Tinta Media

Kamis, 01 Desember 2022

Inilah Orang Cerdas menurut Rasulullah SAW

Tinta Media - Ustazah Dedeh Wahidah Achmad menjelaskan bahwa orang cerdas menurut Rasulullah SAW adalah yang mampu  menekan nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.

Ustazah Dedeh mengutarakan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi nomor 2459, "Rasulullah SAW bersabda bahwa orang cerdas (al-kayyisu) adalah orang yang mampu mengelola nafsunya, jiwanya, dirinya dalam beramal untuk hari penghisaban," tuturnya dalam acara Tsaqafah Islam: Siapakah Orang yang Cerdas? Senin (28/11/2022) melalui kanal Youtube Muslimah Media Center.

"Terwujudnya al-kayyisu yang sempurna yaitu ketika terikat kepada syariah Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupannya," tegasnya.
 
Ustazah Dedeh menjelaskan, orang yang cerdas itu ketika berpikir secara islami, ketika berbicara maka lisannya mengajak kepada ajaran Allah, perilakunya sesuai dengan rambu-rambu syariah.

"Hidupnya akan dipenuhi dengan amal ibadah, yakni amalan yang bernilai untuk kehidupan akhirat," tuturnya. 

Menurutnya, amal ibadah bukan sekedar ibadah mahdhah tetapi amal shalih itu adalah semua amal yang dilakukan di dunia ini yang memenuhi dua syarat, pertama niat karena Allah, yang kedua dilakukan sesuai tuntunan syariat," tuturnya.

Oleh karena itu, katanya, orang yang cerdas senantiasa terdorong untuk mengkaji ilmu-ilmu syariah, bukan hanya mengejar ilmu-ilmu ke duniaan saja. "Sebaliknya, orang yang azis (lemah) atau bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya," ujarnya. 

Menurutnya, kalau orang tidak mau diatur oleh syariah Islam berarti pada saat itu dia sudah mengikuti ajakan hawa nafsunya. "Standar yang mengatur kehidupan adalah hawa nafsunya," tegasnya.

Untuk mewujudkan orang-orang yang cerdas dalam kehidupan ini, menurutnya, perlu upaya bersama untuk memperjuangkan Khilafah Islamiyah.

"Tidak cukup hanya kita sendiri dan keluarga, tapi kita juga harus berupaya mewujudkan Khilafah Islamiyah, yang akan melahirkan generasi-generasi cerdas, menjadi khairu ummah dengan penerapan syariah Islam secara kaffah," pungkasnya. [] Evi

Gempa Cianjur, IJM: Otoritas Mitigasi Bencana Tidak Melaksanakan Tupoksi dengan Baik

Tinta Media - Terkait gempa Cianjur, Dr. Erwin Permana dari Indonesia Justice Monitor (IJM) menilai otoritas mitigasi bencana tidak melaksanakan tupoksinya dengan baik.

"Kejadian gempa Cianjur Senin kemarin menunjukkan bagaimana otoritas mitigasi bencana seperti BMKG, BNPB, PPMBG tidak melaksanakan tupoksinya dengan baik," tuturnya dalam Aspirasi Rakyat: Ada Acara Relawan Jokowi di GBK, Ditengah Cianjur Berduka? Di kanal YouTube Justice Monitor, Ahad (27/11/2022). 

Menurutnya, kinerja otoritas mitigasi bencana yang sudah dibekali dengan dana APBN belum menggembirakan dalam menghindari korban jiwa dan kerugian ekonomi. Karena selain dibekali APBN, otoritas mitigasi bencana Indonesia seperti BMKG juga banyak mendapat bantuan teknologi dan bantuan teknik teknis dari internasional. "Namun BMKG belum sesuai harapan yaitu memberikan peringatan dini bencana terutama di daerah rawan bencana," ujarnya.

Berkenaan dengan musibah ini, IJM menyatakan turut berbelasungkawa dan prihatin yang mendalam atas musibah ini. 

Ia mengingatkan, meski musibah ini menambah penderitaan bagi masyarakat khususnya rakyat miskin yang tinggal di daerah Cianjur tetapi hendaknya dihadapi dengan kesabaran dan rida dengan qada yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Maka atas dorongan iman, musibah harus kita sikapi dengan lapang dada, bersabar, bertawakal kepada-Nya dan mengembalikan semuanya kepada Allah zat yang Mahakuasa," tukasnya.

Jadi, lanjutnya, semakin banyak musibah mestinya semakin mendorong umat untuk semakin taat kepada-Nya dengan jalan melaksanakan syariat-Nya yakni meninggalkan semua yang dilarang-Nya dan menjalankan yang diwajibkannya. "Penolakan terhadap Allah dengan tetap membiarkan kemaksiatan dalam segala aspek kehidupan adalah bukti sikap durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala," tegasnya.

Ia juga menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan penanganan secepatnya untuk menolong korban dan memberikan bantuan logistik yang diperlukan. Termasuk mengkaji secara menyeluruh konstruksi bangunan yang ada. "Pemerintah harus bertanggung jawab dengan kelalaian ini dan melakukan langkah-langkah kongkret terkait pencegahan kemungkinan terjadinya bencana serupa di masa yang akan datang," paparnya.

Ia juga menyerukan agar umat Islam peduli terhadap penderitaan saudaranya dan mengulurkan bantuan apa saja yang bisa diberikan. 

Ia juga berharap semoga musibah ini bisa menghapus dosa para korban, menghantarkan pada derajat syahid untuk yang meninggal. "Dan memberi hikmah kepada kita untuk semakin tunduk dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, zat yang menciptakan alam semesta ini, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat dan bernegara," tandasnya.[] Ajira

Ahmad Sastra: Inilah Manfaat Saintifik Pembacaan Bencana Alam Secara Geologis

Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menyatakan bahwa beberapa manfaat saintifik dari pembacaan bencana alam secara geologis yang harus dilakukan oleh otoritas negeri ini.

“Inilah manfaat saintifik dari pembacaan bencana alam secara geologis yang harus dilakukan oleh otoritas negeri ini sebagai ikhtiar yang terukur,” tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (30/11/2022).

Pembacaan gempa bumi secara geologis dan geografis ini akan memberikan manfaat saintifik dan edukatif. Ia memaparkan manfaat saintifik sebagai berikut:

Pertama, pemerintah sebaiknya memberikan edukasi gempa kepada masyarakat sejak dini dan dilakukan oleh para ahli geologis.
“Usaha edukatif ini bisa melalui proses penyadaran kepada masyarakat pada umumnya, maupun melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah maupun  perguruan tinggi dengan menjadikan tema gempa sebagai salah satu mata pelajaran,” paparnya.

Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk melakukan edukasi berkelanjutan bagi masyarakat dan usia dini. “Literasi gempa ini sangat penting mengingat posisi geologis negara ini,” ujarnya.

Kedua, negeri ini harus belajar dari Jepang yang telah memiliki manajemen gempa yang sangat maju. Teknologi di Jepang menghasilkan pendataan yang baik dan negara hadir cepat di saat akan terjadi gempa. “Sistem peringatan dini gempa juga harus menjadi perhatian serius otoritas wilayah yang sering terjadi gempa. Ketika bencana gempa bumi melanda Jepang, tepatnya di kawasan Prefektur Fukushima, Rabu, 16 Maret 2022 pukul 23.36 waktu setempat, sistem peringatan dini bisa berjalan dengan baik dan merata,” ungkapnya.

Ia mengatakan dengan mengirimkan sebuah tangkapan layar sebelum terjadi gempa berkekuatan 7,3 Magnitudo tersebut, sudah ada pemberitahuan dari Badan Meteorologi setempat. 

“Pemberitahuan akan terjadinya gempa itu masuk ke handphone  tiap warga 10 menit atau 5 menit sebelum terjadinya gempa. Bunyi peringatan itu mirip suara alarm sehingga warga bisa berlindung dan mencari perlindungan sejak dini,” katanya.

Ketiga, otoritas wilayah atau pemerintah harus memiliki perencanaan bangunan rumah penduduk yang tahan gempa sebagaimana dilakukan oleh otoritas Jepang.
“Dalam konstruksi bangunan di Jepang, ada tiga prinsip konstruksi agar bangunan lebih tahan terhadap gempa, antara lain struktur dengan sistem anti seismik, redaman, dan struktur seismik terisolasi,” bebernya.

Menurutnya, rumah anti gempa tersebut dibuat dengan bahan kayu, bukan tembok. Kayu memiliki kelebihan untuk mereduksi gempa sehingga bangunan tidak mudah roboh. “Rumah yang terbentuk dari kayu terlihat banyak dibuat di Jepang yang terkenal dengan negara yang kerap ditimpa musibah gempa bumi,” tuturnya.

Secara geografis, Indonesia berada di wilayah lingkaran api Pasifik atau cincin api Pasifik (ring of fire), yakni daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapu yang mengelilingi cekungan Samudera Pasifik, di mana merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. 

“Posisi ini secara geologis akan sangat rawan gempa bumi. Posisi geologis ini secara logika akan terus menyebabkan gempa bumi, entah kapan dan di daerah mana,” ujarnya.

Aspek Teologis

Dr. Ahmad Sastra mengatakan secara teologis, bencana alam seperti gempa yang terjadi di Cianjur memiliki dua dimensi, yakni gempa sebagai ujian dan gempa sebagai bentuk peringatan Allah bagi manusia.

“Secara saintifik gempa disebabkan pergerakan lempeng bumi, dan yang menggerakkannya adalah Allah, bahkan yang meletuskan gunung juga Allah. Peristiwa ini telah tertulis dalam catatan Allah di Lauhul Mahfudz,” tuturnya.

Ia menyatakan Firman Allah Swt. dalam Qur’an Surat An-Naml ayat 75 yakni tiada sesuatu pun yang gaib di langit dan di bumi melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).

“Maka gempa bumi yang terjadi adalah qodho atau takdir dari Allah semata sebagai bentuk ujian bagi orang-orang beriman,” ucapnya.

Selain sebagai ujian, ia mengatakan bahwa gempa bumi juga bentuk peringatan keras dari Allah atas pelanggaran manusia..
“Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya dalam rangka memberikan peringatan kepada manusia agar kembali kepada jalan Allah dan hanya menyandarkan harapan kepada Allah,” katanya.

Ia mengakhirinya dengan mengingatkan manusia kepada ketaatan hukum syariat Allah serta tidak kufur nikmat. [] Ageng Kartika

Gempa adalah Musibah, Harus Diterima dengan Ikhlas

Tinta Media - Berkenaan dengan gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto mengatakan bahwa gempa adalah musibah yang harus diterima dengan ikhlas.
 
“Gempa di Cianjur kemarin jelas itu adalah musibah dan harus diterima dengan ikhlas,” tuturnya di Focus UIY: Gempa, Apa Hikmahnya? Senin (28/11/2022) melalui kanal UIY Official.
 
UIY  menegaskan bahwa setiap bencana yang terjadi di muka bumi sudat tercatat di Lauhul Mahfudz, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 22, “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah,” ucapnya membacakan terjemahnya.
 
Artinya, sambung UIY, gempa yang terjadi itu sudah merupakan ketentuan dari Allah Swt. Mudah bagi Allah untuk menggerakkan sedikit saja lempeng dan dampaknya sangat dahsyat. Tapi Allah mengingatkan agar tidak terlalu bersedih terhadap apa yang luput dari kamu.
 
Besar Pahalanya
 
Berdasarkan hadis riwayat Imam Tirmizi, jelas UIY besarnya pahala itu beriring dengan besarnya ujian. Makin besar ujian makin besar pahala.
 
“Kalau menggunakan perspektif Islam sebenarnya makin besar musibah itu mestinya senang karena pahalanya besar kalau bisa menghadapi dengan sabar,” tukasnya.
 
Dalam hadis lain lanjutnya, dikatakan musibah itu sesungguhnya adalah bentuk cinta Allah kepada suatu kaum. “Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji,” ucapnya membacakan hadis riwayat Ath-Thabrani.
 
UIY juga mengutip Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 155-157 yang intinya menegaskan bahwa Allah Swt. akan menguji hamba-Nya dengan sedikit rasa takut, kelaparan, berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan.
 
“Nah yang terjadi dengan gempa itu berkurang harta, rumah ambruk, isi rumahnya juga rusak lalu mengakibatkan kematian.Tapi menariknya ayat ini mengatakan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Dalam ayat selanjutnya  disebut bagi orang yang sabar akan mendapatkan tiga hal, salawat (ampunan)  dari Tuhan mereka, mendapat rahmat dan mendapat petunjuk. Jadi perolehannya luar biasa kalau bisa menghadapi musibah dengan  sabar,” bebernya.
 
Sabar, jelas UIY, kalau merujuk pada tafsir Jalalain dikatakan di sana  adalah menahan terhadap apa yang dibenci, tidak disukai. “Inilah yang dikatakan oleh Baginda Rasulullah Saw. dalam hadis riwayat Muslim, menakjubkan sekali urusan orang yang beriman itu karena semua urusan itu baik bagi dia. Jika dia tertimpa sesuatu yang menyenangkan dia bersyukur,  tapi jika sesuatu yang menyulitkan yang tidak menyenangkan dia sabar dan itu baik juga,” ungkapnya.
 
Jadi, tegasnya,  kalau mendapatkan kebaikan dia bersyukur itu baik buat dia tapi kalau mendapatkan yang tidak menyenangkan dia sabar itu baik juga, karena dia dapat pahala. “Makin besar ujiannya makin  besar pahalanya,” tandasnya.  
 
Menghapus Dosa

Dalam hadis shahih Bukhari Muslim, kata UIY, dikatakan tidaklah seorang muslim tertimpa  musibah  atau tertusuk duri atau lebih daripada itu kecuali Allah dengan musibah itu, menghapus sebagian dosanya. “Jadi kalau semakin banyak musibah dosanya makin berkurang. Menjadi senang sebenarnya kan,” lugasnya.
 
Bagi yang meninggal dalam musibah itu, imbuhnya, berdasarkan keterangan dari Nabi Saw. ia syahid akhirat. “Kita prihatin dengan musibah yang terjadi, tapi dengan penjelasan diatas ternyata sangat banyak kebaikan di balik musibah,” yakinnya.
 
UIY mengingatkan bagi yang tidak terkena musibah untuk membantu saudara-saudara yang  terkena musibah.
 
“Mereka jelas memerlukan banyak bantuan, dan kita harus menyadari bahwa tidak ada orang yang tidak butuh bantuan sebagaimana juga kita. Allah akan selalu membantu hamba-Nya sepanjang hamba-Nya itu membantu saudaranya,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
 
 

Inilah Lima Manfaat Menulis SN

Tinta Media - Alumni Coaching with ๐‘‚๐‘š ๐ฝ๐‘œ๐‘ฆ (๐ถ๐‘Š๐‘‚๐ฝ) ๐พ๐‘’๐‘™๐‘Ž๐‘  ๐‘†๐‘ ๐ด๐‘›๐‘”๐‘˜๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž๐‘› ๐‘ƒ๐‘–๐‘œ๐‘›๐‘–๐‘Ÿ/๐‘ƒ๐‘’๐‘š๐‘–๐‘š๐‘๐‘–๐‘› ๐‘…๐‘’๐‘‘๐‘Ž๐‘˜๐‘ ๐‘– ๐‘‡๐‘–๐‘›๐‘ก๐‘Ž๐‘š๐‘’๐‘‘๐‘–๐‘Ž.๐‘ค๐‘’๐‘.๐‘–๐‘‘ ๐€๐œ๐ก๐ฆ๐š๐ ๐Œ๐ฎ’๐ข๐ญ menjelaskan manfaat menulis SN.

“๐‘†๐‘’๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐‘™๐‘–๐‘š๐‘Ž ๐‘š๐‘Ž๐‘›๐‘“๐‘Ž๐‘Ž๐‘ก ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘ข๐‘™๐‘–๐‘  ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘ก๐‘Ž ๐‘™๐‘ข๐‘”๐‘Ž๐‘  (๐‘Ÿ๐‘’๐‘˜๐‘œ๐‘›๐‘ ๐‘ก๐‘Ÿ๐‘ข๐‘˜๐‘ ๐‘– ๐‘˜๐‘’๐‘—๐‘Ž๐‘‘๐‘–๐‘Ž๐‘› ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘™๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘ ๐‘ข๐‘›๐‘” ๐‘๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐‘๐‘œ๐‘˜๐‘œ๐‘˜ ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘š๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž๐‘™๐‘Žโ„Ž๐‘Ž๐‘›/๐‘ ๐‘ก๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘–๐‘”โ„Ž๐‘ก ๐‘›๐‘’๐‘ค๐‘ /๐‘†๐‘),” tuturnya dalam ๐‘ค๐‘Ž๐‘ค๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž dengan ๐‘Ž๐‘‘๐‘š๐‘–๐‘› ๐‘ƒ๐‘ข๐‘ ๐‘ก๐‘Ž๐‘˜๐‘Ž ๐ด๐‘๐‘‘๐‘ข๐‘Ÿ๐‘Ÿ๐‘Žโ„Ž๐‘š๐‘Ž๐‘› ๐ด๐‘ข๐‘“, Jumat (25/11/2022).

Ketika rajin menulis SN, Ustadz Mu’it mendapatkan banyak manfaat. ๐‘ƒ๐‘’๐‘Ÿ๐‘ก๐‘Ž๐‘š๐‘Ž, dapat banyak ilmu dari narsum. Reporter adalah orang yang pertama mendapat informasi dari narsum. “Dia menyampaikan kembali informasi dari narsum tersebut kepada umat melalui SN yang dia buat,” jelasnya. 

๐พ๐‘’๐‘‘๐‘ข๐‘Ž, dengan membuat SN pembuatnya juga ikut dapat pahala karena berperan serta ikut sebagai penyebar ilmu dari narsum. “Terlebih lagi jika pembaca menjadi sadar dan hijrah menjadi baik lantaran membaca SN yang kita buat, tentu pahalanya lebih berlipat ganda lagi,” terangnya.

๐พ๐‘’๐‘ก๐‘–๐‘”๐‘Ž, menambah banyak teman dan kenalan. “Apalagi teman dan kenalan kita ini para tokoh yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Tentu ini sesuai nikmat yang luar biasa yang tak bisa ternilai dengan harta. Kita bisa belajar berbagai ilmu dari narsum yang kita wawancarai,” ungkapnya.

๐พ๐‘’๐‘’๐‘š๐‘๐‘Ž๐‘ก, menurut Ustadz Mu’it membuat SN sekaligus melaksanakan perintah Allah. Berdakwah lewat tulisan. Ayat pertama yang turun (Surat Al Al-Alaq 1-5) kita diperintahkan untuk ๐‘–๐‘ž๐‘Ÿ๐‘Ž (bacalah). Apa yang dibaca? Tentu sebuah tulisan. “Di sinilah pentingnya bagi penulis ideologis untuk membuat tulisan yang mengajak kepada hukum Allah, mengajak agar umat mengikuti aturannya Allah,” jelasnya.

Masih di surat Al Alaq ayat 4, ia menjelaskan bagaimana Allah mengajari manusia dengan ๐‘ž๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š (pena). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya, “Yang mengajar (manusia) dengan pena" (QS al-'Alaq [96]: 4). Artinya, perintah membaca dan menulis ini tak bisa dipisahkan bagian dari perintah Allah. “Jadi menulis SN ini bagian dari perintah Allah,” tegasnya.

๐พ๐‘’๐‘™๐‘–๐‘š๐‘Ž, tak ada waktu sia-sia. Sehari-hari senantiasa diisi dengan menuntut ilmu, bergaul dengan orang-orang shalih, memberikan pelayanan terbaik dengan SN yang kita buat sehingga umat menjadi tercerahkan dengan ide Islam. Apalagi jika tiap hari bikin SN (Seperti moto Sahabat Straight News: One Day One SN). “Tiada hari tanpa bikin SN. Tiada hari tanpa edit SN. Tiada hari tanpa melayani umat dengan SN yang kita buat,” tuturnya.

SN Sebagai Uslub Dakwah

Ustadz Mu’it, panggilan akrabnya ๐ฆ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ง๐ฎ๐ฅ๐ข๐ฌ ๐’๐ ๐ฌ๐ž๐›๐š๐ ๐š๐ข ๐ฎ๐ฌ๐ฅ๐ฎ๐› ๐๐š๐ค๐ฐ๐š๐ก karena dakwah bukan sebatas bicara tapi juga bisa lewat tulisan. “Apalagi saat ini perkembangan teknologi meniscayakan generasi saat ini untuk berkecimpung di dunia maya,” ucapnya.
 
Menurutnya, generasi milenial tidak bisa lari dari media sosial. “Cari informasi tidak lagi lewat televisi tapi mereka lebih suka berselancar dengan internet karena beritanya lebih cepat dan lebih ๐‘ข๐‘๐‘‘๐‘Ž๐‘ก๐‘’,” tamsilnya. 

Ia menyayangkan media ๐‘š๐‘Ž๐‘–๐‘›๐‘ ๐‘ก๐‘Ÿ๐‘’๐‘Ž๐‘š lebih dikuasai oleh para kapitalis yang pemikirannya sekuler sehingga informasi yang dihasilkan banyak menyudutkan Islam dan juga banyak informasi sampah atau hoaks. “Di sinilah dibutuhkan banyak penulis ideologis dan juga media Islam untuk mengimbangi sekaligus meng- ๐‘๐‘œ๐‘ข๐‘›๐‘ก๐‘’๐‘Ÿ opini-opini dari media ๐‘š๐‘Ž๐‘–๐‘›๐‘ ๐‘ก๐‘Ÿ๐‘’๐‘Ž๐‘š terutama yang menyudutkan Islam agar umat tidak teracuni ide-ide sekuler yang merusak,” jelasnya. 

Banyaknya pendakwah lewat bicara (๐‘ ๐‘๐‘’๐‘Ž๐‘˜๐‘–๐‘›๐‘”) dinilainya juga lebih banyak dan tidak seimbang dengan jumlah media ๐‘œ๐‘›๐‘™๐‘–๐‘›๐‘’ dan penulisnya. “Oleh sebab itu, saya berkomitmen menjadikan SN ini sebagai uslub dakwah,” paparnya. 

“Ciri SN yang _๐‘ก๐‘œ ๐‘กโ„Ž๐‘’ ๐‘๐‘œ๐‘–๐‘›๐‘ก_, langsung pada pokok permasalahan sangat cocok dengan ๐‘๐‘Ž๐‘๐‘˜๐‘”๐‘Ÿ๐‘œ๐‘ข๐‘›๐‘‘ saya dari teknik. Tidak bertele-tele,” tambahnya.

Apresiasi, Saran dan Kritik

Ustadz Mu’it juga memberikan apresiasi, saran dan kritik terhadap cara Om Joy melatih membuat SN. Ia beserta angkatan pionir sangat beruntung bisa dipertemukan dengan Om Joy. Dengan bekal ๐‘›๐‘œ๐‘™ ๐‘๐‘ข๐‘ก๐‘œ๐‘™ (benar-benar awam) terkait dunia jurnalistik kami tertatih-tatih belajar bikin SN. “Dengan kesabaran dan kesungguhan Om Joy dalam membimbing kami, akhirnya kami pun bisa bikin SN,” ungkapnya. “Semoga pahala jariyyah senantiasa mengalir kepada guru kami, Om Joy. Aamiin,” doanya.

Saran kepada Om Joy agar peserta lebih cepat menguasai SN butuh pendampingan yang lebih intensif, sebaiknya sih langsung dari Om Joy. Pertemuan sekali dalam seminggu menurutnya terlalu lama bagi peserta untuk menguasai ilmu SN. “SN ini ilmu praktis. Jadi, harus sering dipraktikkan. Kami angkatan pionir saja butuh waktu sekitar 4 bulan baru benar-benar dikatakan bisa bikin SN,” sarannya. 

Ia juga menyadari aktivitas Om Joy pun sangat padat, apalagi jika sudah dikejar ๐‘‘๐‘’๐‘Ž๐‘‘๐‘™๐‘–๐‘›๐‘’ Media Umat dan Al-Wa’ie. Sehingga menurutnya memang butuh asisten. Namun, asisten ini semestinya orang yang betul-betul ๐‘ž๐‘ข๐‘Ž๐‘™๐‘–๐‘“๐‘–๐‘’๐‘‘ dan direkomendasikan oleh Om Joy, bukan yang baru belajar bikin SN atau baru lulus pelatihan bikin SN. “Jadi, saya sarankan perlu adanya ๐‘ก๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘–๐‘›๐‘–๐‘›๐‘” khusus terkait asisten pendamping yang dipercayai Om Joy untuk mendampingi peserta pelatihan,” pungkasnya [] Raras
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab