Tinta Media

Selasa, 29 November 2022

MENDIRIKAN KHILAFAH TIDAK BISA MELALUI SISTEM DEMOKRASI

"Wahai Paman, Demi Allah, kalau pun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini (penyampaian risalah), sehingga Allah memenangkannya atau aku binasa, pastilah tidak akan aku meninggalkannya.”

[Sirah Ibnu Hisyam]

Tinta Media - Saat orang-orang kafir putus asa menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW, mulailah mereka menawarkan kompromi. Diantara tawaran yang diberikan adalah diberikan harta, wanita dan kedudukan dengan kompensasi Rasulullah SAW berbagi kedaulatan untuk mengatur masyarakat mekkah. Sehari menyembah Allah SWT, hari berikutnya mereka dibiarkan tetap menyembah berhala.

Namun, sikap Rasulullah SAW tegas, tidak mau berkompromi, hanya mau Islam yang diterapkan dan enggan berkolaborasi dalam sistem kekuasaan yang saat itu dikuasai kaum kafir Quraisy. Beliau tetap teguh dengan thariqoh dakwah yang beliau emban, tetap melakukan dakwah melalui sejumlah tahapan:

(1) pengkaderan (at-tatsqîf); 

(2) interaksi dengan umat (at-tafâ’ul), termasuk di dalamnya adalah pencarian dukungan dan pertolongan (thalab an-nushrah); 

(3) penerimaan kekuasaan dari pemilik kekuasaan (istilâm al-hukmi).

Para sahabat dan siapapun yang beriman kepada beliau SAW, dididik, dibina agar menjadi kader pengemban dakwah Islam yang memiliki akidah menghujam dan menguasai tsaqofah Islam.

Beliau SAW dan para sahabat membentuk kelompok politik yang berinteraksi dengan masyarakat, dengan tujuan untuk mendapatkan kekuasaan untuk menerapkan Islam. Beliau tanpa kompromi mencela berhala-berhala kafir Quraisy yang tidak memberikan maslahat juga tak mampu menolak mafsadat.

Hingga akhirnya, pertolongan itu datang dari Madinah, melalui sejumlah ahlun nusroh dari suku Aus dan Kazraj. Beliau akhirnya hijrah ke Madinah, menerima kekuasaan dari penduduk Madinah dan mendirikan kekuasaan (Daulah Islam) di Madinah. Selanjutnya, dengan kekuasaan itulah syariat Islam diterapkan.

Syahdan, umat Islam hari ini pun wajib meneladani Rasulullah SAW ketika hendak mendirikan kekuasaan Islam (Khilafah). Umat Islam tak boleh berkompromi dengan Demokrasi apalagi terlibat dalam kekuasaan demokrasi yang mencampuradukkan antara yang haq dan yang batil.

Umat Islam wajib mencela Demokrasi, membongkar kesesatan konsep kedaulatan rakyat yang menentang kedaulatan Syara', menelanjangi kebohongan konsep kedaulatan rakyat dimana faktanya kedaulatan kapital-lah yang berkuasa. Bukan malah ikut-ikutan latah memuji demokrasi, meyakini kebenarannya, mengemban bahkan ikut memperjuangkannya.

Umat Islam harus berjuang untuk dan atas nama Islam, bukan demokrasi. Karena sesungguhnya, segala amalan yang bukan untuk dan atas nama Islam akan tertolak. Siapapun yang berjuang untuk demokrasi, kelak di akherat akan tertipu, karena amalnya tidak ada bekasnya. Dia tertipu oleh demokrasi.

Jadi, demokrasi menipu baik di dunia hingga di akherat. Di dunia, demokrasi nenipu manusia dengan konsep kedaulatan rakyat, padahal hanya Allah SWT lah yang berdaulat untuk menetapkan hukum. Demokrasi juga menipu karena jargon kedaulatan rakyat hanya slogan kosong, faktanya yang berdaulat suara kapital.

Di akherat, demokrasi kembali menipu. Menipu para pengusungnya, karena kelak timbangan amal adalah hukum syara', bukan suara rakyat, bukan demokrasi.

Jadi, jangan tertipu dengan demokrasi. Rebut dulu baru ribut. Kuasai parlemen, tegakkan UU Islam. Semua itu hanya bualan politik, karena faktanya demokrasi bukanlah jalan Islam.

Segera kembali ke jalan dakwah. Meneladani perjuangan Rasul, mencari dan merintis jalan kekuasan melalui umat, dengan dukungan para ahlun nusyroh. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik



MEMBACA GEMPA BUMI SECARA GEOLOGIS DAN TEOLOGIS

Tinta Media - Indonesia adalah negara paling rawan gempa no 2 setelah China. China mengalami sekitar 157 gempa bumi dari tahun 1900 hingga 2016, ini merupakan jumlah gempa bumi tertinggi dari negara manapun. Sementara Indonesia, mengalami 113 kali gempa bumi dengan kekuatan yang signifikan, pada tahun antara 1900 dan 2016.

Iran adalah sebuah negara di bagian Timur Tengah, yang terletak di kawasan aktivitas seismik yang tinggi. Negara ini merupakan urutan ke 3 dengan gempa bumi terbanyak, sebanyak 106 gempa dari tahun 1900 hingga 2016. Sementara Turki menempati urutan ke 4 negara rawan gempa. Turki juga berada di atas salah satu tempat paling aktif secara seismik di dunia. Batas lempeng ini antara lempeng Eurasia dan Arab.

Negara Jepang yang sangat sering terjadi gempa bumi justru menempati posisi ke 5 negara rawan gempa. Jepang juga berada di dekat Cincin Api Pasifik yang membuatnya sangat rentan terhadap bencana dari gempa bumi. Pergerakan dan tabrakan lempengan benua dan samudera di dalam dan sekitar Jepang.

Sementara negara Peru menempati posisi ke 6 negara rawan gempa. Peru berada di antara lempeng Amerika Selatan dan Nazca. Pergerakan pada kapal berkecepatan 77 mm per tahun dan memicu adanya gempa bumi karena sesar.

Posisi nomer 7 negara rawan gempa adalah Amerika Serikat. Bagian pantai barat Amerika Serikat berada juga di Cincin Api Pasifik, tektonik lempeng juga aktif di wilayah tersebut. Batas yang dinamis dari lempeng Pasifik dan Amerika Utara sebagai penyebab gempa bumi di negara itu, terutama di Alaska dan California.

Sementara Italia menempati posisi ke 8 negara rawan gempa bumi. Bagian selatan Italia adalah paling rentang terhadap gempa bumi, dikarenakan lempeng Eurasia dan Afrika bertabrakan di wilayah tersebut. Sebagian besar gunung berapinya paling berbahaya di Italia seperti Etna Vesuvius, dan Stromboli berada di wilayah ini.

Secara geografis, Indonesia berada di wilayah lingkaran api pasifik atau cincin api pasifik (ring of fire) dimana merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Austalia, Lempeng Eurasia dan Lempek Pasifik. Posisi ini secara geologis akan sangat rawan gempa bumi. Posisi geologis ini secara logika akan terus menyebabkan gempa bumi, entah kapan dan di daerah mana.

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.

Indonesia merupakan negara yang termasuk bagian dari lintasan The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yaitu suatu lintasan di mana terdapat deretan gunung api sehingga tidak mengherankan kalau negara yang dilewati cincin api ini sering terjadi gempa, baik gempa tektonik maupun vulkanik. Berdasarkan catatan para ahli, sebanyak 81% gempa bumi besar terjadi di lintasan Cincin Api Pasifik ini ( Prasetya dkk., 2006).

Pembacaan gempa bumi secara geologis dan geografis ini memberikan manfaat saintifik dan edukatif yang mesti dilakukan oleh otoritas negeri ini sebagai sebuah ikhtiar yang terukur. Setidaknya ada lima manfaat santifik dari pembacaan bencana alam secara geologis ini.

Pertama, hendaknya pemerintah melalui para ahli geologis memberikan edukasi gempa kepada masyarakat sejak dini. Usaha edukatif ini bisa melalui proses penyadaran kepada masyarakat pada umumnya, maupun melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi dengan menjadikan tema gempa sebagai salah satu mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk melakukan edukasi berkelanjutan bagi masyarakat dan usia dini. Literasi gempa ini sangat penting mengingat posisi geologis negara ini.

Kedua, sebagai bentuk antisipasi, negeri ini bisa belajar dari jepang yang telah memiliki menejemen gempa yang sangat maju. Dengan teknologi, seluruh masyarakat Jepang bisa terdata dengan baik dan negara hadir cepat disaat akan terjadi gempa. Sistem peringatan dini gempa juga harus menjadi perhatian serius ototritas wilayah yang sering terjadi gempa. Ketika bencana gempa bumi melanda Jepang, tepatnya di kawasan Prefektur Fukushima pada Rabu, 16 Maret 2022 pukul 23.36 waktu setempat, sistem peringatan dini bisa berjalan dengan baik dan merata.

Dengan mengirimkan sebuah tangkapan layar sebelum terjadi gempa berkekuatan 7,3 Magnitudo tersebut sudah ada pemberitahuan dari Badan Meteorologi setempat. Pemberitahuan akan terjadinya gempa itu masuk ke handphone tiap warga 10 menit atau 5 menit sebelum terjadinya gempa. Bunyi peringatan itu mirip suara alarm, sehingga warga bisa berlindung dan mencari perlindungan sejak dini.

Ketiga, otoritas wilayah atau pemerintah harus memiliki perencanaan bangunan rumah penduduk yang tahan gempa, sebagaimana dilakukan oleh otoritas Jepang. Dalam konstruksi bangunan di Jepang, ada tiga prinsip konstruksi agar bangunan lebih tahan terhadap gempa, antara lain struktur dengan sistem antiseismik, redaman, dan struktur seismik terisolasi.

Rumah anti gempa dibuat dengan bahan kayu, bukan tembok. Rumah yang terbentuk dari kayu terlihat banyak dibuat di Jepang yang terkenal dengan negara yang kerap ditimpa musibah gempa bumi. Kayu memiliki kelebihan untuk mereduksi gempa, sehingga bangunan tidak mudah roboh.

Adapaun secara teologis, bencana alam seperti gempa yang terjadi di Cianjur memiliki dua dimensi, yakni gempa sebagai ujian, namun gempa juga sebagai bentuk peringatan Allah bagi manusia. Secara saintifik, gempa disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi, namun siapa yang menggerakkan? Jawabnya, Allah lah yang menggerakkan lempeng bumi, bahkan Allahlah yang meletuskan gunung. Peristiwa alam ini telah tertulis dalam catatan Allah di lauhul mahfuz.

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadiid : 22). Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). (Q.S. An-Naml : 75). Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (QS. Al Anbiya (21) : 35).

Dengan demikian, maka gempa bumi yang terjadi adalah qodho atau takdir dari Allah semata sebagai bentuk ujian bagi orang-orang beriman. Orang beriman menghadapi ujian dari Allah adalah dengan penuh kesabaran, ridho dan ikhlas. Dengan adanya gempa, maka orang-orang beriman sedang diuji oleh Allah dengan kekurangan harta, makanan dan buah-buahan.

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (QS Al baqarah : 155). Karena itu dibalik bencana alam, bagi seorang muslim adalah bagian dari bentuk kecintaan kepada hambaNya yang beriman, karena akan dinaikkan derajatnya. Sebagaimana jika ingin naik kelas, maka seorang siswa harus melewati proses ujian.

Doa Rasulullah saat terjadi gempa, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan atas kejadian ini. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi dan keburukan isinya dan aku berlindung kepada-Mu atas apa-apa yang engkau kirimkan”.

Dengan adanya ujian gempa bumi yang merobohkan rumah, tentu saja akan menimbulkan berbagai bentuk ketakutan, trauma, kekurangan makanan, hilangnya harta karena rumahnya rusak bahkan akan menimbulkan kematian yang berarti kehilangan nyawa. Allah berfirman : Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapa diantara kamu yang lebih baik (tulus) amalnya (QS. Al Mulk (67) : 2).

Kematian karena terdampak gempa, seperti tertimpa bangunan adalah kematian indah sebab termasuk kematian syahid. Kematian yang termasuk syahid lainnya adalah saat tenggelam, sakit perut, terkena tho’un, mati saat sholat, saat menuntut ilmu dan masih banyak lagi. Terlebih mati saat perang membela agama Islam.

Sebagai seorang muslim wajib hukumnya membantu apa saja yang dibutuhkan saudaranya yang sedang tertimpa musibah gempa seperti pakaian, makanan, uang, peralatan sekolah, bahan bangunan, peralatan rumah tangga semata karena Allah semata, bukan atas nama kemanusiaan apalagi agar populer atau karena kepentingan politik. Lebih jelek lagi jika membantu orang yang sedang terkena bencana sambil menyebarkan agama kepada orang yang telah beragama. Rasulullah bersabda, “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. [HR Muslim: 2699, at-Turmudziy: 1930, 1425, 2945, Abu Dawud: 4946, Ibnu Majah: 225 dan Ahmad: II/ 252, 296, 500, 514. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy Shahih]

Selain sebagai ujian, gempa bumi secara teologis adalah bentuk peringatan keras dari Allah atas pelanggaran manusia. Dengan adanya berbagai bencana alam seperti gunung meletus, angin puting beliung, hujan deras dan petir, tsunami atau sejenisnya sesungguhnya merupakan peringatan keras bagi manusia. Allah memperlihatkan kekuasaanNya dalam rangka memberikan peringatan kepada manusia agar kembali kepada jalan Allah dan hanya menyandarkan harapan kepada Allah, taat kepada hukum syariat Allah serta tidak kufur nikmat.

Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam kitabnya, al-Da'a wa al-Dawa'a, mengutip sebuah hadits mursal yang diriwayatkan Ibn Abi al-Dunya. Terjemahannya berbunyi, “Bumi pernah berguncang pada masa Rasulullah SAW. Beliau SAW meletakkan tangannya di atas bumi dan bersabda, ‘Tenanglah! Belum tiba saatnya bagimu.’ Kemudian menoleh kepada para sahabat seraya memberi tahu, ‘Tuhan ingin agar kalian melakukan sesuatu yang membuat-Nya ridha. Karena itu, buatlah agar Dia ridha kepada kalian.

Sepertinya, Umar bin Khattab RA mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!”. Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Dengan demikian, gempa dimanapun, termasuk di Cianjur semestinya menjadi pelajaran bagi seorang mukmin, termasuk bagi manusia yang selalu mengerjakan berbagai maksiat. Sebab selain sebagai ujian bagi orang beriman, gempa juga merupakan peringatan keras dari Allah bagi perilaku kemaksiatan. Hanya orang-orang yang berakal lah yang mampu menamkap pesan-pesan Allah melalui berbagai peristiewa alam ini.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 190-191).

Dr. Ahmad Sastra 
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 28/11/22 : 19.21 WIB)

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Islam Itu Berasal dari Allah SWT Bukan dari Bangsa Manapun

Tinta Media - Sobat. Secara makna syaríy. Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada junjungan kita, Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya, dirinya sendiri dan sesama. Hubungan manusia dengan Penciptanya meliputi masalah aqidah dan ibadah; hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi akhlak, makanan, dan pakaian; hubungan manusia dengan sesamanya meliputi muamalah dan persanksian. Adapun ruang lingkup syariah Islam baik yang berkaitan dengan aqidah maupun peraturan atau system kehidupan yang menjadi turunannya.

ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ 

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” ( QS. Al-Maidah (5) : 3 )

Sobat. sesuatu yang penting bagi Nabi Muhammad saw dan bagi seluruh umat Islam, bahwa Allah telah menyempurnakan agama Islam dan telah mencukupkan nikmat-Nya, serta telah rida agama Islam menjadi agama umat manusia.

Setelah ayat ini dibacakan oleh Nabi, maka Umar menangis lalu Nabi bertanya apa yang menyebabkan ia menangis. Umar menjawab, "Sesuatu yang sudah sempurna tidak ada yang ditunggu lagi kecuali kurangnya." Rasulullah membenarkan ucapan Umar itu (Riwayat Ibnu Jarir dan Harun bin Antarah dari ayahnya ). Diriwayatkan bahwa ayat ini turun di Arafah tanggal 9 Zulhijjah 10 H, hari Jumat sesudah asar. Sejarah telah mencatat: bahwa 81 hari sesudah turunnya ayat ini Nabi Muhammad saw pun wafat setelah menunaikan risalahnya selama kurang lebih 23 tahun. Memang ajaran Islam telah sempurna, walaupun segala persoalan belum dirinci, tetapi telah cukup sempurna dengan berbagai prinsip urusan duniawi maupun ukhrawi.

 فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِي مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٖ لِّإِثۡمٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ 

Kemudian pada akhir ayat ini diterangkan, bahwa orang-orang yang terpaksa makan makanan yang diharamkan Allah karena lapar tanpa niat untuk berbuat dosa, dibolehkan asal dia makan seperlunya saja, sekedar mempertahankan hidup. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Sobat. Iman itu tempatnya di hati. Iman itu bergantung pada pembenaran yang bersifat pasti ( tashdiq al-Jazim ), bukan hanya sekedar pembenaran saja namun harus sesuai dengan fakta dan berdasarkan dalil (bukti) sehingga kokoh bersemayam dalam hati. Saat itulah seseorang menjadi mukmin.

وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ فِيكُمۡ رَسُولَ ٱللَّهِۚ لَوۡ يُطِيعُكُمۡ فِي كَثِيرٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡرِ لَعَنِتُّمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيۡكُمُ ٱلۡإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِي قُلُوبِكُمۡ وَكَرَّهَ إِلَيۡكُمُ ٱلۡكُفۡرَ وَٱلۡفُسُوقَ وَٱلۡعِصۡيَانَۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ  

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, ( QS. Al-Hujurat (49) : 7 )

Sobat. Allah menjelaskan bahwa Rasulullah saw ketika berada di tengah-tengah kaum Mukminin, sepatutnya dihormati dan diikuti semua petunjuknya karena lebih mengetahui kemaslahatan umatnya. Nabi lebih utama bagi orang-orang Mukmin dari diri mereka sendiri, sebagaimana dicantumkan dalam firman Allah:
 
Nabi itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dibandingkan diri mereka sendiri (al-Ahzab/33: 6)

Karena Nabi Muhammad selalu berada dalam bimbingan wahyu Ilahi, maka beliau yang berada di tengah-tengah para sahabat itu sepatutnya dijadikan teladan dalam segala aspek kehidupan dan aspek kemasyarakatan. Seandainya beliau menuruti kemauan para sahabat dalam memecahkan persoalan hidup, niscaya mereka akan menemui berbagai kesulitan dan kemudaratan seperti dalam peristiwa al-Walid bin 'Uqbah. Seandainya Nabi saw menerima berita bohong tentang Bani al-Musthaliq, lalu mengirimkan pasukan untuk menggempur mereka yang disangka murtad dan menolak membayar zakat, niscaya yang demikian itu hanya akan menimbulkan penyesalan dan bencana. Akan tetapi, sebaliknya dengan kebijaksanaan dan bimbingan Rasulullah saw yang berada di tengah-tengah para sahabat, mereka dijadikan oleh Allah mencintai keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hati mereka, dan menjadikan mereka benci kepada kekafiran, ke-fasikan dan kedurhakaan.

Karena iman yang sempurna itu terdiri dari pengakuan dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan beramal saleh dengan anggota tubuh, maka kebencian terhadap kekafiran berlawanan dengan kecintaan kepada keimanan. Menjadikan iman itu indah dalam hati adalah pararel dengan membenarkan (tasdiq) dalam hati, dan benci kepada kedurhakaan itu pararel dengan mengadakan amal saleh. Orang-orang yang demikian itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dan mengikuti jalan yang lurus, yang langsung menuju kepada keridaan Allah.

Allah SWT berfirman :
مَن كَفَرَ بِٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِهِۦٓ إِلَّا مَنۡ أُكۡرِهَ وَقَلۡبُهُۥ مُطۡمَئِنُّۢ بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَٰكِن مَّن شَرَحَ بِٱلۡكُفۡرِ صَدۡرٗا فَعَلَيۡهِمۡ غَضَبٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ  

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” ( QS. An-Nahl (16) : 106 )

Sobat. Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan tentang ancaman keras terhadap riddah (murtad) yakni kufur kembali sesudah beriman, mengutama-kan kesesatan dari petunjuk (hidayah)-Nya. Mereka mendapat kemurkaan dan azab Allah, kecuali dalam kondisi terpaksa. Misalnya, mereka menyatakan murtad dengan lidah karena jiwanya terancam, namun hati mereka tetap penuh dengan keimanan. Tidak ada dosa dan tuntutan hukum kepadanya, selama ia tetap beriman.

Rasulullah bersabda:
Tidak dicatat amal umatku (karena) kekeliruan, lupa, dan mereka terpaksa. (Riwayat ath-thabrani dari sauban)

Sobat. Bukti Keimanan kita adalah keterikatan kepada hukum syara’. Sebagaimana Allah SWT berfirman :

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَرَجٗا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسۡلِيمٗا 

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” ( QS. An-Nisa’ (4) : 65 )
Sobat. Ayat ini menjelaskan dengan sumpah bahwa walaupun ada orang yang mengaku beriman, tetapi pada hakikatnya tidaklah mereka beriman selama mereka tidak mau bertahkim kepada Rasul. Rasulullah saw pernah mengambil keputusan dalam perselisihan yang terjadi di antara mereka, seperti yang terjadi pada orang-orang munafik. Atau mereka bertahkim kepada Rasul tetapi kalau putusannya tidak sesuai dengan keinginan mereka lalu merasa keberatan dan tidak senang atas putusan itu, seperti putusan Nabi untuk az-Zubair bin Awwam ketika seorang laki-laki dari kaum Ansar yang tersebut di atas datang dan bertahkim kepada Rasulullah.

Jadi orang yang benar-benar beriman haruslah mau bertahkim kepada Rasulullah dan menerima putusannya dengan sepenuh hati tanpa merasa curiga dan keberatan. Memang putusan seorang hakim baik ia seorang rasul maupun bukan, haruslah berdasarkan kenyataan dan bukti-bukti yang cukup.

Sobat. Karena itu, seorang mukmin tidak hanya harus ber-tahkim kepada Rasulullah SAW dan hatinya merasa puas dengan keputusan tersebut, namun juga harus tunduk dan patuh kepadanya yang diimplementasikan dalam bentuk perbuatan. 
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,” Demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya, seseorang di antara kalian tidak beriman hingga hawa nafsunya mengikuti (risalah) yang aku bawa (HR. Muslim )

(Dr. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)

PHK Karyawan, Dampak Resesi Ekonomi?


Tinta Media - Beberapa negara saat ini sedang menghadapi resesi ekonomi, termasuk Indonesia. Bahkan, di tahun 2023, Indonesia diramalkan akan menghadapi resesi ekonomi. Hampir seluruh dunia akan mengalami keguncangan. 

Di Indonesia, pekerja tekstil dirumahkan, karena industri tekstil merasakan dampak resesi di tingkat global. Fenomena yang terjadi di industri tekstil ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak, termasuk pemerintah. Karena itu, perlu adanya upaya yang dilakukan supaya Indonesia tidak merasakan dampak resesi global yang terlampau dalam.

Adanya isu tahun 2023 akan terjadi resesi memang sudah nampak, terutama di Eropa. Krisis energi dan pangan sudah terlihat getarannya, khususnya di Inggris dan Eropa secara umum. Perang Ukraina dan Rusia sangat berdampak di Eropa.

Hal ini menyebabkan krisis karena ketergantungan energi dan pangan Eropa yang besar kepada Ukraina dan Rusia. Saat terjadi perang, secara politik Eropa memutuskan hubungan ekonomi dengan Rusia sebagai sanksi atas Rusia. Kelangkaan energi jelas akan terjadi. Banyak lahan pertanian yang rusak akibat peperangan ini. Dari kondisi ini, Eropa mengalami ancaman atau keterlambatan ekonomi yang bahkan sudah terjadi di tahun 2022 dan akan semakin gelap di tahun 2023.

Pakar Ekonomi Islam, Ustaz Dwi Condro Triono, SP., M.Ag., Ph.D, di kanal youtube Ngaji Shubuh, Sabtu 15/10/2022 mengingatkan sekaligus menegaskan, bahwa resesi ekonomi tidak hanya akan terjadi di Eropa. Karena Saat ini sudah masuk ekonomi global, pasti akan ada efek domino dari resesi ekonomi ke seluruh dunia. Di tahun 2022 ini mungkin efeknya belum terlalu terasa di Indonesia, tetapi tahun 2023 nanti bisa sangat terasa.

Indonesia dengan segala potensi seharusnya bisa lebih mampu mengatasi resesi ekonomi. Syaratnya dengan mengikuti apa yang diperintahkan Rasulullah saw. dalam pengaturan negara terhadap rakyatnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Dengan melihat sabda Rasulullah ini, diharapkan setiap pemimpin memilki rasa takut akan dosanya ketika tidak amanah dalam mengurus rakyat.

Untuk mengatasi resesi dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia bahkan dunia, sistem Islam memberikan dua cara, yaitu ikhtiar bumi dan ikhtiar langit. 

Pertama, Ikhtiar bumi, yaitu di antaranya dengan memperkuat cadangan pangan sehingga bisa memperkuat ketahanan pangan masyarakat, baik pada tiap individu maupun antar individu.

Kemudian yang kedua, ikhtiar langit adalah dengan menguatkan dan mengencangkan aktivitas dakwah, yaitu dengan seruan-seruan dakwah dari umat Islam yang mengajak masyarakat untuk segera kembali kepada sistem Islam. Masyarakat dipahamkan bahwa hanya Islam yang dapat memberikan solusi tuntas dan menyelamatkan. 

Saat mendapat musibah, umat harus segera bangkit untuk mengambil hikmah dan manfaat. Setiap musibah yang diberikan Allah Swt. adalah ujian bagi manusia. Selain itu, kita pun perlu memperkuat sandaran, doa, dan permohonan pada Allah Swt. 

Aagar Allah Swt. memberi pertolongan, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu bahwasanya kita pun harus menolong agama Allah.

Sebagai penguat, Allah berfirman dalam QS. Muhammad ayat 7 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."

Semoga ini bisa menjadi tips atau cara yang apabila kita lakukan, Insyaallah akan selamat dunia maupun akhirat.

Wallahu a'lam bishawab.

Oleh: Willy Waliah
Sahabat Tinta Media

Pelajar Mabuk Miras, Islam Solusinya

Tinta Media - Beberapa waktu yang lalu, sejumlah pelajar SMP terciduk berada di sebuah taman di Kota Bandung pada jam pelajaran sekolah oleh petugas Linmas Satpol PP yang sedang berpatroli. Para pelajar ini bolos sekolah sambil mengonsumsi minuman beralkohol (miras) hingga mabuk. Tim Satpol PP menemukan barang bukti berupa minuman beralkohol dan anggur merah yang sebagian sudah habis diminum. Para pelajar ini pun digiring ke kantor Satpol PP untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan. Setelah itu, mereka pun diserahkan ke pihak sekolah,  untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan lebih lanjut dari pihak sekolah dan orang tua masing-masing.

Peristiwa pelajar bolos sekolah dan mabuk miras hanyalah salah satu bentuk kenakalan pelajar dari ratusan atau bahkan ribuan kasus kenakalan pelajar yang terjadi di negeri ini. Tidak jarang tindakan tersebut mengarah pada kriminalitas. Kondisi ini menyadarkan kita bahwa sedemikian buramnya wajah dunia pendidikan kita. Hal itu tampak dari perilaku anak didik sebagai output pendidikan yang diterapkan di negeri ini.

Sosok pelajar yang berperilaku bebas, hedonis, dan materialistis dalam menjalani kehidupannya, merupakan gambaran dari hasil penerapan sistem pendidikan yang liberal (bebas) dan sekuler (menjauhkan aturan agama dari kehidupan), di bawah penerapan ideologi kapitalisme-demokrasi yang mengagungkan kebebasan individu. 

Selain itu, kebijakan negeri ini yang kapitalistik telah membenarkan produksi dan peredaran miras hanya untuk kemanfaatan dan keuntungan materi, yaitu untuk menambah pemasukan kas negara, atau sebagai lapangan pekerjaan bagi sebagian masyarakat, tanpa memandang bahayanya bagi masyarakat secara luas. Yang lebih parah lagi, mereka tidak peduli halal atau haram, karena agama dilarang campur tangan dalam masalah kehidupan.

Jelaslah sudah bahwa sistem kapitalisme-sekularisme telah gagal menjaga kualitas para pelajar. Bagaimanakah nasib bangsa ini jika para pelajarnya terbiasa mabuk-mabukan? Padahal, pelajar merupakan generasi harapan bangsa. Di pundak merekalah keberlangsungan bangsa ini diletakkan. Kita tentunya tidak bisa mengharapkan para pelajar tersebut terus terjebak dalam konsumsi miras, karena miras akan melemahkan kemampuan akal mereka. Artinya semua tindakan yang dilakukannya sebatas mengikuti hawa nafsu mereka saja. 

Indonesia sebagai negeri dengan jumlah muslim terbesar di dunia, harus menyelamatkan para pelajar (Islam) ini demi keberlangsungan umat Islam berikutnya. Allah Swt. berfirman:

"Janganlah kalian meninggalkan generasi yang lemah di belakang kalian ..." (TQS. An Nisa;9)

Hanya dengan Islam saja sosok pelajar  penerus umat ini akan terjaga. Salah satunya adalah  penjagaan akalnya. Khamr (miras) sebagai minuman yang dapat melemahkan akal, bukan hanya meminumnya yang dilarang, tetapi juga pembuatnya (pabrik dan produsen), penjualnya, pembelinya, orang yang menghidangkannya, serta semua yang terlibat dengan miras.

Sebagai seorang muslim, merupakan suatu kewajiban untuk menaati perintah dan larangan dari Allah Swt. dan Rasul-Nya. Ini terkait dengan segala sesuatu, termasuk tentang makanan dan minuman. Walaupun mungkin ada sebagian manusia yang memandang bahwa di dalam khamar ada kemanfaatan, tetapi keharamannya sudah jelas dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

۞ يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ

"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, “Kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,"
QS. Al-Baqarah[2]:219

Ketaatan kepada aturan Allah ini hanya dapat dijalankan dalam sebuah masyarakat yang menerapkan aturan Islam kaffah, yaitu institusi khilafah. Khilafah tegak atas asas ketakwaan individu dan masyarakat yang gemar menghidupkan amar makruf nahyi munkar. Dengan kekuatan khilafah, keimanan dan ketakwaan yang kuat pada masyarakat akan terjaga, termasuk para pelajarnya. 

Khilafah menjalankan kewajiban tersebut melalui penerapan kurikulum pendidikan dengan berbasis pada akidah Islam. Tujuannya adalah untuk membentuk kepribadian Islam. 

Selain itu, khilafah menopangnya dengan penerapan hukum Islam yang sempurna, termasuk melarang khamar dalam berbagai bentuk aktivitasnya. Khilafah juga memberikan sanksi tegas dan keras bagi orang-orang yang beraktivitas seputar khamar ini. Dengan begitu, akan terbentuk masyarakat yang kondusif bagi tumbuh kembang pelajar, sebagai generasi penerus umat menuju khairu ummah.

Kondisi seperti inilah yang tampak di masa awal peradaban Islam di bawah kepemimpinan  Rasulullah saw. hingga masa khulafaur rasyidin dan kekhilafan berikutnya, selama lebih dari 13 abad. Para pelajar muda lahir sebagai pemuda Islam yang tangguh dan hanya berorientasi pada kemuliaan  Islam, baik di dunia maupun akhiratnya. Di antara mereka adalah:

_Arqam bin Abi Arqam_ berusia  16 tahun. Ia mejadikan rumahnya sebagai tempat Rasulullah saw membina dan mengader para sahabat, juga sebagai markas dakwah Islam di Mekah selama sekitar 13 tahun.

_Mushab bin Umair_, duta dakwah pertama yang diutus Rasulullah ke Madinah untuk mengajarkan dan menyebarkan Islam di sana. Hanya dalam tempo satu tahun, ia dapat menjadikan orang-orang Madinah berbondong bondong masuk ke dalam Islam, bahkan merindukan untuk diatur oleh aturan Islam dalam kehidupan mereka.

_Muhammad al-Fatih_, saat berusia 22 tahun, telah menjadi khalifah kaum muslimin dan berhasil menaklukan Kota Konstantinopel di tahun 1453 M. Ia menjadi sebaik-baik panglima yang memimpin sebaik-baiknya pasukan, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau.

Masih banyak lagi nama-nama generasi muda umat Islam yang cemerlang. Mereka terlahir dari peradaban Islam yang agung dan maju, ketika Islam diterapkan dalam naungan khilafah. 

Allah Swt. berfirman:
"Hai orang orang yang beriman, sesungguhnya, meminum khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah merupakan perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (TQS. Al Maidah; 90)

Oleh: Yuli Shabira 
Ibu Rumah Tangga
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab