Tinta Media

Minggu, 11 Desember 2022

L68T Terlarang di Rusia, Bagaimana dengan Negeri Muslim?

Tinta Media - Dunia saat ini tengah dipertontonkan dengan kompleksitas pengakuan gender yang bias. L68T (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) mencari ruang pentas agar diterima eksistensinya. Dalih hak asasi manusia menjadi tameng mereka untuk menunjukkan keberadaannya. Benarkah mereka harus diakui dan dihormati keberadaannya? Bagaimana negeri kita dan Islam memandang persoalan ini? 

Keberanian Rusia sebagai negara liberal menetapkan aturan RUU tentang pembatasan eksistensi L68T di ruang publik patut diapresiasi positif. Di tengah gempuran promosi yang dilakukan kaum L68T, RUU di negara sebesar Rusia akan memberi dampak terhadap negara-negara lainnya. 

Dilansir dari Moskwa, Kompas.com (25/11/2022) bahwa Parlemen Rusia telah menyetujui RUU Propaganda L68T dan membatasi tampilan L68T. UU ini akan mengatur setiap tindakan atau informasi yang dianggap sebagai upaya untuk mempromosikan homoseksualitas, baik di depan umum, online, atau dalam film, buku, atau iklan. Semua itu akan dikenakan denda yang berat. RUU baru juga melarang menampilkan perilaku L68T kepada anak-anak. UU ini sebelumnya hanya melarang promosi gaya hidup L68T yang ditujukan untuk anak-anak. 

Hukuman denda yang ditetapkan bagi pribadi maksimal mencapai sekitar Rp25 juta, sedangkan bagi perusahaan hingga mencapai sekitar Rp258 juta. Larangan propaganda L98T yang dikeluarkan oleh rezim Vladimir Putin ini telah resmi diberlakukan bagi orang dewasa hingga anak-anak di Rusia.  

Detail denda berdasarkan laporan media pemerintah TASS, Jumat (25/11/2022) adalah sebagai berikut: denda bagi pribadi mencapai 50 ribu – 100 ribu rubles (sekitar Rp12 juta – Rp25 juta), bagi pejabat antara 100 ribu – 200 ribu rubles ( sekitar 12 juta – 50 juta), sementara perusahaan mencapai 800 ribu – 1 juta rubles (sekitar 207 juta – 400 juta). Propaganda yang dilakukan terhadap anak akan diberi denda dua kali lipat dan untuk perusahaan denda maksimalnya bisa penyetopan operasional selama 90 hari, (Liputan6.com, Moskwa (25/11/2022). 

Kebijakan yang ditetapkan Parlemen Rusia dalam mengesahkan RUU tentang larangan L98T ini bertujuan untuk membela moralitas di hadapan apa yang mereka anggap sebagai nilai-nilai dekaden “non-Rusia” yang dipromosikan oleh Barat. Rasa keakuan dari Rusia ini justru secara tidak langsung menunjukkan kekuatannya atas dominasi Barat dalam menancapkan ide-ide liberalisnya. Bagi mereka L98T telah merusak tatanan kehidupan khas Rusia yang memang anti Barat. Hak asasi manusia yang dipromosikan Barat sebagai salah satu alat pelegalan kaum L98T di dunia ini tidak diadopsi oleh Rusia dan menganggap keberadaannya sebagai perbuatan yang terlarang. 

Selain itu, diketahui bahwa larangan L98T tersebut terkait juga dengan misi suci Rusia dalam perang melawan Ukraina. Dikutip dari Sindonews.com, (18/7/2022), menurut Komandan Chechnya Apti Alaudinov, yang berperang di Moskow menyebutkan bahwa Perang Rusia di Ukraina sebagai perang suci melawan nilai-nilai setan Barat dan komunitas L98TQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer). Ia pun memuji Presiden Rusia Vladimir Putin karena berdiri melawan Barat dan NATO, menggambarkan mereka sebagai kejahatan. Baginya Putin telah mewakili apa yang seharusnya dilakukan negara-negara Islam dengan melawan AS dan NATO. 

Sungguh sebuah tamparan keras dari pernyataan tersebut bagi negara-negara Islam. Begitu pun dengan Indonesia yang mayoritas muslim. Selama ini tidak ada reaksi atau aksi nyata dalam menggerus, bahkan mencegah masuknya nilai-nilai Barat ke dalam negaranya yang mampu merusak tatanan kehidupan sosial, terutama nilai agamis yang dipegang teguh negara-negara Islam. Hal ini juga memperlihatkan bagaimana kepemimpinan yang kuat bisa memengaruhi kebijakan yang ditetapkan dan diterapkan di tengah masyarakat. 

Lihat saja bagaimana denda berat yang akan diterima pelaku L98T jika memaksakan diri untuk eksis di Rusia. Detail tindakan yang berkaitan dengan LGBT ditetapkan hukumannya.  Tidak terbayangkan jika hukuman yang akan ditetapkan itu berasal dari Islam, maka efek jera akan jauh lebih dirasakan para pelaku karena hukumannya jelas dan tegas. Bukankah Islam sangat melarang perbuatan laknat ini? Bagaimana pandangan Indonesia yang mayoritas muslim terhadap eksistensi L98 ini? Tentu saja sangat miris karena mengekor pada Barat dan menganggap L98T sebagai penerapan hak asasi manusia maka Indonesia tidak memiliki aturan larangan bagi L98T. 

Padahal, semakin lama komunitas tersebut semakin banyak di negeri ini. Mereka tidak malu untuk memperlihatkan diri dan menunjukkan keberadaannya di berbagai sektor publik. Tidak ada sangsi sosial dari masyarakat. Ini menambah kepercayaan diri mereka untuk terus berkembang, mencari mangsa baru. 

Namun, negeri yang harusnya terhindar dari perbuatan terlaknat ini justru membuka tangan lebar-lebar untuk memahami keberadaan mereka. Hal ini disebabkan karena negeri ini menganut paham liberalisme yang di usung Barat. Sehingga perilaku L98T pun dianggap wajar untuk tumbuh dan berkembang. 

Sudah seharusnya Indonesia mengacu kepada hukum Islam, mengingat mayoritas masyarakatnya adalah umat Islam. Bagi seorang muslim, keyakinan akan hukum Allah sebagai hukum terbaik hendaknya senantiasa dipegang dengan sepenuh hati. Ini karena setiap hukum syarak membawa maslahat untuk manusia. 

Islam sangat menentang, bahkan melaknat perbuatan L98T. Perbuatannya dikategorikan buruk, keji, dan dibenci yang disematkan pada sebutan fahsiyah. Sebagaimana yang terjadi di masa Nabi Luth, dalam Firman Allah Swt.: 

“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan fahsiyah yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu.”,” (Q.S. al-Ankabut [29]: 28). 

Selain itu, perbuatan tersebut dinyatakan juga dengan kata khabits, yakni sebagai sesuatu yang dibenci, jelek, dan hina, baik secara empiris maupun logis. Sebagaimana dalam Firman Allah Swt.: 

“Dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan-perbuatan habits (khaba’its). Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik,” (Q.S. al-Anbiya [21]: 74). 

Dengan demikian, maka perlu aturan yang tegak, jelas dalam melarang tumbuh dan berkembangnya kaum) ini dengan sangsi tegas seperti dalam hukum syarak. Tegaknya aturan tersebut harus bersifat menyeluruh, mulai dari edukasi kepada masyarakat (meliputi pendidikan dan pembinaan berbasis Islam), sehingga terwujud individu yang bertakwa diiringi kontrol sosial di tengah masyarakat. 

Aturan ini dapat diterapkan jika pemimpin dan negaranya mendukung pelaksanaannya. Pemimpin dengan tegas mengharamkan, melarang keberadaan kaum L98T, sedangkan negaranya menerapkan aturan Islam secara kaffah, menyeluruh. Hanya dengan demikian, segala aturan dapat diterapkan dan diaplikasikan oleh masyarakat atas dasar ketakwaan kepada Allah Swt.  

Seharusnya para pemimpin negara-negara Islam dan Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim), melaksanakan ketetapan hukum syarak yang telah diatur di dalam kitabullah, sehingga akan tercipta masyarakat yang berkualitas, jauh dari inisiasi nilai-nilai buruk dari Barat atau selain Islam. Wallahu’alam bi shawab.

Oleh: Ageng Kartika 
Pemerhati Sosial

Bekerjalah untuk Duniamu Seolah Kamu Hidup Selamanya...

Tinta Media - Ungkapan ini bukan hadits Nabi Muhammad SAW. Namun hanya ungkapan bahasa Arab.

اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً

“I’mal lidunyaaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-aakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.”

 [Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok].

Makna yang tepat

Maknanya pun tidak seperti dipahami kebanyakan orang. Banyak yang memahami maksud ungkapan tersebut adalah hendaknya kita mati-matian dalam mengejar dunia, akhirat akhirnya terlupakan.

Bahkan makna yang tepat adalah sebaliknya. Hendaklah kita semangat dalam menggapai akhirat dan tak perlu tergesa-gesa dalam mengejar dunia.

Ungkapan “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya”, maksudnya adalah apa yang tidak selesai hari ini dari urusan dunia, selesaikanlah besok. Yang tidak bisa selesai besok, selesaikanlah besoknya lagi. Jika luput hari ini, masih ada harapan untuk besok.

Adapun untuk urusan akhirat, maka beramallah untuk urusan akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok. Maksudnya kita diperintahkan untuk segera melakukan amalan shalih, jangan menunda-nundanya. Anggap kita tak bisa lagi berjumpa lagi dengan esok hari. Bahkan kita katakan, bisa jadi kita mati sebelum esok tiba. Karena siapa pun kita tak mengetahui kapan maut menghampiri.

Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah menyatakan,

إذا أصبحت فلا تنتظر المساء ، وإذا أمسيت فلا تنتظر الصباح ، وخذ من صحتك لمرضك ، ومن حياتك لموتك

“Jika engkau berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika engkau berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari)

Itulah makna ungkapan yang masyhur di atas.

Namun sekali lagi, kesimpulannya, ungkapan tersebut salah alamat jika disandarkan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu maknanya pun bukan seperti dipahami kebanyakan orang untuk terus mengejar dunia hingga kurang semangat menggapai akhirat.

Bahkan makna yang tepat, hendaklah semangat bersegera dalam melakukan amalan akhirat, jangan sampai menunda-nunda.

Adapun urusan dunia, ada kelapangan dalam menggapainya. Kalau tidak bisa menggapai hari ini, masih ada harapan untuk esok hari.

Wallaahu a'lam.[]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

KALAU TIDAK PERCAYA KHILAFAH SOLUSI, YUK KITA TERAPKAN?


Tinta Media - Setelah Sekretaris Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Imam Pituduh menuduh khilafah bukan solusi dari persoalan kebangsaan, kini giliran Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) Dr. H. Jihaduddin M.Pd juga mengatakan hal yang sama. Dia menyebut narasi ilusi khilafah sebagai solusi segala permasalahan bangsa, merupakan hasil dari kekeliruan atas sempitnya pola pikir dan pengetahuan.

"Kenapa yang diangkat hanya soal itu itu saja? Karena mereka hanya melihat dari sisi, bagaimana sebuah pemerintahan itu semestinya memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Dia menganggap yang bisa mensejahterakan itu saat ini hanya dengan konsep khilafah, padahal tidak seperti itu," ujarnya, dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada media, Sabtu. (26/11).

Menurutnya, penerapan sistem kekhilafahan bukanlah solusi mutlak sebagaimana yang dipromosikan termasuk dalam hal ekonomi. Namun, dirinya menganggap ada cara lain yang bisa diaplikasikan dalam masyarakat untuk menyelamatkan bangsa dari berbagai problem kebangsaan.

Serangan pada konsep Khilafah ini sebenarnya hanya berbasis asumsi. Bahkan ilusi. Sebab, saat ini Khilafah belum diterapkan.

Semestinya, orang yang menentang Khilafah membiarkan Khilafah tegak berdiri, lalu melihat secara langsung dengan mata kepalanya sendiri solusi apa yang akan diterapkan Khilafah untuk menyelesaikan berbagai sengkarut problem yang mendera bangsa ini. Lalu, semua bisa menyaksikan apakah Khilafah bisa menyelesaikannya.

Agar tidak berasumsi, agar tidak pula penasaran, sebaiknya Pilpres tidak perlu diadakan. Semua sepakat menegakkan Khilafah, lebih cepat dari jadwal Pilpres.

Lalu, biarkan Khilafah menjalankan syariat Islam dan menyelesaikan masalah bangsa Indonesia. Masyarakat, mendukung Khilafah untuk mengambil alih seluruh tambang dari swasta, korporasi, asing dan aseng, dan memanfaatkan hasilnya untuk mengelola Baitul Mal, menjadi sumber APBN menggantikan pajak.

Khilafah, mengambil alih tambang Freeport, perusahaan China hingga  tambang-tambang yang dikuasai Luhut Binsar Panjaitan. Karena dalam sistem Ekonomi Islam, tambang tambang tersebut haram dikuasai swasta, korporasi, asing dan aseng. Semua harus dikelola Khilafah dan manfaatnya dikembalikan kepada rakyat.

Seluruh masyarakat mendukung, geng Sambo dihukum Qisos oleh Khilafah, juga siapapun yang terlibat pembunuhan KM 50 dan Tragedi Kanjuruhan. Jangan seperti hukum saat ini, tidak jelas.

Khilafah akan melaksanakan hukum-hukum Islam, yang selama ini tidak bisa ditegakkan oleh sistem demokrasi. Khilafah akan menegakkan hudud, Qisos-Diyat, Ta'jier dan Mukholafah. Selanjutnya, Khilafah akan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, sebagai solusi sekaligus rahmat bagi semesta alam.

Yang tidak percaya Khilafah solusi, mari kita buktikan. Mari tegakkan Khilafah di negeri ini.

Selama ini, demokrasi telah merusak negeri ini. Ekonomi Kapitalisme telah menyengsarakan penduduk negeri ini. Agar yakin Khilafah solusi, mari berjuang atau setidaknya biarkan kami merealisir nubuwah Khilafah, sehingga Khilafah bisa tegak di negeri ini. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin
Pejuang Khilafah

https://heylink.me/AK_Channel/

Kemaksiatan Menghapus Keberkahan

Tinta Media - Sobat. Sebuah atsar yang dikemukakan oleh Imam Ahmad dalam kitabnya Az-Zuhd bahwa Allah Berfirman : “Sesungguhnya jika Aku ditaati maka aku menjadi ridha. Jika Aku ridha maka aku akan memberi keberkahan, sedangkan keberkahan-Ku tidak ada penghabisannya. Sebaliknya jika Aku didurhakai maka Aku akan murka. Jika Aku murka maka Aku akan melaknat, sedangkan laknatku berlaku sampai tujuh turunan.”

Sobat. Keluasan rezeki dan umur bukanlah karena banyak dan panjangnya umur. Bukan pula karena banyaknya bulan atau tahun. Akan tetapi, semuanya adalah karena berkah yang diperoleh.

وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَٰمُواْ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسۡقَيۡنَٰهُم مَّآءً غَدَقٗا لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِۚ وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابٗا صَعَدٗا 

"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat. (QS. Al-Jinn (72) : 16-17 )

Sobat. Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa siapa saja di antara manusia atau jin yang tetap berpegang dan menjalankan ketentuan-ketentuan Islam, Allah akan melapangkan rezekinya serta memudahkan semua urusan dunia mereka.
Dalam rangka melapangkan rezeki, Allah mengungkapkannya dengan kata "air yang segar", karena air itu adalah sumber kehidupan. Banyak air berarti kebahagiaan yang luas. Firman Allah:
 
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (al-A'raf/7: 96)

Sobat. Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa mereka diberi kelapangan hidup untuk menguji dan mengamati siapa di antara mereka yang mensyukuri nikmat-Nya dan siapa pula yang mengingkarinya. Bagi yang mensyukurinya, Allah menyediakan balasan yang paling sempurna, dan bagi mereka yang mengingkari, Allah memberikan kesempatan dan mengundurkan siksa-Nya. Kemudian barulah Allah menjatuhkan azab-Nya. Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
 
Dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh. (al-Qalam/68: 45)

Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa barang siapa yang berpaling dari Al-Qur'an dan petunjuk-Nya, tanpa mengikuti perintah-perintah-Nya serta tidak pula menjauhi larangan-larangan-Nya, Allah akan menyiksanya dengan azab yang paling dahsyat dan ia tidak dapat melepaskan diri daripada-Nya.

Sobat. Setiap kali seorang hamba berbuat maksiat, ia turun ke tingkatan yang lebih rendah, ia masih saja turun ke bawah sehingga ia menjadi bagian dari golongan yang terendah. Sebaliknya , jika ia melakukan ketaatan maka ia naik satu tingkatan. Dan, derajatnya masih terus meningkat sehingga termasuk ke dalam golongan illiyyin ( para hamba yang menempati derajat yang tinggi).

Sobat. Akibat buruk lainnya dari kemaksiatan adalah ia akan menghapuskan keberkahan umur, rezeki, ilmu dan keberkahan ketaatan. Secara umum, kemaksiatan itu akan menghapuskan keberkahan agama dan dunia. Maka engkau tidak akan mendapatkan keberkahan sedikit pun dari orang-orang yang berbuat maksiat, baik dari sisi agama maupun dunianya. Tidaklah keberkahan itu dihapuskan oleh Allah dari muka bumi melainkan karena adanya kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia.

Sobat. Umur seorang hamba itu adalah masa kehidupannya, sedangkan tidak ada kehidupan bagi orang yang berpaling dari Allah dan sibuk dengan selain-Nya. Bahkan kehidupan hewan saja bisa lebih baik daripada kehidupan manusia. Sesungguhnya kehidupan manusia tergantung kehidupan hati dan tuhnya. Tidak ada kehidupan bagi hatinya kecuali dengan mengenal Dzat yang telah menciptakannya, mencintai-Nya, beribadah hanya kepada-Nya semata, kembali ke jalan-Nya.

Barangsiapa yang kehilangan kehidupan ini maka ia kehilangan seluruh jenis kebaikan, sekalipun diganti dengan segala hal yang ada di dunia. Bahkan sebenarnya dunia ini seluruhnya tidak bisa dijadikan sebagai ganti dari jenis kehidupan ini. Dari segala sesuatu yang hilang dari seorang hamba, memang ada gantinya. Akan tetapi jika yang hilang darinya adalah Allah, tidak ada sesuatu pun yang bisa menjadi ganti.

Sobat. Segala sesuatu yang tidak untuk Allah maka keberkahannya tercabut. Karena sesungguhnya hanya Allahlah Dzat yang memberi keberkahan. Segala keberkahan itu berasal dari-Nya. Segala yang disandarkan kepada-Nya diberkahi, Firman-Nya diberkahi, Rasulu-Nya diberkahi, hamba-Nya yang beriman dan memberi manfaat kepada sesama juga diberkahi. Baitulharam diberkahi. Tempat anak panah-Nya di bumi, yaitu tanah Syam, adalah tanah yang penuh berkah.

۞إِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورٗا  

“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” ( QS. Fathir (35) : 41 )

Sobat. Allah melukiskan kebenaran dan keagungan kekuasaan-Nya. Dengan kekuasaan-Nya, langit tercipta tanpa tiang, dan gunung-gunung berdiri dengan kokoh. Allah menyebarkan makhluk melata (dabbah), manusia, dan hewan di atas bumi, seperti bunyi ayat:
 
Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Luqman/31: 10) 

Semuanya membuktikan kebesaran dan kekuasaan Allah Yang Mahaagung. Pengertian Allah menahan langit dan bumi ialah menahan langit itu dengan hukum gravitasi agar tidak guncang dan roboh, atau bergeser dari tempatnya. Allah memelihara dan mengawasi keduanya dengan pengawasan yang Dia sendirilah yang mengetahuinya. Semua benda-benda langit di jagat raya ini beredar menurut garis edarnya masing-masing. Para ahli ilmu astronomi dapat membuktikan bahwa tidak pernah terjadi benturan antara benda-benda angkasa itu satu dengan yang lain. Semuanya beredar menurut garis edarnya masing-masing. Keterangan lain yang menguatkan arti yang terkandung dalam ayat di atas yakni:
 
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur). (ar-Rum/30: 25)

Kuatnya bangunan langit dan bumi itu sehingga tidak pernah mengalami kerusakan, keruntuhan, dan sebagainya adalah karena kekuasaan Allah juga. Jika Allah Yang Mahakuasa itu bermaksud menghancurkan bumi dan langit itu, tiada satu kekuatan pun dari makhluk yang sanggup mencegahnya. Demikianlah pula dijelaskan oleh ayat lain:
 
Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu (manusia) apa yang ada di bumi dan kapal yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia. (al-hajj/22: 65)

Di samping sifat-Nya Yang Maha Perkasa itu, Allah juga mempunyai sifat rasa kasih sayang kepada hamba-Nya. Biarpun manusia di bumi ini kebanyakan kafir dan tidak mau tunduk pada pengajaran dan pedoman hidup menuju kesejahteraan dunia dan akhirat yang telah ditetapkan-Nya, namun azab dan murka Allah tiada segera diturunkan untuk menghukum kaum kafir dan pendurhaka. Kasih sayang Allah itu ialah selain menunda siksaan bagi orang kafir dan ingkar, juga sangat mudah memberi ampunan kepada siapa yang mau tobat dari segala kesalahannya, bagaimanapun besarnya perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya. Allah Maha Perkasa, Maha Pengasih, dan Penyayang kepada seluruh hamba-Nya, baik terhadap orang mukmin maupun kafir.

Sobat. Dalam hadits yang diriwiyatkan oleh Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Dunia itu terlaknat, begitu juga apa saja yang ada di dalamnya; kecuali dzikir kepada Allah dan apa saja yang dicintai oleh Allah, serta orang yang berilmu atau yang sedang mempelajari ilmu.” ( HR Tirmidzi )

(Dr. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)

Sabtu, 10 Desember 2022

Meningkatkan Akhlak dan Moral dengan Pembelajaran Tiga Muatan, Bisakah?

Tinta Media - Untuk meningkatkan akhlak dan moral (Mentalitas) di kalangan pelajar, Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatna mengoptimalkan pembelajaran tiga muatan lokal, yaitu Pendidikan Pancasila dan UUD 45, pendidikan bahasa dan pendidikan budaya, serta mengaji dan hafalan Al-Qur'an (BANDUNG, BBCOM)

Mampukah ketiga muatan tersebut mengatasi krisis akhlak yang terjadi pada remaja saat ini? Ternyata, berbagai macam cara yang ditempuh untuk meningkatkan akhlak pelajar hari ini belum mampu menjadi solusi. Sering berganti-ganti kurikulum juga  belum mampu meningkatkan kualitas akhlak para pelajar. Justru, kita bisa merasakan secara nyata semakin bobroknya mental pelajar hari ini. Seringkali terjadi tawuran, pemerkosaan, pelecehan di kalangan pelajar, menjadi suguhan di tengah masyarakat. 

Di mana letak kesalahannya sehingga hampir tidak ada perubahan yang signifikan? Ini bisa kita lihat dari sistem yang diterapkan negara kita ini. Ketika sistem yang digunakan adalah sistem yang salah, maka segala bentuk usaha  perubahan akan gagal. 

Misalnya, ketika pendidikan agama digencarkan di seluruh sekolah, tetapi tidak didukung oleh sistem, maka akan sia-sia. Di satu sisi, pelajar belajar agama dan menghafal Al-Qur'an, tetapi di sisi lain masih banyak tontonan atau tayangan dari sosial media, entah itu televisi ataupun gadget yang berseliweran tanpa aturan, seronok, merusak mental dan adab. Keadaan ini nyata dan bisa kita lihat semakin merajalela.

Sejatinya, semua masalah (krisis adab) yang terjadi di kalangan pelajar hari ini adalah buah dari penerapan sistem pendidikan sekuler. Pendidikan hanya diorientasikan untuk bekerja. Pendidikan akhlak (agama) dan lainnya hanya transfer ilmu saja, tanpa menuntut untuk direalisasikan dalam kehidupan. 

Ditambah lagi minimnya jam belajar untuk mata pelajaran agama di sekolah, semakin mengikis keimanan para pelajar. Akibatnya, mereka (pelajar) justru cenderung berperilaku bebas dan mengikuti gaya hidup hedonis. 

Pendidikan berbasis kebebasan hari ini justru semakin menjauhkan nilai agama, sehingga orientasinya hanya untuk dunia semata, yaitu untuk mendapat pekerjaan. 

Intinya, semua program pendidikan yang diharapkan bisa menjadikan perubahan di sistem sekarang ini, sebetulnya tidak akan mungkin bisa berhasil maksimal. 

Kondisi ini akan berbeda jika sistem pendidikan  Islam diterapkan. Pendidikan dalam sistem Islam berlandaskan pada akidah Islam, termasuk dalam kurikulumnya. Kurikulum pendidikan Islam bersumber dari Al-Qur'an yang berasal dari wahyu Allah Swt. yang pastinya akan menjadikan agama sebagai prioritas utama. Hal ini akan membentuk individu yang berkepribadian Islam dan memiliki iman yang kuat, sehingga tidak mudah terbawa arus. 

Islam juga menyediakan guru yang kompeten di bidangnya. Islam juga Menyejahterakan guru dengan memberi gaji yang besar karena dalam Islam, posisi guru sangat mulia dan berjasa membangun generasi. Dengan gaji yang besar itu, seorang guru akan tercukupi kebutuhan hidupnya sehingga fokus dalam proses mendidik. Begitu pun sarana prasarana sekolah yang memadai akan menunjang proses pendidikan menjadi nyaman . 

Perlakuan antara muslim dan nonmuslim, miskin ataupun kaya juga tidak dibeda-bedakan. Semua gratis tanpa dipungut biaya, sehingga semua warga akan mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhannya. Itu memang kewajiban negara untuk mengurus  rakyat dengan baik.

Visi pendidikan Islam adalah membentuk manusia berkepribadian Islam 
dan selalu tunduk pada aturan Allah Swt, menjadi generasi cerdas yang melanjutkan misi dakwah Rasulullah saw. dalam rangka menyebarkan risalah ke seluruhan penjuru dunia.

Itulah sekelumit mengenai sistem pendidikan Islam yang akan mampu menjadi solusi agar para pelajar dan masyarakat secara menjadi orang yang berakhlak mulia dan takut pada Allah Swt. Semua akan bisa terealisasi dengan adanya sebuah negara yang menerapkan Islam secara kaffah (menyeluruh) dalam bingkai KHILAFAH .

Wallahu a'lam bishawab.

Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab