Tinta Media

Senin, 28 November 2022

Analis: Sistem Buatan Manusia Tak Bisa Selesaikan Masalah Korupsi

Tinta Media - Makin merebaknya kasus pidana korupsi dan sejenisnya yang menyeret para pejabat publik termasuk Wakil Bupati Lumajang baru-baru ini, menunjukkan bahwa selama ini sistem hukum buatan manusia tidak bisa menyelesaikan problem terkait karakter pejabat mental korupsi.

"Mental perilaku korupsi di kalangan para pejabat publik di dalam sistem saat ini tidak bisa diharap bakal selesai," tutur Analis Politik-Media dari Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Hanif Kristianto kepada Tintamedia.web.id, Sabtu (26/11/2022).

Pasalnya meski diperiksa sebagai saksi, kata Hanif lebih lanjut, para pejabat tersebut cenderung saling melindungi. Dan terkadang di dalamnya justru 'bermain' dengan memperjualbelikan hukum.

Untuk diketahui, keterlibatan Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati terkait dugaan tindak pidana suap pengalokasian anggaran bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dengan tersangka Budi Setiawan.

“Yang bersangkutan diperiksa untuk tersangka BS (Budi Setiawan, red),” ujar Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri, Rabu (23/11/2022).

Tak hanya Wabup, ungkap Ali, penyidik KPK juga memanggil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jember Hadi Mulyono, Mukhtar Matruhan (Wiraswasta), dan Didid Mardiyanto seorang PNS.

Untuk diketahui pula, tersangka Budi Setiawan merupakan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Jatim 2014-2016 dan Kepala Bappeda Jatim 2017-2018.

Sedangkan terkait pemeriksaan atas Indah, dikarenakan Wabup adalah mantan Kepala Bappeda Kabupaten Lumajang waktu itu.

“Saya dipangil KPK, lantaran tahun 2014 lalu pernah menjabat sebagai Kepala Bappeda Lumajang. Agenda tersebut berlangsung,” kata Wabup Lumajang Indah Amperawati via WhatsApp, Kamis (24/11/2022).

Dalam kasus itu, KPK mengungkap ada _fee_ sebesar 7 hingga 8 persen yang diberikan kepada tersangka Budi Setiawan selaku Kepala BPKAD Jatim 2014-2016 dan Kepala Bappeda Jatim 2017-2018. Sehingga total uang yang diterima tersangka Budi Setiawan mencapai Rp10 miliar.

Pun di tahun 2015, KPK juga mengungkap bahwa Kabupaten Tulungagung mendapatkan Bantuan Keuangan Provinsi Jatim sebesar Rp79,1 miliar dan tersangka BS memperoleh fee sebesar Rp3,5 miliar.

Kemudian, pada anggaran perubahan tahun 2017 Kabupaten Tulungagung mendapatkan alokasi Bantuan Keuangan sebesar Rp30,4 miliar dan tahun 2018 sebesar Rp29,2 miliar. Sehingga tersangka BS diduga menerima fee sebesar Rp6,75 miliar.

Oleh karena itu, Hanif menyebut gurita korupsi di pemerintahan negeri ini menjadi tanda bahwa model politik dan tata pemerintahan yang diterapkan saat ini tidak baik. 

Malah dengan tegas ia menyebutnya sebagai sistem rusak dan merusak. "Sistem ini bisa saja rusak dan merusak," tandasnya.

Sistem Islam

"Lain halnya sistem Islam," cetusnya, seraya menyebutkan bahwa para pejabat di dalam sistem pemerintahan Islam haruslah beriman dan bertakwa. 

Yang berarti pula, di setiap aktivitasnya senantiasa merasa sedang diawasi Allah SWT dan malaikat. "Jadi tak perlu zona integritas ataupun CCTV," senyumnya.

Lantas dengan menerapkan sistem Islam secara keseluruhan, maka secara tindak pidana korupsi dan semacamnya bisa dicegah. Sebutlah dengan mendudukkan pejabat yang amanah, berpegang teguh pada syariah kaffah, berikut diberikan gaji yang juga layak tentunya.

"Islam mencegah korupsi dengan cara memberikan gaji layak, pejabat amanah, kaffah, dan berpegang teguh syariah," tuturnya.

Lebih jauh, kalaupun masih terjadi tindak pidana dimaksud, sistem hukum pidana Islam sudah melengkapinya dengan takzir. Yaitu sanksi yang jenis dan kadarnya ditentukan oleh hakim.

Sedangkan bentuk sanksinya, beber Hanif, mulai dari yang paling ringan seperti sekadar nasehat atau teguran dari hakim, bisa pula berupa penjara, pengenaan denda, pengumuman pelaku di hadapan publik atau media massa, hukuman cambuk, hingga sanksi yang paling tegas, yaitu hukuman mati.

"Teknisnya bisa digantung atau dipancung. Berat ringannya hukuman takzir ini disesuaikan dengan berat ringannya kejahatan yang dilakukan," pungkasnya, mengutip keterangan dari Abdurrahman Al Maliki di dalam Kitab Nizhamul Uqubat, halaman 78-89. [] Zainul Krian

Ustazah L. Nur Salamah: Hindari Teman yang Malas!

Tinta Media - Aktivis Muslimah Kota Batam sekaligus pemateri dalam Kajian Mutiara Ummat kembali menjelaskan tentang pentingnya memilih teman yakni menghindari teman yang malas dalam semua keadaan. Penjelasan ini masih merujuk dari Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta'lum, Selasa (22/11/2022). 

"Dari seorang ulama dalam syairnya disebutkan, jangan berteman dengan orang malas dalam kondisi apapun," tegasnya. 

Bunda, sapaan akrabnya juga menegaskan jangan jadikan orang pemalas sebagai teman karib. Malas dalam mengkaji Islam, malas berbuat kebaikan, dan malas menuntut ilmu. 

"Betapa banyak orang sholeh rusak lantaran rusaknya teman karibnya. Teman yang malas dalam berbuat kebaikan. Kebaikan yang dimaksud adalah mengajak kita dalam ketaatan kepada Allah, hidup yang bertambah kebaikan dan dimatikan dalam keadaan khusnul khotimah. Begitulah standar kebaikan dalam pandangan Islam bukan pandangan manusia," tuturnya. 

Maka dalam memilih teman wajib selektif dan berhati-hati. Orang yang tidak baik, bodoh dan usil bagaikan penyakit yang cepat menular. Ia menjelaskan dengan ilustrasi bahwa penularannya lebih cepat daripada virus. 

"Penyakit bodoh cepat menular kepada orang yang kuat, maka harus berhati-hati," ungkapnya. 

"Seperti bara api yang diletakkan di atas abu, akan padam juga. Ungkapan ini dicontohkan seperti kayu bakar, api akan membara ketika banyak kayu kering, akan terus hidup, namun ketika kayu kering tersebut hanya sebatang saja, maka api itu akan padam dengan sendirinya. Begitulah dalam memilih teman, teman yang rusak sebaiknya ditinggalkan. Ketika kita meninggalkan teman yang rusak tersebut, ia tidak akan memiliki kekuatan dan pada akhirnya akan padam dengan sendirinya," ujarnya.

Dalam sebuah hadist dikatakan, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam). Namun, kedua orang tuanya yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi."

"Setiap bayi yang lahir dalam keadaan fitrah (Muslim). Muslim artinya adalah orang yang berserah diri. Mau jadi apa kedepannya tergantung bagaimana orang tuanya, lingkungannya dan masyarakatnya. Ibarat sebuah kertas yang putih. Jika dihiasi dengan tulisan yang indah maka akan menjadi lembaran yang indah. Sebaliknya, jika kertas tersebut dicoret asal-asalan maka akan menjadi sampah yang tak berguna," bebernya.

Ia mengingatkan peran orang tua terutama ibu sangat menentukan masa depan anak. Mau jadi pemenang atau pecundang. Maka benteng pertahanan terakhir adalah keluarga. Pun diperkuat dengan adanya peran masyarakat dan negara yakni menjadikan agama sebagai landasan kehidupan. Mencampakkan sistem sekuler menjadi sistem Islam 

Pembahasan ini ditutup dengan syair dalam hikmah dengan bahasa Persia. "Teman yang jahat lebih buruk dan berbahaya daripada ular berbisa. Demi Allah, Zat yang Maha Tinggi lagi Maha Suci. Teman yang jahat menyeretmu ke neraka Jahim. Teman yang baik mengajakmu ke surga Na'im," ungkapnya. 

"Jika anda mencari ilmu dan ahlinya, (mencari) orang hadir yang mengabarkan yang tidak hadir. Maka pelajarilah bumi dengan nama-namanya. Dan nilailah seorang teman dari temannya," pungkasnya.[] Reni Adelina/Nai

Pengamat: Dunia Tengah Hadapi Krisis Pangan Global

Tinta Media - Menanggapi data terkait krisis pangan, pengamat sosial yang juga aktivis muslimah, Ustazah Najmah Sa'iidah menyampaikan bahwa dunia tengah menghadapi krisis pangan global.

"Benar, bahwa dari data-data tersebut, bisa dikatakan bahwa dunia ini tengah menghadapi krisis pangan global," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (3/11/2022).

Menurutnya, hal ini dikuatkan oleh pernyataan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang menilai angka krisis pangan cukup mengkhawatirkan.

"Diperkirakan 179 sampai 181 juta orang di 41 negara akan menghadapi krisis pangan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyebutkan bahwa jumlah orang yang rawan pangan meningkat dua kali lipat hanya dalam 2 tahun, 'Efek dari situasi Ukraina dapat mendorong jumlah ini meningkat menjadi 323 juta orang'," kutipnya.

Ia mengungkapkan banyak kalangan menilai bahwa krisis pangan dan energi dengan cepat menjadi bagian dari realitas dunia saat ini sebagai akibat dari pandemi disusul adanya perang antara Rusia dan Ukraina. Sehingga, lanjutnya, lonjakan harga pangan dan energi tidak dapat dihindari. Karena Rusia serta Ukraina memiliki posisi yang penting dalam rantai pasok pangan dan energi global.

"Sedangkan di negeri kita sendiri, sesungguhnya lonjakan harga barang kebutuhan pokok sudah berlangsung lama dan beberapa bulan terakhir ini semakin menjadi, bahkan diiringi dengan kelangkaan beberapa kebutuhan pokok. Dan diperkirakan di akhir tahun ini negeri ini akan mengalami resesi atau krisis ekonomi lagi," paparnya.

Bukan Kali Pertama

Ia menilai kondisi ini bukan kali pertama, tapi sudah kesekian kalinya. Bahkan justru saat ini kondisinya sudah sangat parah. 

"Dunia saat ini, termasuk negeri kita saat ini dalam kondisi yang sangat buruk, tidak hanya dalam masalah ekonomi tapi dalam seluruh aspek kehidupan," ujarnya.

Ini terjadi, lanjutnya, karena sistem kehidupan yang diadopsi adalah sistem kehidupan atau aturan-aturan buatan manusia yang serba lemah dan terbatas  sehingga yang terjadi bukan kebaikan tapi justru kenestapaan.

Ustazah Najmah mengungkapkan bahwa berbagai kalangan menilai terjadinya krisis pangan saat ini diakibatkan karena pandemi Covid 19, dan juga invasi Rusia ke Ukraina. Namun, menurutnya jika kita telusuri lebih dalam sebenarnya pandemi dan adanya perang ini merupakan permasalahan cabang, karena krisis ini sesungguhnya sudah berlangsung lama. 

"Sedangkan akar masalahnya adalah sistem sekuler kapitalis yang mencengkeram dunia saat ini. Dimana sistem sekuler kapitalisme ini memisahkan agama dari kehidupan, menjadikan penjajahan sebagai thoriqohnya," jelasnya.

Ia memandang negara-negara Barat berambisi menguasai dunia dan mendikte negeri-negeri lain, terutama negara-negara dunia ke-3 atau negara berkembang termasuk Indonesia.

"Memang bukan penjajahan secara fisik, tapi inilah sesungguhnya penjajahan gaya baru yang dilakukan oleh negara Barat-negara sekular kapitalis besar- terhadap negeri-negeri yang menjadi agennya," paparnya.

Ia mengatakan bahwa penjajahan gaya baru inilah  yang akhirnya menjadikan negeri ini dan banyak negeri Islam mengikuti sistem kehidupan yang diterapkan negeri penjajah dan dengan leluasa negeri penjajah "menjerat" negeri-negeri terjajah sekaligus mengeksploitasi sumber daya alamnya.

"Tidak aneh jika negeri terjajah mengadopsi apa yang dikehendaki oleh negeri penjajah untuk mengeksiskan sistem sekuler kapitalisnya, seperti sistem ekonomi berbasis riba, sistem mata uang kertas yang semuanya memberikan dampak terjadinya krisis," terangnya.

Dan celakanya lagi, sambungnya, ketika negeri besar itu mengalami krisis, maka akan menyebabkan efek domino kepada negeri-negeri jajahannya. 

"Tentu situasi ini tidak boleh kita biarkan terus terjadi! Umat negeri ini harus bangkit dan melawan penjajahan," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka

Tata Kelola Kota Modern dalam Islam

Tinta Media - Populasi masyarakat setiap harinya pasti selalu bertambah. Tentu saja hal ini membutuhkan penataan ruang kota agar masyarakat bisa optimal dalam menjalani aktivitas keseharian dengan lingkungan hidupnya. 

Penataan ruang kota sangatlah penting karena menyangkut hajat hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. 

Kota sebagai pusat perekonomian memiliki peranan besar dalam pembangunan dan perkembangannya di segala sektor. Beberapa kota di Indonesia sudah disulap menjadi kota modern bertaraf internasional, seperti Meikarta, Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, Kota Baru Parahyangan Bandung, Araya Malang, dan BSD Tangerang. Kini giliran Karawang, Jawa Barat. 

Berkembang pesatnya sektor industri di kota ini mengubur julukan populernya sebagai kota lumbung padi, berganti dengan kota industri terbesar di Jawa bagian barat. Hal ini menyebabkan Karawang mulai dilirik para pengusaha properti kenamaan. Perumahan elite dan mal besar lagi mewah pun mulai bertebaran di berbagai penjuru kota. 

Seolah tak cukup dengan itu, di kota ini akan dibangun Luxury Outlet Mall (mal outlet mewah) berkelas internasional pada tahun 2023 mendatang. Mal yang bertajuk The Grand Outlet East Jakarta ini rencananya akan dibangun pada kuartal II tahun 2022 dengan nilai investasi fantastis, yaitu 90 juta dollar Singapura atau setara dengan Rp953 miliar. 

Tak tanggung-tanggung, dua grup properti kenamaan berperan mewujudkannya. Mereka adalah Mitsubishi Estate Co Ltd yang populer dengan proyek Daswin Office, The Okura Residen hingga Hotel Okura. Serta Tuan Sing Holdings Limited atau dikenal dengan Tuan Sing atau The Group yang merupakan induk perusahaan regional dengan fokus utama pada pengembangan properti, investasi hotel, hingga pelayanan industri. 

Outlet mal tersebut akan menawarkan merek-merek internasional terkemuka yang menjual mulai pakaian mewah, tas dan koper, serta aksesoris kelas atas. Mal yang rencananya akan menjadi destinasi wisata belanja kelas dunia ini dibangun di atas lahan 9 hektar dan dijadwalkan dibuka pada kuartal IV tahun 2023. (Kompas.com, 14/11/2022) 

Apa yang terbayang dari tumbuhnya kota modern bertaraf internasional tersebut? Pastinya fasilitas super lengkap nan mewah lagi memadai yang memudahkan mobilitas para penghuninya, yang tidak lain adalah kalangan elite dan borjuis. Di balik kenyamanan yang ditawarkan, kota-kota modern dengan mal mewahnya malah semakin memastikan privatisasi kota. 

Selain itu, penggusuran hak hidup warga miskin, berkurangnya lahan garapan dalam waktu singkat, serta hilangnya aktivitas penduduk lokal menjadi sebuah realita yang harus diterima. Kota modern hanyalah angan bagi orang-orang berdompet tipis, berpenghasilan minimalis. Perekonomian pun tak tumbuh merata. 

Tata kelola kota seperti ini sejatinya terjadi karena kapitalisme-liberal dijadikan dasar dalam menjalankan lini kehidupan, baik individu maupun negara. Di sana orang-orang berlomba-lomba mengejar materi dan negara hanya berperan sebagai regulator yang memberikan hak penguasaan kawasan siap bangun (kasiba) ratusan, bahkan ribuan hektar lahan kepada para pengembang swasta untuk dijadikan kota baru, perumahan, dan mal-mal megah. 

Sesungguhnya tata kelola semacam ini menyebabkan hancurnya interaksi alami masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat eksklusif, terpolarisasi, dan homogen. Selain itu, pembangunan ini akan mematikan perekonomian warga sekitar lokasi secara perlahan, tetapi pasti. Bahkan, kesenjangan sosial semakin lebar dan dalam yang pada akhirnya malah menimbulkan problematika kompleks di tengah masyarakat. 

Rumah, jalan, dan kota merupakan lingkungan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Allah Swt. menjadikan keindahan lingkungan sebagai bagian dari tujuan manusia di bumi. 

وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ ٦١ 

Artinya: 

“Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Hud : 61) 

Zaid bin Aslam berkata, arti dari ayat ini adalah bahwasanya Allah memerintahkan untuk memakmurkan apa yang kalian butuhkan, seperti membangun rumah dan menanam tanaman. Allah mengilhamkan untuk memakmurkannya dengan menanam tanaman, menggali sumur, dll. (Tafsir Al Bahr Al Muhith karya Abu Hayan Al Andalusi) 

Bentuk dan keindahan bangunan, rumah, kota, serta kebersihan jalan dalam Islam berlandaskan pada keimanan kaum muslimin. Setiap kota yang akan dibangun dibuat perencanaan yang matang dengan memperhatikan berbagai pertimbangan terkait pengembangan, baik secara fisik, sosial-ekonomi, dan lingkungan. Seperti Sultan Al Mansur yang membangun kota Baghdad yang dijadikan ibukota Daulah Islam saat itu. 

Dalam Islam, setiap kota yang dibangun, direncanakan untuk jumlah penduduk tertentu, tanpa memandang kedudukan dan status sosial. Pembangunan tidak hanya terpusat pada satu wilayah tertentu saja, melainkan merata baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan dengan fasilitas yang sama, seperti bangunan masjid, sekolah, perpustakaan, taman, industri, area komersial, tempat singgah bagi para musafir, bahkan pemandian umum yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. 

Bahkan, pemakaman umum dan pengelolaan sampah juga tidak tertinggal. Tata kelola kota dalam Islam memang dibangun untuk mempermudah penduduk dalam rangka menuntut ilmu, bekerja, dan aktivitas lainnya. Karena semua dalam jangkauan perjalanan kaki yang wajar dan memiliki kualitas dengan standar baik. 

Untuk itulah, negara dengan tegas mengatur kepemilikan tanah berdasarkan syariat Islam. Apabila ada tanah pribadi yang ditelantarkan selama lebih dari 3 tahun, maka tanah tersebut akan ditarik oleh negara sehingga selalu tersedia dengan cukup tanah-tanah yang dapat digunakan untuk membangun fasilitas umum, seperti pasar dan pusat berbelanjaan atau biasa disebut mal. 

Mal yang dibangun saat ini tidak lepas dari gagasan dan kebijakan salah satu pemimpin Daulah Islam, yaitu Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk Konstantinopel. Beliau membangun pusat perbelanjaan megah dan besar pertama kali di dunia, yakni Grand Bazaar Istanbul, yang selanjutnya konsep pusat perbelanjaan ini ditiru oleh Barat dalam membangun mal modern. 

Grand Bazaar ini dibangun untuk memulihkan kondisi perekonomian kota Konstantinopel yang mulai sekarat di akhir masa kerajaan Byzantium. Beliau mengadopsi kebijakan Rasulullah saw. yang membangkitkan roda perekonomian dengan membangun pasar setelah hijrah ke Madinah. Saat itu, dalam kurun waktu 2 tahun, Rasulullah mampu menggeser dominasi Yahudi dan Quraisy. 

Bukan hanya transaksi ekonomi saja, Sultan Muhammad Al Fatih juga membangun masjid besar tepat di tengah Grand Bazaar. Tujuannya tak lain untuk mengingatkan orang-orang agar tidak meninggalkan ibadah. Hal ini karena Islam memandang bahwa urusan dunia (bisnis) adalah penting, tetapi tidak boleh sampai melalaikan akhirat. 

Grand Bazaar dan pembangunan kota Baghdad adalah bukti betapa gemilang peradaban Islam. Beginilah kebijakan dan gagasan para pemimpin dalam sistem Islam. Pemimpin yang baik selalu mengurus rakyatnya dengan sepenuh hati dan penuh rasa keadilan sehingga pembangunan merata tanpa merusak keseimbangan alam dan interaksi manusia. 

Wallahu'alam.

Oleh: Ika Nur Wahyuni
Sahabat Tinta Media

Perubahan Menuju Kehidupan Islam

Tinta Media - Kehidupan di dalam sistem
kapitalisme sangat sulit dan sempit. Kesempitan dan kesulitan hidup ini terjadi pada semua aspek, baik ekonomi, politik, sosial, budaya, pergaulan, peribadahan, bahkan keamanan masyarakat pun sering terancam.

Ekonomi yang berbasis ribawi dan dijalankan dengan fiat money, telah menyebabkan gelembung ekonomi yang bisa meletus kapan saja. Para politisi yang menggunakan cara-cara kotor telah membuat kebijakan yang hanya menguntungkan para pemodal, tanpa memikirkan rakyat yang telah memilih dan membelanya. 

Kehidupan sosial permisif telah merusak mental generasi muda yang seharusnya menjadi penerus kita. Premanisme merajalela, membuat kehidupan dan perdagangan yang kita lakukan berbiaya tinggi.

Semua ini membuat kita merenung dan berpikir, apakah hal ini akan terus terjadi? Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengubahnya? 

Berbagai pendapat para ahli tentang konsep perubahan berseliweran di media sosial. Kebanyakan menawarkan perubahan yang mudah dan menyenangkan hati. Berbagai macam training, pelatihan, bahkan kampanye mengajak kita untuk bangkit dari kubangan masalah kehidupan. Namun demikian, apakah semua itu bisa membangkitkan?

Bangkit adalah berubah sesuai dengan tuntunan syari'at. Ketika tujuan kita berubah hanya sekadar untuk memenuhi tuntutan perut dan perasaan semata, maka sejatinya kita tidak sedang berubah ke arah yang mulia. Bahkan, ketika berusaha berubah tanpa tuntunan syari'ah, sebenarnya kita tidak sedang bangkit, tetapi sedang menuju keterpurukan berikutnya. Perubahan jenis ini tidak akan pernah membawa kita pada kebahagiaan, tetapi pasti berujung pada kehinaan dan kesengsaraan.

Contohnya adalah ketika sadar bahwa kondisi miskin itu buruk, lalu kita ingin mengubah kondisi tersebut menjadi lebih baik,  maka perubahan ini sebenarnya vadalah keterpurukan apabila dilakukan dengan cara yang tidak tepat, seperti korupsi, mencuri, atau menipu orang

Ketika sadar bahwa kondisi sendirian itu buruk, lalu kita menginginkan pasangan hidup, tetapi cara mengubahnya adalah dengan kumpul kebo maupun perzinaan, maka perubahan ini akan membawa pada kehinaan.

Ketika kita lalai dari ketaatan dan ingin mengubahnya, tetapi dengan cara membuat ritus ritual sendiri untuk mendekat diri kepada Tuhan, maka ini akan berujung pada kemurkaan Allah Swt, Tuhan Seru Sekalian Alam.

Oleh karena itu, dalam melakukan perubahan, kita harus mengetahui tujuan mendasar dari perubahan tersebut. Ketika tujuan hidup adalah rida Allah Swt., maka kita akan melakukan perubahan hanya dengan cara yang dibenarkan. Artinya, halal atau haram kita jadikan standar dalam melakukan perubahan tersebut. 

Tidak hanya sekadar memuaskan kebutuhan dan perasaan saja, tetapi pahala atau siksa harus selalu kita pertimbangkan. Jangan sampai menurut kita kondisi telah berubah menjadi lebih baik, tetapi Allah Swt. justru murka kepada kita.

Untuk mengubah kondisi sosial yang ada, maka harus ada perubahan personal dengan cara membangkitkan pemikiran dan menyatukan perasaan secara integral. Inilah yang disebut dengan dakwah atau amar makruf nahi mungkar. Karena dengan berubahnya persepsi manusia terhadap kehidupan yang dilanjutkan dengan bersatunya standar senang dan benci secara Islami, maka umat Islam akan menginginkan perubahan menuju kehidupan Islam. Perubahan inilah yang disebut kebangkitan.

Perubahan sejati adalah sebuah perubahan yang berujung pada kemuliaan, dan inilah yang disebut kebangkitan. Kebangkitan itu hanya bisa kita lakukan dengan dakwah sesuai metode dakwah Rasulullah saw. Oleh karena itu, upaya umat Islam dalam perubahan sosial tidak boleh terkotori oleh konsep dan pemikiran selain Islam yang hanya akan mengubah manusia secara parsial tanpa adanya perbedaan yang signifikan.

Dengan dakwah yang dilakukan secara terukur, terstruktur, dan terkoordinir dengan baik, maka kebangkitan Islam adalah sebuah keniscayaan.

Dakwah itu bukan sekadar seberapa cepat kita bergerak, tetapi tentang seberapa tepat kita memilih langkah dan gerak. Wallahu a'lam bishshawab.

Oleh: Trisyuono Donapaste
Sahabat Tinta Media

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab