Tinta Media

Jumat, 02 Desember 2022

Memberikan Peringatan ke Jalan yang Lurus

Tinta Media - Sobat. Rasulullah SAW biasa memberi nasihat kepada para sahabat beliau. Sebab memberi nasehat dan peringatan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh yang mampu melakukannya dengan landasan Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya. Allah telah memerintahkan kepada mereka yang diberi peringatan agar mendengarkan nasehat yang diberikan, mengingat adanya banyak manfaat yang besar.

وَذَكِّرۡ فَإِنَّ ٱلذِّكۡرَىٰ تَنفَعُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ 

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Adz-Dzariyat (51) : 55 )

Sobat. Ayat ini memerintahkan kepada Muhammad saw agar tetap memberikan peringatan dan nasihat, karena peringatan dan nasihat itu akan bermanfaat bagi orang yang hatinya siap menerima petunjuk. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi hatim, dan al-Baihaqi bahwa 'Ali bin Abi thalib berkata, "Setelah diturunkan ayat 54 tersebut yaitu tatkala Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk memalingkan diri, maka setiap orang menyangka akan datang malapetaka yang akan menimpa. Maka turunlah ayat 55 ini, dan legalah perasaan dan lapanglah dada kami.

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ 

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( QS. An-Nahl (16) : 125 )

Sobat. Dalam ayat ini, Allah swt memberikan pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia (dakwah) ke jalan Allah. Jalan Allah di sini maksudnya ialah agama Allah yakni syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Allah swt meletakkan dasar-dasar dakwah untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwah.

Pertama, Allah swt menjelaskan kepada Rasul-Nya bahwa sesungguhnya dakwah ini adalah dakwah untuk agama Allah sebagai jalan menuju rida-Nya, bukan dakwah untuk pribadi dai (yang berdakwah) ataupun untuk golongan dan kaumnya. Rasul saw diperintahkan untuk membawa manusia ke jalan Allah dan untuk agama Allah semata.

Kedua, Allah swt menjelaskan kepada Rasul saw agar berdakwah dengan hikmah. Hikmah itu mengandung beberapa arti:
a. Pengetahuan tentang rahasia dan faedah segala sesuatu. Dengan pengetahuan itu sesuatu dapat diyakini keberadaannya.
b. Perkataan yang tepat dan benar yang menjadi dalil (argumen) untuk menjelaskan mana yang hak dan mana yang batil atau syubhat (meragukan).
c. Mengetahui hukum-hukum Al-Qur'an, paham Al-Qur'an, paham agama, takut kepada Allah, serta benar perkataan dan perbuatan.
Arti hikmah yang paling mendekati kebenaran ialah arti pertama yaitu pengetahuan tentang rahasia dan faedah sesuatu, yakni pengetahuan itu memberi manfaat.

Dakwah dengan hikmah adalah dakwah dengan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi, dengan cara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, agar mudah dipahami umat.

Ketiga, Allah swt menjelaskan kepada Rasul agar dakwah itu dijalankan dengan pengajaran yang baik, lemah lembut, dan menyejukkan, sehingga dapat diterima dengan baik.

Tidak patut jika pengajaran dan pengajian selalu menimbulkan rasa gelisah, cemas, dan ketakutan dalam jiwa manusia. Orang yang melakukan perbuatan dosa karena kebodohan atau ketidaktahuan, tidak wajar jika kesalahannya itu dipaparkan secara terbuka di hadapan orang lain sehingga menyakitkan hati.

Khutbah atau pengajian yang disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut, sangat baik untuk melembutkan hati yang liar dan lebih banyak memberikan ketenteraman daripada khutbah dan pengajian yang isinya ancaman dan kutukan-kutukan yang mengerikan. Namun demikian, menyampaikan peringatan dan ancaman dibolehkan jika kondisinya memungkinkan dan memerlukan.

Sobat. Untuk menghindari kebosanan dalam pengajiannya, Rasul saw menyisipkan dan mengolah bahan pengajian yang menyenangkan dengan bahan yang menimbulkan rasa takut. Dengan demikian, tidak terjadi kebosanan yang disebabkan uraian pengajian yang berisi perintah dan larangan tanpa memberikan bahan pengajian yang melapangkan dada atau yang merangsang hati untuk melakukan ketaatan dan menjauhi larangan.

Keempat, Allah swt menjelaskan bahwa bila terjadi perdebatan dengan kaum musyrikin ataupun ahli kitab, hendaknya Rasul membantah mereka dengan cara yang baik.

Sobat. Suatu contoh perdebatan yang baik ialah perdebatan Nabi Ibrahim dengan kaumnya yang mengajak mereka berpikir untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri, sehingga menemukan kebenaran.

Tidak baik memancing lawan dalam berdebat dengan kata yang tajam, karena hal demikian menimbulkan suasana yang panas. Sebaiknya dicipta-kan suasana nyaman dan santai sehingga tujuan dalam perdebatan untuk mencari kebenaran itu dapat tercapai dengan memuaskan.

Perdebatan yang baik ialah perdebatan yang dapat menghambat timbulnya sifat manusia yang negatif seperti sombong, tinggi hati, dan berusaha mempertahankan harga diri karena sifat-sifat tersebut sangat tercela. Lawan berdebat supaya dihadapi sedemikian rupa sehingga dia merasa bahwa harga dirinya dihormati, dan dai menunjukkan bahwa tujuan yang utama ialah menemukan kebenaran kepada agama Allah swt.

Kelima, akhir dari segala usaha dan perjuangan itu adalah iman kepada Allah swt, karena hanya Dialah yang menganugerahkan iman kepada jiwa manusia, bukan orang lain ataupun dai itu sendiri. Dialah Tuhan Yang Maha Mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang tidak dapat mempertahankan fitrah insaniahnya (iman kepada Allah) dari pengaruh-pengaruh yang menyesatkan, hingga dia menjadi sesat, dan siapa pula di antara hamba yang fitrah insaniahnya tetap terpelihara sehingga dia terbuka menerima petunjuk (hidayah) Allah swt.

Sobat. Al-ma’ruf adalah sesuatu yang bisa diterima oleh jiwa manusia dan membuatnya merasa tenang. Menurut agama Islam, ma’ruf adalah sebuah kata yang mencakup semua hal yang merupakan ketaatan kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya, dan segala macam kebaikan. Al-Amru bil ma’ruf atau amar ma’ruf adalah memerintahkan atau menegakkan setiap sesuatu yang dalam pandangan akal dan syariat agama adalah baik.

Sobat. Al-Munkar adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal dan tidak baik diucapkan oleh lisan. Menurut agama , munkar adalah apa yang dinyatakan buruk, haram dan tidak disukai oleh agama. Sifat orang-orang yang beramar ma’ruf dan nahi munkar adalah; berilmu, lemah lembut, adil, tenang dan sabar.

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Sobat. Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bilamana tampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat ini diperintahkan agar di antara umat Islam ada segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar (maksiat). Dengan demikian umat Islam akan terpelihara dari perpecahan dan infiltrasi pihak manapun.

Sobat. Menganjurkan berbuat kebaikan saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi dengan menghilangkan sifat-sifat yang buruk. Siapa saja yang ingin mencapai kemenangan, maka ia terlebih dahulu harus mengetahui persyaratan dan taktik perjuangan untuk mencapainya, yaitu kemenangan tidak akan tercapai melainkan dengan kekuatan, dan kekuatan tidak akan terwujud melainkan dengan persatuan. Persatuan yang kukuh dan kuat tidak akan tercapai kecuali dengan sifat-sifat keutamaan. Tidak terpelihara keutamaan itu melainkan dengan terpeliharanya agama dan akhirnya tidak mungkin agama terpelihara melainkan dengan adanya dakwah. Maka kewajiban pertama umat Islam itu ialah menggiatkan dakwah agar agama dapat berkembang baik dan sempurna sehingga banyak pemeluknya.

Sobat. Dengan dorongan agama akan tercapailah bermacam-macam kebajikan sehingga terwujud persatuan yang kukuh kuat. Dari persatuan yang kukuh kuat tersebut akan timbullah kemampuan yang besar untuk mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan. Mereka yang memenuhi syarat-syarat perjuangan itulah orang-orang yang sukses dan beruntung.

 وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ 

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ( QS. At-taubah (9) : 71 )

Sobat. Ayat ini menerangkan bahwa orang mukmin, pria maupun wanita saling menjadi pembela di antara mereka. Selaku mukmin ia membela mukmin lainnya karena hubungan agama. Wanita pun selaku mukminah turut membela saudara-saudaranya dari kalangan laki-laki mukmin karena hubungan seagama sesuai dengan fitrah kewanitaannya. Istri-istri Rasulullah dan istri-istri para sahabat turut ke medan perang bersama-sama tentara Islam untuk menyediakan air minum dan menyiapkan makanan karena orang-orang mukmin itu sesama mereka terikat oleh tali keimanan yang membangkitkan rasa persaudaraan, kesatuan, saling mengasihi dan saling tolong-menolong. Kesemuanya itu didorong oleh semangat setia kawan yang menjadikan mereka sebagai satu tubuh atau satu bangunan yang saling menguatkan dalam menegakkan keadilan dan meninggikan kalimah Allah. Sifat mukmin yang seperti itu banyak dinyatakan oleh hadis-hadis Nabi Muhammad antara lain, seperti sabdanya:

Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, saling menyantuni dan saling membantu seperti satu jasad, apabila salah satu anggota menderita, seluruh anggota jasad itu merasakan demam dan tidak tidur. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Numan bin Basyir).

Sifat saling membela tidak terdapat pada orang-orang munafik karena mereka diliputi oleh keraguan dan sifat pengecut. Persaudaraan ini di kalangan mereka sekadar ucapan permainan lidah sebagaimana diutarakan di dalam firman Allah:

Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudaranya yang kafir di antara Ahli Kitab,

"Sungguh, jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun demi kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantumu." Dan Allah menyaksikan, bahwa mereka benar-benar pendusta. Sungguh, jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan jika mereka diperangi; mereka (juga) tidak akan menolongnya; dan kalau pun mereka menolongnya pastilah mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan. (al-hasyr/59: 11 - 12)

Sifat-sifat yang dimiliki orang mukmin berbeda dari sifat-sifat orang munafik pada hal-hal berikut:

a. Orang mukmin selalu mengajak berbuat baik dan melarang perbuatan mungkar, sedang orang munafik selalu menyuruh berbuat mungkar dan melarang berbuat baik.
b. Orang mukmin mengerjakan salat dengan khusyuk dengan hati yang ikhlas sedang orang munafik mengerjakan salat dalam keadaan terpaksa dan riya.
c. Orang mukmin selain mengeluarkan zakat, tangan mereka selalu terbuka untuk menciptakan kesejahteraan umat dan memberikan sumbangan sosial, sedang orang munafik kikir, jika mereka mengeluarkan zakat atau derma adalah karena ria bukan karena ikhlas kepada Allah, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah:

Dan yang menghalang-halangi infak mereka untuk diterima adalah karena mereka kafir (ingkar) kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak melaksanakan salat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa). (at-Taubah/9: 54)

d. Orang mukmin selalu taat kepada Allah dengan cara meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat dan mengerjakan segala perintah menurut kesanggupan mereka sedang orang munafik terus-menerus berbuat maksiat.

Akhir ayat ini menegaskan bahwa Allah pasti akan melimpahkan rahmat-Nya baik di dunia maupun di akhirat kepada orang-orang mukmin sedang ayat-ayat yang lalu Allah melaknati orang-orang munafik dan mengancam mereka dengan api neraka. 

Sesungguhnya Allah Mahaperkasa, tidak seorang pun yang dapat menolak siksaan-Nya. Dia Mahabijaksana melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada orang-orang yang dikehendaki sesuai dengan amalan-amalan yang telah dikerjakannya.

(DR. Nasrul Syarif M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)

'Badai' PHK di Jurang Resesi

Tinta Media - Gelap! Dunia akan terjun ke jurang resesi global pada tahun 2023. Hal itu disampaikan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KITA pada September 2022 lalu.

Namun, sebelum sampai ke jurang resesi tahun 2023, Indonesia sudah mengalami krisis. Banyak perusahaan lokal maupun global yang mengurangi jumlah pekerjanya.

Di Jawa Barat, dilansir dari Tempo.co, Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Provinsi Jabar (PPTPJB), Yan Mei telah menerima laporan pemutusan hubungan kerja/PHK sebanyak 64 ribu dari 124 perusahaan sejak akhir Oktober. (2/11)

Ada lagi perusahaan startup seperti Shopee Indonesia, Indosat, JD.ID, Zenius, dan perusahaan startup lainnya yang sudah melakukan PHK terhadap pekerjanya.

Kapitalisme Pangkal Resesi

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa resesi dipicu oleh laju inflasi yang tinggi akibat naiknya harga pangan dan energi di sejumlah negara, khususnya AS dan Eropa. Inflasi yang tinggi inilah yang memicu bank sentral di negara maju menaikkan suku bunga dan mengetatkan likuiditas. Otomatis, negara-negara berkembang seperti Indonesia akan terkena imbas dari resesi ini. 

Persoalan inflasi juga memegang andil dalam krisis ekonomi saat ini. Inflasi adalah kondisi kenaikan harga barang dan jasa yang terus-menerus. Dampaknya, daya beli masyarakat menurun sehingga berimbas pada jumlah produksi dan pendapatan perusahaan. Akhirnya, banyak perusahaan yang melakukan PHK untuk menekan biaya produksi. Inflasi dan resesi sama-sama berimbas pada PHK.

Setidaknya ada empat faktor utama yang mendasari sistem kapitalisme penyebab resesi global. 

Pertama, riba sebagai pondasi ekonomi. Riba menjadi penyebab tidak stabilnya nilai uang (currency). Riba juga telah menjerumuskan negara-negara berkembang ke dalam debt trap atau jerat hutang.  Selain itu, riba juga memicu terjadinya fenomena bubble ekonomi yang membuat sektor riil tidak berjalan normal. 

Kedua, pasar modal dan berkembangnya sektor ekonomi nonriil. Hal tersebut membuat ketimpangan antara sektor riil dan nonriil. 

Ketiga, sistem ekonomi yang tidak berbasis emas dan perak. Mata uang kertas yang digunakan saat ini membuat daya beli mudah tergerus karena inflasi yang terus terjadi.

Empat, liberalisasi atau privatisasi sumber daya alam. Liberalisasi sumber daya alam milik umum membuat sistem keuangan negara tidak sehat. Selanjutnya, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) akan bersumber dari pajak dan utang. 

Sistem Kapitalisme Melemahkan Pekerja

Nasib pekerja makin terjepit di tengah inflasi dan jurang resesi. Sistem ekonomi kapitalis telah melemahkan posisi pekerja. Pekerja diposisikan sebagai bagian dari faktor produksi. Maka dari itu, PHK menjadi salah satu upaya efisiensi bagi perusahaan demi menekan biaya produksi. Perusahaan seolah tidak peduli dengan nasib pekerja.

Alih-alih memperbaiki, regulasi yang dibuat oleh pemangku kebijakan malah semakin memudahkan perusahaan untuk melakukan PHK.

Tengok saja, dalam UU Ciptaker tercantum 26 alasan perusahaan dapat menjatuhkan PHK pada karyawan, sementara dulu UU Ketenagakerjaan hanya mencantumkan 15 alasan. Ketentuan tersebut secara normatif terdapat dalam pasal 154A. 

Dilansir dari bbc.com, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menyebut lebih dari 17.000 buruh di-PHK sejak UU Ciptaker disahkan, mayoritas secara sepihak. (8/10)

Alhasil, sistem ekonomi kapitalisme yang lemah dan sistem ketenagakerjaan yang rapuh akhirnya membuat pekerja Indonesia dikorbankan demi menyelamatkan korporasi dan pengusaha. Ibarat mengundi nasib, para pekerja kini harus siap melewati 'badai' PHK sampai resesi itu benar-benar menenggelamkan perekonomian dunia.

Islam Tahan Krisis

Islam memiliki sistem ekonomi yang khas dan tahah krisis. Sejarah mencatat, Islam meraih kegemilangan dalam mencapai kesejahteraan.

Pertama, sistem ekonominya bertumpu pada sektor riil. Perekonomian di sektor riil akan menciptakan pertumbuhan yang riil. Tak seperti sektor nonriil yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi semu dan gelembung spekulatif keuangan. 

Tak hanya itu, Islam menggunakan emas sebagai mata uang sehingga melahirkan kestabilan dan tahan terhadap krisis. Emas juga memiliki nilai intrinsik dan nominal yang sama sehingga tidak ada manipulatif. Pemerintah pun tak akan sembarangan mencetaknya. Alhasil, tak ada potensi inflasi di dalam negeri.

Dalam ekonomi internasional, sistem uang emas memiliki kurs yang stabil antarnegara, tak akan terjadi ketimpangan harga dalam ekspor-impor. Kondisi seperti ini justru yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tak hanya sistem ekonominya yang unggul, Islam pun melindungi nasib pekerja. Pemberi kerja dan pekerja diikat dalam akad ijarah. Akad ini harus saling menguntungkan dan tidak boleh ada kezaliman di dalamnya. 

Dalam penentuan imbalan pun, pekerja diberi upah sebagaimana nilai guna dari jasa pekerjaan tersebut. Penentuan imbalan ini tidak boleh ditentukan sembarangan, tetapi kepada ahlinya yang memiliki kemampuan menentukan upah. 

Pekerja dengan akad ijarah bukanlah bagian dari faktor produksi. Upah pekerja tidak ditentukan dari banyak atau sedikitnya barang produksi. Dengan begitu, 'badai' PHK saat ini tidak akan terjadi hanya karena penurunan permintaan barang atau krisis ekonomi.

Khatimah

Jelas, hanya Islam yang memiliki sistem ekonomi dan ketenagakerjaan yang unggul. Islam tak  bersifat materialistik, tetapi juga memperhatikan hukum syara dalam menjalankan sistem ekonominya. Tak hanya itu, Islam juga melindungi nasib pekerja. Maka, hanya dengan kembali pada sistem Islam, umat akan menemukan jalan keluar dari jurang resesi ini.

Wallahu'alam bishawwab.

Oleh: Isti Rahmawati, S.Hum.
Penulis

Kamis, 01 Desember 2022

Rusaknya Moral Generasi Vs Implementasi Kurikulum Merdeka


Tinta Media - Generasi muda adalah pelopor penting bagi peradaban bangsa. Kehadiran mereka sangat dibutuhkan karena merekalah yang melanjutkan estafet perjuangan. Sayangnya, saat ini generasi muda semakin jauh dari harapan. Kerusakan moral mereka semakin menjadi-jadi. 

Seperti yang baru-baru ini terjadi, viral sebuah video anak SD korban bullying teman sekelas di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel. Seorang siswa yang bersekolah di SD Negeri 159 OKU menjadi korban perundungan fisik dan psikis sembilan temannya saat wali kelas sedang keluar kelas. 

Korban dianiaya dengan ditendang, dipukul, dan diinjak-injak. Ironisnya, perbuatan ini direkam teman yang lainnya dan diviralkan di medsos. Hingga kini korban masih mengalami trauma dan enggan diajak bicara (TribunSumsel.com, 19/11/2022).

Sementara di tempat lain, kerusakan moral generasi terjadi pada dua pelajar SMP berinisial LX (14) dan MY (15) yang berkelahi karena hal sepele. Keduanya berkelahi di Jalan Baru, Kelurahan Bangun Jaya, Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas, pada Rabu (9/11/22). MY meninggal dunia lantaran LX sempat memukul kepala korban dengan tangan sebanyak dua kali. Perkelahian terjadi karena korban emosi akibat semangkuk makanan miliknya secara diam-diam diberi sambal oleh terduga pelaku (iNewsSumsel.id, 9/11/22).

Koreksi Kurikulum Merdeka

Melihat banyaknya kasus kerusakan moralitas pelajar hari ini, perlu dipertanyakan bagaimana kualitas sistem pendidikan kita dalam mencetak generasi terbaik. Kerusakan generasi memang merupakan permasalahan sistemik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun, salah satunya adalah koreksi sistem pendidikan di negeri ini.

Di Indonesia, penerapan kurikulum pendidikan sering berubah-ubah. Terbaru adalah kurikulum merdeka belajar. Menurut Mendikbudristek, kurikulum merdeka dinilai memiliki beberapa keunggulan, yakni lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, relevan, serta interaktif. 

Kurikulum merdeka memberikan kebebasan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Metode pembelajarannya mengacu pada bakat dan minat.

Sungguh amat jauh dari kebutuhan pembangunan karakter generasi. Kurikulum Merdeka dibangun bukan berdasarkan asas akidah Islam. Kurikulum ini sarat akan aroma kapitalistik yang mengedepankan manfaat materi, sehingga output pendidikan yang dihasilkan adalah generasi materi (uang). Terlebih, kebebasan yang memberikan fleksibilitas bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran sendiri juga berpeluang memunculkan masalah. Guru harus mampu mengikuti perkembangan belajar siswanya.

Inilah tantangan pendidikan saat ini. Di dalam kehidupan sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, sangat sulit mewujudkan karakter generasi berkepribadian Islam.

Sekularisme mengaburkan tujuan sistem pendidikan, menjauhkan generasi dari predikat penggerak perubahan. Muatan pelajaran agama sangat minim, bahkan yang berislam secara keseluruhan dicurigai radikal atau intoleran.

Kualitas SDM yang dihasilkan dari pendidikan saat ini adalah mereka siap kerja dan bersaing di dunia industri, mencetak manusia pekerja bukan pengubah. Mereka dicetak sebagai orang-orang yang dibutuhkan perusahaan besar saja. Lalu, bagaimana mungkin bisa menciptakan generasi bermoral jika penyusunan kurikulumnya bercorak kapitalis sekuler?

Paradigma Pendidikan Islam

Islam memandang bahwa pendidikan merupakan aset penting bagi pembangunan karakter bangsa. Sistem pendidikan Islam telah mencontohkan dengan sangat gamblang cara menjadikan manusia berakhlak mulia. Penyusunan kurikulum tidak boleh dibiarkan bebas oleh para guru. Kurikulum pendidikan wajib dibangun berdasarkan akidah Islam.

Sebelum murid, guru harus lebih dulu memiliki kepribadian Islam dan akhlak yang baik. Guru adalah panutan murid-muridnya. Maka, guru seharusnya dapat membimbing, bukan sekadar menyampaikan ilmu. Setiap individu dibekali dengan akidah (iman) dan Islam, sehingga mereka mempunyai standar dan filter dalam melakukan perbuatan. Setiap perbuatan akan sejalan dengan hukum halal dan haram.

Tujuan sistem pendidikan Islam selain mencetak generasi yang unggul dalam ilmu terapan (pengetahuan dan teknologi) adalah mencetak generasi berkepribadian Islam. 

Lihatlah, penerapan sistem pendidikan Islam telah mampu mencetak generasi terbaik, seperti menjadi penemu matematika, yaitu Ibnu Al Khawarizmi; Imam Mazhab, yakni Imam Syafi'i; Imam Hanafi; Imam Maliki! Imam Hambali, dan lain-lain. 

Output pendidikan jelas bukan sekadar meraih materi. Ini karena kehadiran generasi sangat dibutuhkan untuk peradaban. Oleh sebab itu, sudah saatnya mengatasi masalah moral generasi dengan menerapkan kurikulum pendidikan Islam. Dengan penerapan sistem pendidikan Islam secara sempurna, manusia akan terbebas dari kerusakan. 

Wallahua'lam bisshawab.

Oleh: Ismawati
Sahabat Tinta Media

Miris, Seorang Nenek Menjadi Korban Bullying Sekelompok Pelajar

Tinta Media - Viral sebuah video yang beredar di jagat maya, memperlihatkan sekelompok pelajar yang tega menendang seorang nenek. 
 
Tidak dapat dimengerti apa yang ada dalam benak para siswa itu sehingga tega menendang nenek-nenek tersebut. Diketahui bahwa kejadian itu terjadi di daerah Tapanuli Selatan (Tapsel) pada hari Sabtu (9-11-2022).
 
Dalam video yang beredar, nampak awalnya para siswa tersebut mendekati korban. Memang tak begitu jelas apa yang mereka bicarakan. Akan tetapi, tak berlangsung lama ada salah satu siswa yang turun dari motor dan langsung menendang nenek-nenek tersebut hingga jatuh terjungkal. Setelah itu, terlihat para pelajar tersebut tertawa terbahak-bahak.
 
Berdasarkan data, Indonesia berada pada posisi ke-5 tertinggi dari 78 negara yang muridnya paling banyak mengalami bullying (perundungan). Pada 2018 ada 41,1% murid yang mengaku pernah mengalami perundungan.
 
Sungguh miris, sedih sekali rasanya hati ini melihat kelakuan para pelajar di zaman sekarang. Seharusnya mereka itu menjadi anak-anak terpelajar, bukannya kurang ajar seperti yang viral di video tersebut. Itu hanya salah satu dari sekian banyak fakta yang ada, terkait kasus bullying yang terjadi di Indonesia.
 
Kenapa kasus bullying sering terjadi di zaman sekarang? Karena zaman sekarang zamannya kebebasan atau zaman sekuler, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Aturan Islam sudah tidak lagi diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Maka, tak heran jika berbagai persoalan muncul di tengah-tengah umat, termasuk kasus bullying tersebut. 
 
Berbeda sekali ketika Islam masih diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Islam adalah satu-satunya agama yang mampu mengubah masyarakat dari jahiliyah menjadi unggul dalam kepribadian dan akhlak mulia.
 
Allah Swt. berfirman:
 
الٓر  ۚ كِتٰبٌ أَنْزَلْنٰهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمٰتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلٰى صِرٰطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

"Alif Lam Ra. (Ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji." (QS. Ibrahim [14]:1)
 
Islam terbukti berhasil mencetak masyarakat yang semula tidak bisa membaca dan menulis menjadi masyarakat yang bisa membaca dan menulis. Islam juga berhasil mencetak cendekiawan muslim di berbagai bidang, seperti Ibnu Sina (ilmuwan di bidang kesehatan), Al- Khawarizmi (Penemu Matematika), Ibnu Haitham (Penemu Optik Modern), Abbas Ibnu Firnas (Penemu penerbangan) dan masih banyak lagi ilmuwan-ilmuwan muslim lainnya. 
 
Akidah sebagai Dasar
 
Islam menjadikan akidah sebagai dasar pendidikan. Islam menanamkan pada para pelajar keimanan kepada Allah Swt. dan ketaatan kepada ajaran Islam. 

Dengan begitu, Islam mampu mencetak generasi yang bersyakhsiyyah islamiyyah (berkepribadian Islam). Ketika  terjadi pelanggaran atau tindakan kriminal, negara akan menerapkan hukum yang tegas kepada pelaku. 
 
Karena itu, sudah saatnya kita menyelamatkan para remaja dan pelajar dari perbuatan yang tidak berakhlak dengan Islam. Hanya Islamlah satu-satunya solusi yang akan memperbaiki akhlak para remaja dan pelajar saat ini.

Wallahu a’lam

Oleh: Wanti Ummu Nazba
Muslimah Peduli Umat 

Program Pasar Rakyat Ber-SNI, Mampukah Tingkatkan Perekonomian?

Tinta Media - Propinsi Jawa Barat melalui dinas perindustrian dan perdagangan, terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat. Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi bisa dilakukan dengan terus menggerakkan simpul kekuatan ekonomi lokal. Lewat program pasar juara yang dicanangkan gubernur Jabar, sejumlah pasar rakyat direvitalisasi dan dinaikan standarnya hingga memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). 

Gubernur Jabar mengungkapkan bahwa pasar rakyat bisa memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah, tingkatkan kesempatan kerja, juga menyediakan sarana berjualan, terutama bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah. 

Program pasar rakyat ber-SNI adalah salah satu solusi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian rakyat lokal. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan perbaikan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. 

Sekilas nampak bagus, tetapi kalau dicermati lebih jauh, program ini ternyata banyak ketimpangan. Pasalnya, fungsi negara sebagai penanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat, diserahkan kepada swasta. Rakyat harus berjuang sendiri untuk meningkatkan perekonomiannya. Salah satunya dengan mengikuti program pasar rakyat ber-SNI. 

Akan tetapi, naiknya harga BBM mengakibatkan melonjaknya harga-harga, mulai dari kebutuhan pokok, barang dan jasa, serta kebutuhan lainnya, sedangkan pendapatan atau upah yang didapat tetap. Hal ini menyebabkan pengeluaran membengkak, karena tidak sesuai dengan pemasukan yang didapat. 

Kondisi ini juga mengakibatkan banyak pelaku usaha yang gulung tikar, sehingga terjadi PHK besar-besaran. Jumlah pengangguran pun semakin meningkat. Sebagian dari mereka yang mempunyai modal memulai usaha dengan berwiraswasta. Bagi yang tidak mempunyai modal, pemerintah  menggalakkan bantuan lewat pinjaman UMKM, sehingga memiliki kemampuan untuk memulai usaha. Salah satunya adalah dengan mengikuti sarana yang disediakan pemerintah melalui program pasar rakyat ber-SNI. 

Akan tetapi, di balik itu para pedagang banyak yang mengeluh karena beban biaya produksi membengkak akibat naiknya harga-harga, sehingga pemasukan yang mereka dapat menjadi berkurang atau minim. Mereka tidak berani menaikan harga jual karena daya beli konsumen menjadi berkurang. Pada akhirnya, banyak pedagang yang terlilit utang karena tidak mampu membayar pinjaman. 

Apalagi yang tidak mempunyai modal, mereka hanya bisa sekadar menjual tenaga, sebagai buruh kecil dengan upah minim sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan, meski sekadar mengisi perut. Pada akhirnya, hidup rakyat makin sulit, banyak yang kelaparan dan jatuh miskin. Ada juga yang mengambil jalan pintas dengan melakukan tindakan kriminalitas. Akibatnya, angka kriminalitas pun semakin meningkat.  

Jelas, program pasar rakyat ber-SNI dari pemerintah hanya memberikan solusi yang sementara saja, tidak  merata, dan malah menambah berat beban hidup rakyat, juga menimbulkan masalah baru. 

Inilah tata kelola ekonomi yang salah. Kebijakan pemerintah lewat berbagai program terbukti tidak mampu memperbaiki kesulitan ekonomi. Ini disebabkan karena sistem batil yang berorientasi hanya pada tujuan keuntungan materi semata, yaitu kapitalisme yang berasaskan sekulerisme. Sistem ini tidak menjadikan aturan agama Islam sebagai standar untuk mengatur kehidupan mereka, tetapi memakai aturan yang berdasarkan persepsi manusia dengan standar hawa nafsu. 

Negara yang berfungsi sebagai penanggung jawab hajat hidup rakyat, ternyata hanya bertindak sebagai regulator dan fasilitator saja. Sementara, pengelolaan hajat hidup orang banyak diserahkan kepada para korporasi yang meniscayakan untung rugi, bukan untuk melayani dan menjamin pemenuhan kebutuhan rakyat. 

Sistem ekonomi kapitalis terdiri dari lembaga bank ribawi dan pasar modal, sehingga uang hanya berputar pada pemilik modal saja (korporasi). Hanya sebagian kecil saja yang menetes pada rakyat.

Untuk itu, diperlukan solusi yang  mampu memperbaiki kehidupan rakyat, mengganti konsep pengelolaan ekonomi kapitalisme dengan sistem ekonomi Islam, yaitu dengan menerapkan syari'at Islam secara kaffah oleh khilafah. 

Islam memiliki sistem ekonomi  yang sangat berbeda dengan kapitalisme. Islam memiliki konsep yang tangguh untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Sistem ekonomi Islam meliputi 3 hal yang mendasar dan strategis, yaitu konsep kepemilikan, penggunaan hak milik, distribusi kekayaan alam di antara individu. 

Dalam konsep kepemilikan, ada kepemilikan pribadi, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Kepemilikan umum yaitu SDA milik rakyat secara umum yang dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam Islam, haram hukumnya menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada swasta. 

Jika sistem ekonomi Islam diterapkan oleh negara, maka akan menghasilkan kemandirian negara dalam memenuhi kebutuhan pokok individu, maupun kebutuhan pokok masyarakat. Jaminan pemenuhan hidup dalam Islam diberikan secara merata, baik muslim maupun nonmuslim, kaya ataupun miskin. 

Penggunaan mata uang emas dan perak akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang stabil, sebab fungsi uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditi. 

Perdagangan dan industri merupakan salah satu sarana yang disyariatkan oleh Allah Swt. untuk meraih kemaslahatan agar terhindar dari ketidakadilan dan kezaliman. Negara akan mengawasi berlangsungnya jual beli sesuai syariah dan menjamin harga yang wajar berdasarkan mekanisme pasar yang berlaku. 

Penerapan sistem ekonomi Islam akan memberikan solusi yang tuntas dalam menghadapi masalah ekonomi saat ini, untuk mewujudkan kesejateraan bagi seluruh umat manusia, sehingga Islam menjadi rahmatan lil a'lamin, dalam naungan daulah khilafah ala minhaj nubuwah.

Wallahu a'lam bishawab.

Oleh: Elah Hayani
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab