Tinta Media

Senin, 17 Oktober 2022

Jenuh

Tinta Media - Ada kalanya kita mengalami titik jenuh. Tak tahu mau apa. Tapi ada rasa tak nyaman. Ada rasa enggan melakukan ini atau itu. 

Saat kita cek diri, tak ada masalah berarti. Istri baik baik saja. Anak anak ok. Ortu juga ok. Bisnis, kerja juga ok. Kesehatan ok juga. Bawaan nya males ngapa-ngapain. Mau ngaji males. Mau kontak enggan. Trus kenapa?

Mungkin kita jenuh. Ibarat air segelas sudah penuh dengan gula. Jadi ditambah gula lagi ga mau larut. Gula akan mengendap di dasar gelas. Trus apa yang harus kita lakukan?

1. Menambah air biar menjadi encer tidak jenuh lagi. Kan gelas sudah penuh? Ya perluas gelasnya dengan ember lah. Berarti menambah luas kehambaan kita kepada Allah SWT.

Perluas lagi keyakinan kita pada janji Allah. Perbesar lagi tawakal kita kepadaNya. Pertebal lagi harapan dan syukur kita kepadaNya. Semua ni'mat sudah Allah kasih. Keluarga, anak istri dan ortu sehat dan baik. Usaha dan kerja baik. Badan sehat. Berarti kita harus segera ngebut untuk taat. Allah sudah penuhi kita dengan ni'matNya hingga tak bertepi. Maka hilangkan Tukul amal dan segera laksanakan tugas tanpa mikir mikir lagi. Bahwa ni'mat Allah itu tak gratis. Akan diminta pertanggungjawaban.

2. Segera beramal jangan ditunda. Abaikan semua rasa jenuh, lelah, capek, enggan, malas, bosan, kurang semangat dll. Karena waktu kita terbatas. Abaikan semua bisikan syetan yang membuat kita panjang angan-angan.

3. Mungkin selama ini beban tugas dakwah kita kurang menantang dibanding kemampuan yang Allah berikan kepada kita. Artinya kita masih termasuk ga serius berdakwah. Hingga Allah timpakan kepada kita rasa jenuh dll. Maka ambillah beban dakwah yang sesuai kemampuan. Infak dakwah diperbaiki. Kontak ditingkatkan. Ngisi ngaji ditambah. Kalo perlu mengambil amanah yang khusus. 

Surat Ali ‘Imran Ayat 133 

۞ وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa"

Intinya, senyampang masih sempat cepaaat. Jangan ditunda. Kalahkan jenuh dengan power penuh.
Selamat berjuang sobat. Yuk maju terus pantang mundur![]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

𝐏𝐞𝐧𝐜𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐒𝐚𝐚𝐭 𝐁𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐇𝐢𝐳𝐛𝐮𝐭 𝐓𝐚𝐡𝐫𝐢𝐫 (𝐒𝐲𝐞𝐤𝐡 𝐇𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐚𝐥-𝐉𝐚𝐧𝐚𝐲𝐧𝐢𝐲, 𝐃𝐨𝐬𝐞𝐧 𝐔𝐧𝐢𝐯𝐞𝐫𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐀𝐥-𝐀𝐳𝐡𝐚𝐫 𝐊𝐚𝐢𝐫𝐨)


Tinta Media - Dengan menggunakan penutup kepala, gamis serta syal putih bertuliskan dua kalimat syahadat dan berjubah hitam, Syekh Hasan Al-Janayniy naik ke podium. Di hadapan tidak kurang dari seratus ribu peserta Muktamar Khilafah, lelaki tinggi besar berjenggot putih lebat tersebut menyeru penguasa dzalim yang tidak mau menerapkan sistem khilafah. 
.
“Wahai penguasa! Kalian tidak mempunyai hujah di depan Allah karena kalian tidak menyambut seruan penegakan khilafah!” pekiknya dalam bahasa Arab, Ahad (2/6) di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
.
Dalam kesempatan itu pula, ia menceritakan pengalamannya dalam pencarian kebenaran yang cukup panjang. Sejak belajar di Universitas Al-Azhar hingga mengajar di kampus yang sama. “Serta berkunjung ke berbagai ulama di berbagai penjuru dunia untuk mencari jalan keselamatan,” ungkapnya.
.
Hingga suatu saat, menghadiri program 𝑡𝑎𝑙𝑘𝑠ℎ𝑜𝑤 televisi 𝑇𝑠𝑢𝑚𝑎 𝑇𝑎𝑘𝑢𝑛𝑢 𝐾ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎 𝑀𝑖𝑛ℎ𝑎𝑗𝑖𝑛 𝑁𝑢𝑏𝑢𝑤𝑤𝑎ℎ di Mesir, di negerinya sendiri. Setelah mendengarkan penjelasan tentang wajibnya menegakkan khilafah yang disampaikan para ulama Hizbut Tahrir dalam acara itu, ia pun berkesimpulan. “Inilah jalan yang akan membawa kebaikan, kepada kebahagiaanku, kemudian aku berjuang bersama Hizbut Tahrir,” ungkapnya lalu disambut takbir peserta.
.
𝐃𝐢𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢
Hasan tinggal di kota kecil yang indah dekat Bandara Kairo. Saat ini mengajar mata kuliah akidah dan mata kuliah dakwah di Universitas Al-Azhar Asy-Syarif Kairo. Gelar magister dan doktornya didapat di kampus yang sama. 
.
“Saya mengenal Hizbut Tahrir baru empat bulan yang lalu,” ungkapnya kepada Media Umat usai berpidato dalam muktamar tersebut. 
.
Ia mengenal Hizbut Tahrir berawal dari program televisi 𝐴𝑙-𝐾ℎ𝑎𝑙𝑖𝑗𝑖𝑎ℎ yang menghadirkan Juru Bicara Hizbut Tahrir Mesir Sherif Zaied tersebut. “Selama diskusi berlangsung saya sangat terpengaruh dengan penjelasan-penjelasan 𝐴𝑘ℎ Sherif, penjelasannya tentang khilafah sangat tegas, lugas dan ikhlas,” akunya.
.
Sejak saat itu, Hasan mulai melakukan kajian dan membaca buku-buku Hizbut Tahrir. Ia mengaku memiliki perpustakaan yang cukup besar namun tidak ada satu pun buku terbitan Hizbut Tahrir. 
.
Kajian-kajiannya terhadap buku-buku Hizbut Tahrir menjadikan Hasan sadar akan kekeliruan pada pemahamannya tentang penerapan syariah Islam dalam level negara. “Paham saya selama ini keliru, fatwa-fatwa saya juga demikian termasuk fatwa bahwa Islam harus diterapkan secara bertahap,” akunya.
.
Selama studi di Al-Azhar, hingga derajat doktor, ia mengaku belum pernah menemukan pemikiran sebagaimana yang dijelaskan Hizbut Tahrir. Memang betul bahwa ada syekh Al-Azhar yang menyatakan bahwa khilafah adalah wajib, namun Al-Azhar sendiri tidak mengadopsi hal itu.
.
Seandainya Al-Azhar secara kelembagaan mengadopsi bahwa menegakkan khilafah itu wajib niscaya sebulan pasca revolusi Mesir, khilafah telah berdiri. “Karena kita tahu, Al-Azhar beserta ulama di dalamnya sangat dihormati dan mendapat tempat terhormat di sisi kaum Muslim, jika Al-Azhar menyerukan itu niscaya umat akan segera menaati dan mengikutinya,” prediksinya.
Menurut Hasan, syekh Al-Azhar sendiri sekarang lebih condong kepada sufi, sehingga amalan zikir menjadi yang paling penting di dalam Islam.
.
Makanya, saat bertemu Hizbut Tahrir, Hasan merasa terlahir kembali. Ia sampaikan kebahagiannya itu kepada Amir Hizbut Tahrir Al ‘Alim Syekh Atha Ibnu al Khalil. “Saya katakan padanya bahwa setiap manusia terlahir sekali, sedangkan saya terlahir dua kali, pertama saat saya dilahirkan ibu, dan kedua saat saya bertemu Hizbut Tahrir.”  
.
Berikut terjemah kutipan suratnya: 
.
𝑆𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛-𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛, 𝑆𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖𝑎𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛𝑒𝑔𝑒𝑟𝑖, 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛𝑘𝑢 𝑑𝑖 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟𝑎𝑡. 
.
𝑁𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑔𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑠𝑎𝑦𝑎. 𝐾𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑒𝑛𝑑𝑎𝑘 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑎𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑇𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑢𝑑𝑢𝑙 "𝑇𝑠𝑢𝑚𝑚𝑎 𝑇𝑎𝑘𝑢𝑢𝑛𝑢𝑙 𝐾ℎ𝑖𝑙𝑎𝑎𝑓𝑎ℎ" 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐻𝑖𝑧𝑏𝑢𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑟𝑖𝑟 (𝑀𝑒𝑠𝑖𝑟). 
.
𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑦𝑎𝑘𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑘𝑠𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑢𝑎𝑙𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑖𝑡𝑖 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑖 (𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑘𝑤𝑎ℎ 𝐻𝑖𝑧𝑏𝑢𝑡-𝑇𝑎ℎ𝑟𝑖𝑟) 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑅𝑎𝑠𝑢𝑙𝑢𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑆𝐴𝑊. 𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑒𝑟𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 (𝑝𝑎𝑟𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑠 𝐻𝑖𝑧𝑏𝑢𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑟𝑖𝑟), 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎. 
.
𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑦𝑎𝑘𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑘𝑚𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛. 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑎ℎ𝑖𝑚 𝑖𝑏𝑢, 𝑑𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝐴𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑢𝑙𝑖𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎 𝐻𝑖𝑧𝑏𝑢𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑟𝑖𝑟 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐾ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ 𝑅𝑎𝑠𝑦𝑖𝑑𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑎 𝑀𝑖𝑛ℎ𝑎𝑎𝑗𝑖𝑛 𝑁𝑢𝑏𝑢𝑤𝑤𝑎ℎ.
.
Hasan menulis surat itu sedemikin rupa lantaran dirinya telah lama mencari jamaah yang menyeru kepada Islam sebagaimana jamaah di masa Rasulullah SAW, jamaah yang berada di tengah-tengah umat dan bergerak bersama mereka.  
.
Ia menemukan jamaah Ikhwan al-Muslimin, dan bergabung bersamanya lebih kurang 12 tahun, dan sempat menjadi pembicara mewakili Ikhwan al-Muslimin. Bahkan pernah bersama jamaah Tabligh dan Salafy. Hingga Hasan menyelesaikan magisternya masih bersama jamaah Salafy. 
.
“Namun pencarian saya kini telah berakhir saat bertemu dengan Hizbut Tahrir, meski saya pernah bersama jamaah yang lain namun bagi saya Hizbut Tahrir adalah yang pertama dan terakhir,” ungkapnya.
.
Ketika dirinya menerima jawaban surat dari Amir Hizbut Tahrir Al-Alim Atha, Hasan menangis lebih dari dua jam hingga kedua matanya bengkak. Saat bertemu dengan Sharif Zaied. Sharif kaget dan bertanya: “Mengapa mata Anda?”
.
Dengan tersenyum bahagia, Hasan menjawab: “Tidak ada apa-apa, saya menangis saking bahagianya dipertemukan dengan Hizbut Tahrir.”
.

𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐃𝐚𝐤𝐰𝐚𝐡𝐢 𝐌𝐮𝐫𝐬𝐲𝐢
Sebagai ‘bayi’ yang baru lahir ia mengejar ketertinggalan tsafaqah siyasah dari aktivis yang sudah ‘dewasa’. “Saya terus mendalami pemikiran-pemikiran Hizbut Tahrir, khutbah dan pidato-pidato saya berubah. Saya sangat bersyukur Allah telah merubah diri saya kepada hal yang akan memberikan kebaikan di dunia dan akhirat, insya Allah,” ungkapnya. 
.
Ia pun menegaskan tidak akan ada kebaikan, kemenangan kecuali berpegang teguh dengan perkara yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ‘𝑎𝑙𝑎𝑖𝑘𝑢𝑚 𝑏𝑖𝑠𝑠𝑢𝑛𝑎𝑡𝑖 𝑤𝑎 𝑠𝑢𝑛𝑛𝑎𝑡𝑖 𝑘ℎ𝑢𝑙𝑎𝑓𝑎𝑢𝑟𝑟𝑎𝑠𝑦𝑖𝑑𝑖𝑛, tidak akan bangkit umat kecuali dengan 𝐾ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚𝑖𝑦𝑦𝑎ℎ ‘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑖𝑛ℎ𝑎 𝑛𝑢𝑏𝑢𝑤𝑤𝑎ℎ.
Saat warga Jakarta, Jawa Barat, Banten serta perwakilan dari berbagai daerah dan 15 negara berkumpul di stadion Gelora Bung Karno yang dalam satu hari itu berubah menjadi Gelora Bumikan Khilafah, Hasan menangis dan semakin yakin bahwa saatnya khilafah berdiri telah dekat. 
.
Pidatonya bukan hanya ingin disampaikan kepada para hadirin, tapi juga ingin ia sampaikan kepada Al-‘Alamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani yang telah berada di alam barzakh, seandainya Allah memanjangkan umurnya hingga hari ini, hingga ia dapat menyaksikan kaum Muslim yang menyerukan khilafah. “Beliau pasti akan senang dan meninggal dunia dengan bahagia. Semua ini adalah buah dari apa yang beliau perjuangkan,” ungkapnya. 
.
Setelah pulang dari muktamar ini, Hasan bertekad akan menemui Presiden Mesir Ahmad Mursyi serta Ulama Al-Azhar Syekh Ali Juma’ah untuk menyeru keduanya tentang kewajiban menegakkan khilafah. Akankah tekadnya terwujud?[] 
.
Penerjemah: Roni Ruslan
Penulis: Joko Prasetyo
.
𝐷𝑖𝑚𝑢𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑢𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑆𝑜𝑠𝑜𝑘 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑜𝑖𝑑 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑈𝑚𝑎𝑡 𝑒𝑑𝑖𝑠𝑖 107: 𝐵𝐵𝑀 𝑁𝑎𝑖𝑘 𝐿𝑎𝑔𝑖, 𝑅𝑒𝑧𝑖𝑚 𝑁𝑒𝑜𝑙𝑖𝑏 𝑆𝐵𝑌 𝑇𝑖𝑝𝑢 𝑅𝑎𝑘𝑦𝑎𝑡 (11 - 25 𝑆𝑦𝑎’𝑏𝑎𝑛 1434 𝐻/ 21 𝐽𝑢𝑛𝑖 - 4 𝐽𝑢𝑙𝑖 2013).

PUTUSAN JI SEBAGAI KORPORASI TERORIS ABAL-ABAL, BIANG KEROK YANG MENJADI 'KAMBING HITAM JI' UNTUK MENTERORISKAN PARA USTADZ

Tinta Media - Dalam dakwaan Jaksa kepada para ustadz (Ustadz Farid Okbah, Ustadz Ahmad Zain an Najah, Ustadz Anung al Hammat), konstruksi hukum tuduhan melakukan tindak pidana terorisme (pasal 7), menyembunyikan informasi terorisme (pasal 13c) serta merekrut menjadi anggota korporasi terorisme (pasal 12a), selalu dikaitkan dengan putusan nomor : 2191/Pid.Sus.B/2007/PN.Jkt.Sel tanggal 21 April 2008, *yang menyatakan bahwa kelompok Jama'ah Islamiyah (JI) adalah korporasi terlarang yang melanggar hukum yang berlaku di indonesia.*

Qadarullah, pada Rabu 28 September 2022 di PN Jaktim, Jaksa menghadirkan saksi bernama Zuhroni alias Zainudin Fahmi (Saksi Z) sebagai mantan Amir JI yang telah bebas menjalani hukuman berdasarkan putusan putusan nomor : 2191/Pid.Sus.B/2007/PN.Jkt.Sel tanggal 21 April 2008. Saksi Z mengaku dituntut pidana seumur hidup, divonis 25 tahun penjara, dan telah menjalani masa tahanan 15 tahun penjara, dan bebas dengan PB pada tahun 2022 (belum lama ini).

Yang mencengangkan, adalah keterangan dari Saksi Z, bahwa saat dirinya diadili dengan kasus terorisme, *dalam berkas dakwaan dan tuntutan tidak pernah ada uraian dakwaan atau tuntutan yang menyatakan JI melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan dituntut agar ditetapkan menjadi korporasi terlarang yang melanggar hukum yang berlaku di indonesia.*

Namun anehnya, meskipun tidak diuraikan dalam dakwaan maupun tuntutan, ternyata dalam putusan nomor : 2191/Pid.Sus.B/2007/PN.Jkt.Sel tanggal 21 April 2008, amar putusannya selain menghukum Saksi Z dengan divonis 25 tahun penjara, juga menetapkan JI sebagai korporasi terlarang yang melanggar hukum yang berlaku di Indonesia.

Ini namanya jaka sembung bawa golok. Bang Abdullah al Katiri membuat analogi yang menggelitik. Kasusnya perampokan, tapi vonisnya maling ayam. *Berulangkali Bang Al Katiri menegaskan bahwa dalam putusan tersebut, tidak memuat uraian dakwaan dan tuntutan yang menyatakan JI melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.*

Lucunya, jaksa mengklarifikasi keterangan saksi Z. Dengan bodohnya, jaksa di hadapan majelis meluruskan keterangan Saksi Z. Ini jaksa tidak paham, keterangan saksi di bawah sumpah dan dinyatakan dalam persidangan yang terbuka didepan umum tidak bisa dubah dan diganggu gugat. Kalau dalam tahap penyidikan, terserah saja penyidik dan jaksa intervensi untuk mengubah keterangan saksi.

Ini keterangan di hadapan pengadilan kok mau diklarifikasi. *Memangnya Jaksa melihat, mendengar dan mengalami sendiri peristiwanya ? Yang diadili dan divonis 25 tahun penjara Saksi Saudara Z, bukan Jaksa. Apa urusannya jaksa mengklarifikasi ?*

Sontak saja, seluruh lawyer memprotes sikap Jaksa di hadapan majelis hakim. Terlihat jelas Bang Ismar, Bang Juju, Bang Al Katiri, Bang Herman, Bu Srimiguna, Bang Iskandar, dan penulis sendiri menyampaikan protes keras terhadap perilaku dan kebodohan Jaksa.

Penulis sendiri bisa memahami kenapa Jaksa galau dengan keterangan Saksi Z yang semestinya menguatkan dakwaan, malah meruntuhkannya. *Sebab kata kunci kasus para ustadz ini ada pada status JI sebagai korporasi terlarang.*

Keterangan Saksi Z ini menegaskan, *bahwa penetapan status JI sebagai korporasi terlarang, korporasi terorisme adalah rekayasa.* Sebab, putusan itu hanya ditempelkan pada putusan kasus Saksi Z, padahal tidak pernah termuat dalan uraian dakwaan dan tuntutan kasus.

Karena terbukti didepan persidangan yang terbuka untuk umum, penetapan JI sebagai korporasi terlarang adalah cacat hukum, maka keseluruhan kasus para ustadz yang dikait-kaitkan dengan JI juga cacat hukum, dan karena dakwaan cacat hukum, Jaksa khawatir kalah. Mungkin saja, Jaksa khawatir kalah dan nantinya akan disanksi oleh atasannya.

Jaksa berbeda dengan lawyer. Kami para advokat tidak punya atasan, kami bekerja bersama mitra rekan sejawat yang sederajat. Sehingga, hubungan kami sifatnya kemitraan, bukan atasan bawahan.

Jaksa punya atasan. Kalau pekerjaan mereka buruk, gagal mendakwa, apalagi kalah dalam putusannya, mereka bisa terkena sanksi dari atasannya. Bahkan bisa disanksi dikirim ke daerah terpencil, dan itu menakutkan bagi Jaksa yang sudah mapan dan terbiasa hidup nyaman di Jakarta.

Bagi kami keterangan Saksi Z sangat menguntungkan para ustadz. Keterangan saksi Z menegaskan putusan JI korporasi teroris yang dijadikan dalih menarik para ustadz dalam kasus terorisme ternyata abal-abal. Amar penerapan JI sebagai korporasi teroris, ternyata tidak termuat dalam dakwaan dan tuntutan. Ini sama saja putusan yang 'nyolong' yang ditempelkan pada kasus Saksi Z, agar bisa digunakan untuk menjerat para ustadz dan yang lainnya. Agar bisa beternak teroris dan terus melakukan penangkapan berdalih terlibat JI. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat, Tim Advokasi Bela Ulama Bela Islam

https://heylink.me/AK_Channel/



Ambil Tanggung Jawab 100% atas Kehidupan Anda!

Tinta Media - Sobat. Jika Anda ingin berhasil, Anda harus bertanggung jawab 100% atas semua yang Anda alami dalam kehidupan Anda. Hal ini termasuk tingkat prestasi Anda, hal-hal yang Anda hasilkan, mutu hubungan Anda, kondisi kesehatan dan kebugaran fisik Anda, penghasilan Anda, utang anda, perasaan Anda – ya semuanya!

Sobat. Kenyataannya kebanyakan dari kita sudah terkondisi menyalahkan sesuatu di luar diri kita sendiri atas bagian kehidupan kita yang tidak kita sukai. Kita menyalahkan orang tua kita, atasan kita, teman kita, rekan kerja kita, klien kita, pasangan kehidupan kita, media, cuaca, kondisi ekonomi, buruknya keuangan kita – ya apa pun dan siapa pun yang bisa kita jadikan kambing hitam. Kita tak pernah mau melihat ke sumber masalahnya – yakni diri kita sendiri

Sobat. Dikisahkan ada seseorang lelaki yang sibuk sekali mondar-mandir memutari rumahnya dan berlutut seperti sedang mencari sesuatu yang hilang. Tetangganya yang lewat bertanya apa yang sedang dia cari, Ia menjawab bahwa sedang mencari kuncinya yang hilang. Maka tetangganya menawarkan bantuan lalu ikut berlutut dan mengitari rumahnya dan membantunya mencari kunci itu. Hampir satu jam lebih mencari tanpa hasil, kemudian tetangganya berkata,” Kita sudah mencari ke mana-mana dan belum menemukannya, Anda yakin kunci itu hilang di sini?”

Maka lelaki itu menjawab, "Tidak, saya kehilangan kunci itu di rumah karena listrik di rumah padam sehingga gelap , maka saya cari di luar rumah karena lebih terang dan lampu di luar menyala.”

Sobat. Sudah saatnya berhenti mencari jawaban di luar diri Anda sendiri – Jawaban mengapa Anda belum menciptakan kehidupan dan hasil yang Anda inginkan, karena Andalah yang menciptakan mutu kehidupan yang Anda jalani dan hasil yang anda buat. Sekali lagi Anda – Bukan Orang lain!

Sobat. Sekali lagi saya sampaikan bahwa untuk mencapai kesuksesan besar dalam kehidupan, untuk mencapai hal-hal yang paling penting bagi Anda, Anda harus mengambil 100% tanggung jawab atas diri Anda. Tidak bisa kurang dari itu.

Sobat. Jika Anda ingin menciptakan kehidupan impian anda, Anda harus bertanggung jawab 100% atas kehidupan Anda juga. Hal itu berarti berhenti berdalih, berhenti mengeluh menjadi korban, berhenti menggunakan semua alasan mengapa Anda tidak bisa dan belum sampai sekarang, dan berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda. Anda harus berhenti melakukan semua itu selamanya.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Dakwah dan Melaksanakan Syariat Allah, Representasi Muslim yang Sebenar-benarnya Taqwa

Tinta Media - Muslimah Media Center menuturkan, menjadi pengemban dakwah dan terikat dengan syariat Allah merupakan representasi seorang Muslim yang bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa.

"Seorang pengemban dakwah yang terikat dengan syariat Allah adalah orang yang telah merepresentasikan Islam di dalam dirinya dan ia juga telah bertakwa kepada Allah dengan taqwa yang sebenar-benarnya," tutur narator dalam One Minute Booster Extra | Tanpa Dakwah, Tuntutan Hukum Belum Terpenuhi Seluruhnya, Ahad (16/10/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.

Narator menyatakan, dianggap memenuhi tuntutan islam, bila kita mengamalkan Islam dan mendakwahkannya. "Mengamalkan Islam tanpa mendakwahkannya adalah setengah dari tuntutan Islam, begitu pula ketika kita mengemban dakwah islam ke tengah-tengah umat manusia tanpa mengamalkannya juga dianggap baru setengah dari tuntutan Islam, oleh karena itu dua tuntutan Islam tersebut belum dikatakan telah dipenuhi seluruhnya, kecuali jika keduanya dilakukan bersamaan yakni mengamalkan Islam dan mendakwahkannya ke tengah-tengah umat manusia," urainya, karena Islam telah memerintahkan umat Islam dengan dua perkara pokok ini.

Kemudian pengemban dakwah akan diuji dengan rintangan dunia, supaya berhasil lanjut narator, seorang pengemban dakwah harus berhati-hati dan sangat waspada dari kecintaan terhadap dunia dan upaya menikmati dunia yang tidak sesuai dengan syariat Allah.

"Ia juga layak untuk disebut telah berhasil melewati rintangan kedua yakni cinta dunia dan perhiasannya serta mengutamakan kehidupan akhirat atas dunia dan upaya untuk mendapatkannya," terangnya

Narator menilai, sesungguhnya Islam tidak pernah melarang seorang muslim untuk mengambil bagiannya dari dunia ini dan merasakan berbagai kenikmatan atau kebaikan dunia, sebab tutur narator, Allah Subhanahu wa ta'ala telah
berfirman dalam Quran surat al-Qasas 77, yang artinya, "Carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu atau kebahagiaan negeri akhirat janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kemaksiatan," tuturnya.

"Semoga para pengemban dakwah senantiasa disibukkan terhadap akhirat dengan terus menyibukkan diri melakukan amal dakwah menegakkan kembali hukum-hukum Allah," pungkasnya. [] Arip
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab