahmah dikhususkan buat orang mukmin di dalam ayat ini, sebab merekalah yang mau menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman, dan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sedang orang-orang kafir dan orang-orang musyrik tidak mau mempercayai apalagi mengerjakan isi kandungannya. 

Sobat. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar mengatakan kepada umat-Nya bahwa rahmat Allah adalah karunia yang paling utama, melebihi keutamaan-keutamaan lain yang diberikan kepada mereka di dunia. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan agar mereka bergembira dan bersyukur atas nikmat yang mereka terima, yang melebihi kenikmatan-kenikmatan yang lainnya. 

Kegembiraan orang-orang mukmin karena berpegang teguh kepada Al-Qur'an digambarkan dalam ayat lain sebagai berikut: 

Allah berfirman:
Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman. (ar-Rum/30: 4) 

Dan firman-Nya:
Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad). (ar-Rad/13: 36) 

Dikatakan bahwa karunia Allah dan Rahmat-Nya lebih baik dari yang lain, yang dapat mereka capai, karena karunia Allah dan rahmat-Nya yang terpancar dari Al-Qur'an adalah kekal untuk mereka, sedangkan kenikmatan yang lain bersifat fana dan sementara, yang hanya dapat mereka rasakan selama mereka mengarungi kehidupan di dunia saja, apabila mereka kembali ke alam baka, kenikmatan yang dapat mereka kumpulkan di dunia itu tidak berguna lagi bagi mereka. 

Sobat. Abu Bakar ash-Shiddiq ra berkata, “Kegelapan  itu ada lima beserta lima penerangnya: 

1. Cinta dunia adalah kegelapan, sedangkan penerangnya adalah Taqwa. 

2. Dosa adalah  kegelapan, sedangkan penerangnya adalah taubat. 

3. Kuburan adalah kegelapan, sedangkan penerangnya adalah kalimat Laa Ilaaha illallaah Muhammad Rasulullah. 

4. Akhirat adalah kegelapan, sedangkan penerangnya adalah amal sholeh. 

5. Shirat ( Jembatan di akherat )adalah kegelapan, sedangkan penerangnya adalah  keyakinan kepada yang ghaib. 

Sobat. Rasulullah SAW bersabda,” Sesungguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena taqwa kepada Allah, melainkan Dia akan memberimu sesuatu yang jauh lebih baik daripada apa yang engkau tinggalkan itu.” ( HR. Ahmad dan an-NasaĆ­) 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN

Judi Online Primadona yang Membinasakan


Tinta Media - Mulai mencoba-coba, berharap jadi kaya bercanda-bercanda, ruginya nyata. 

Begitulah salah satu lirik lagu judi online yang marak di sosial media. Adanya sosial media hari ini memang tak tanggung-tanggung mengubah banyak hal secara teknis, termasuk urusan judi. 

Saat ini, judi tidak hanya dilakukan secara offline, melainkan online juga. Hasil identifikasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat ada 2,7 juta masyarakat yang terlibat judi online dan 2,1 juta di antaranya adalah warga berpenghasilan di bawah Rp100.000. Bahkan, taruhannya tidak lagi dengan nominal yang besar, Rp10.000 sudah bisa berjudi. 

Cara deposit pun makin gampang, bisa dengan kirim pulsa, dompet elektronik, uang elektronik, bahkan QRIS. Transaksi judi online terus naik sejak 2017 sampai 2023, yaitu mencapai lebih dari Rp200 triliun, menurut data PPATK. Ini menjadikan judi online banyak diminati oleh banyak kalangan yang mengharap untung dengan jalan yang pintas. 

Niatnya dihati ingin mendaki gunung, tetapi hari ini cuaca lagi mendung. Para penjudi mengharap untung, tetapi malang, malah buntung. 

Judi tak lagi menyasar kalangan dewasa yang memiliki penghasilan saja, bahkan anak-anak sekolah pun juga menjadi pasarnya. Sepanjang tahun ini, klinik kidi spesialis anak di Pejaten, Jakarta Selatan telah menangani hampir 50 anak kecanduan judi online. 

Tak tanggung-tanggung, anak-anak SD juga terobsesi mencari hoki dan penasaran, serta mencoba memainkan selayaknya game. Terkait judi online, perilaku ini menjadikan anak-anak semakin boros dalam meminta uang saku orang tua, memiliki sifat yang tak terkendali, seperti mengamuk dan uring-uringan, bahkan tidak bisa makan serta tidur karena lebih suka menyendiri. Akibatnya, belajar menjadi terganggu. 

Promosi judi online tak tanggung-tanggung dilakukan. Bahkan, dari media sosial X akun @ilhamzada membuat utas para artis, penyanyi, dan komedian yang mempromosikan judi slot yang  mengganti frasa 'judi online' menjadi 'gim online'. 

Tak hanya itu, promosi judi online juga dilakukan lewat streamer game. Ini menjadi strategi jitu untuk memasarkan judi online sehingga semakin massif dinikmati oleh masyarakat, termasuk anak-anak SD yang belum sempurna akal berpikirnya. 

Para streamer game diidolakan banyak anak yang suka main game. Anak-anak ingin meniru apa pun yang dilakukan oleh idola mereka sehingga membuat banyak yang ikut serta untuk mencoba. 

Dalam live streaming, para streamer ini biasanya akan meneriakkan kata-kata, "Salam gacor” dengan menyebutkan situs judi yang memberikan donasi saat mereka siaran langsung atau dengan mencantumkan nama-nama pemberi uang mereka di layar streaming selama sebulan penuh, bahkan bisa dengan menyematkan link judi slot di kolom komentar. 

Anak Terjerat Judi Online adalah Masalah Besar 

Ada banyak faktor terkait maraknya judi online di tengah remaja, di antaranya yaitu pudarnya peran pendidikan keluarga maupun masyarakat dan negara. Jeratan judi online di kalangan siswa SD ini harusnya menjadi koreksi berbagai pihak, baik negara yang membuat kebijakan pendidikan yang arahnya untuk mendapat ekonomi sebanyak-banyaknya. Standar masyarakat kebanyakan yang berorientasi pada materi, serta keluarga yang bertugas sebagai sekolah pertama bagi anak dalam menanamkan keimanan yang kuat. 

Hari ini, keluarga, khususnya orang tua lebih berorientasi mencari materi serta menyerahkan pendidikan sepenuhnya ke sekolah. Alhasil, anak yang awalnya adalah tanggung jawab orang tua seakan terkesan hanya difasilitasi oleh orang tua dan dididik oleh guru. 
Apalagi biaya hidup saat ini semakin melonjak, membuat para orang tua harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk pendidikan dan kesehatan anggota keluarga. 

Pendidikan hari ini tak ubahnya mengikuti sistem yang diterapkan dalam sebuah negara. Apalagi, kita hidup di sistem kapitalisme yang semua diukur dengan materi. Alhasil, pendidikan melalui kurikulum merdeka belajar dan kampus merdeka lebih mengedepankan bagaimana peserta didik dapat memenuhi kriteria pasar dan bisa bersaing di lapangan kerja supaya mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Dengan konsep inilah, kurikulum pendidikan yang memisahkan agama dengan kehidupan semakin terasa adanya. 

Anak tidak lagi dididik menjadi insan bertakwa yang paham atas jati diri sesungguhnya, yaitu sebagai hamba Allah yang diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya dan akan kembali pada Allah. Saat ini, jati diri anak dijauhkan dari Allah, dijauhkan dari Islam. Hidup adalah untuk mencari uang dan mengejar kesenangan, kemewahan, dan segala sesuatu yang berbau materi yang didapatkan dengan segala cara tanpa menakar apakah hal tersebut halal atau haram. 

Semua disebabkan karena standar yang dipakai bukan berasal dari Sang Khalik, tetapi berdasarkan kesenangan duniawi semata. Ini membuat orientasi dari kepribadian anak yang diharapkan sebagai generasi yang berakhlak mulia, bertakwa, bermanfaat bagi sesama menjadi bergeser, bahkan sirna. 

Komitmen Negara untuk Menyelesaikan Tidak Kuat 

Permasalahan ini tidak tuntas, bahkan masyarakat menilai bahwa Kominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tidak efektif dalam menuntaskan hal ini karena hanya memblokir situs yang para agen judi pun bisa membuat ulang situs-situs yang diblokir, serta bekerja sama dengan platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, TikTok, Whatsapp, dan Youtube agar menghapus konten-konten yang memuat iklan judi online, mengingat tidak susah untuk membuat situs judi karena mereka sudah punya template, tinggal beli domain, dan pasang template itu. 

Membeli domain murah. Yang gratisan juga ada. Semestinya negara bisa kerja sama untuk memutus IP address aplikasi judi slot yang tersambung ke komputer atau handphone, atau dengan menggandeng operator seluler untuk melacak dan memblokir nomor-nomor agen yang mempromosikan judi lewat SMS. 

Terlihat, upaya negara lewat kebijakannya hanya terbatas pada upaya-upaya kecil yang bahkan bisa dilakukan oleh individu. Seharusnya, negara mempunyai peran lebih untuk membabat judi online yang bisa menghancurkan kehidupan generasi pemimpin di masa mendatang. 

Setiap ada masalah, di situ ada solusi, tinggal bagaimana keseriusan dalam menangani suatu permasalahan. Sistem kapitalis orientasinya hanya berjibaku pada materi dalam menjaga para generasi. Sementara, Islam menjaga generasi dengan baik dengan sistem yang sempurna dan komprehensif melalui penerapan Islam kaffah. 

Islam memperkenalkan sedari dini terkait pendidikan dalam skala keluarga, masyarakat, dan negara. Anak dididik dengan kurikulum yang berbasis akidah Islam dan keterikatan pada hukum syariat Islam. 

Dengan sistem ekonomi Islam, maka pengurusan masyarakat terkait dengan pengelolaan ekonomi membuat biaya pendidikan dan kesehatan menjadi murah, bahkan gratis. Semua didanai oleh negara sehingga orang tua dalam mendidik tidak mendapat tekanan yang berlebihan saat mengarahkan anak-anak dalam jalan yang benar. 

Filterisasi media yang bisa tayang adalah konten-konten yang  mendidik generasi supaya bisa mendekatkan kehidupan dengan Rabb semesta alam. Adanya sanksi yang menjerakan bagi orang-orang yang melanggar ketentuan syariat yang diterapkan sebagai aturan bernegara untuk mengatur rakyat membuat generasi semakin nyaman dalam belajar, bahkan menggunakan teknologi dan meniadakan kehancuran generasi. 

Wallahualam bisawab.


Oleh: Wilda Nusva Lilasari S.M.
(Sahabat Tinta Media) 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab