Tinta Media

Rabu, 12 Oktober 2022

YANG MENDOMINASI HATI

Tinta Media - Jika kalbu (hati) seorang hamba didominasi oleh kepentingan akhirat maka seluruh kepentingan dunianya (harta, jabatan, kekuasaan, dll) akan ia "wakaf"-kan di jalan Allah SWT demi sesuatu yang abadi di akhirat, yakni meraih surga-Nya.

Sebaliknya, jika kalbu (hati) seorang hamba didominasi oleh kepentingan dunia (harta, jabatan, kekuasaan, dll), maka akhirat (surga)-nya akan ia gadaikan untuk meraih apa saja yang menjadi ambisi dunianya itu. Ia akan "menjual" agamanya. Tak peduli halal-haram. Tak peduli surga atau neraka. Yang penting dunia (harta, jabatan, kekuasaan,dll) selalu ada dalam genggaman. Ia lupa bahwa semua itu pasti akan dia tanggalkan dan tinggalkan. Saat itulah yang akan ia rasakan adalah penyesalan.

Karena itu tepat apa dinyatakan oleh Abu al-Hakam rahimahulLaah:

الدنيا والآخرة يجتمعات في قلب العبد، فأيهما غلب، كان الآخر تبعاً له.

Dunia dan akhirat akan selalu berkumpul pada kalbu (hati) seorang hamba. Mana saja di antara keduanya yang dominan (mendominasi kalbu [hati]-nya) maka yang lain akan menjadi pengekor (pengikut)-nya.(Abu Nu'aim Al-Asbahani, Hilyah al-Awliyaa', 8/ 313).

Semoga kepentingan (menyiapkan bekal) akhirat selalu mendominasi kalbu (hati) kita. Dengan itu seluruh kepentingan dunia kita (harta, jabatan, kekuasaan dll), kita "wakaf"-kan untuk dapat meraih surga-Nya di akhirat. Aamiin.

Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah, 'alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib.[]

Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
Khadim Ma'had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor

[09102022]

Tanda-tanda Cinta Hamba Kepada Allah

Tinta Media - Sobat. Allah mencintai kita karena kita mencintai Nabi-Nya dan mengikutinya. Sesungguhnya Allah SWT mencintai para kekasih-Nya (auliya’) karena mereka beriman kepada Nabi-Nya, membenarkannya, mengikutinya, meneladaninya, mencintainya.

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ  

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS. Ali Imran (3) : 31 )

Sobat. Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi untuk mengatakan kepada orang Yahudi, jika mereka benar menaati Allah maka hendaklah mereka mengakui kerasulan Nabi Muhammad, yaitu dengan melaksanakan segala yang terkandung dalam wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. Jika mereka telah berbuat demikian niscaya Allah meridai mereka dan memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan serta mengampuni dosa-dosa mereka. Mengikuti Rasul dengan sungguh-sungguh baik dalam itikad maupun amal saleh akan menghilangkan dampak maksiat dan kekejian jiwa mereka serta menghapuskan kezaliman yang mereka lakukan sebelumnya.

Ayat ini memberikan keterangan yang kuat untuk mematahkan pengakuan orang-orang yang mengaku mencintai Allah pada setiap saat, sedang amal perbuatannya berlawanan dengan ucapan-ucapan itu. Bagaimana mungkin dapat berkumpul pada diri seseorang cinta kepada Allah dan pada saat yang sama membelakangi perintah-Nya. Siapa yang mencintai Allah, tapi tidak mengikuti jalan dan petunjuk Rasulullah, maka pengakuan cinta itu adalah palsu dan dusta. Rasulullah bersabda:
"Siapa melakukan perbuatan tidak berdasarkan perintah kami maka perbuatan itu ditolak". (Riwayat al-Bukhari).

Barang siapa mencintai Allah dengan penuh ketaatan, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengikuti perintah Nabi-Nya, serta membersihkan dirinya dengan amal saleh, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.

Sobat. Bagaimana mungkin kita tidak mencintai Rasulullah SAW padahal beliau telah menghalalkan bagi kita hal-hal yang baik, serta mengharamkan hal-hal yang kotor?! Beliau telah memudahkan syariat bagi kita, membukakan pintu rahmat bagi kita, serta menunjukkan jalan taubat bagi kita. Beliau telah mengabarkan kepada kita cara meraih ridha Allah SWT, memperingati kita agar menghindari setiap hal yang dapat  membahayakan diri dan mewaspadai jalur yang menyesatkan, serta mengarahkan  kita  menuju hidayah.

Sobat. Bagaimana mungkin kita tidak mencintai Rasulullah SAW padahal beliau telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk membimbing dan menunjukkan kita pada kebaikan, serta mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya? Beliau telah mengajari kita segala hal dalam kehidupan, yang paling agung dan paling luhur ialah Laa ilaaha illallah, sedangkan yang paling kecil ialah menyingkirkan bahaya dari jalan. Beliau telah menjelaskan kepada kita berbagai pembahasan ilmu pengetahuan secara bertahap.

Allah SWT berfirman :

لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ 

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah (9) : 128 )

Sobat. Ayat ini sekalipun khusus ditujukan kepada bangsa Arab di masa Nabi, tetapi juga ditujukan kepada seluruh umat manusia. Semula ditujukan kepada orang Arab di masa Nabi, karena kepada merekalah Al-Qur'an pertama kali disampaikan, karena Al-Qur'an itu dalam bahasa Arab, tentulah orang Arab yang paling dapat memahami dan merasakan ketinggian sastra Al-Qur'an. Dengan demikian mereka mudah pula menyampaikan kepada orang-orang selain bangsa Arab. Jika orang-orang Arab sendiri tidak mempercayai Muhammad dan Al-Qur'an, tentu orang-orang selain Arab lebih sukar mempercayainya.

Ayat ini seakan-akan mengingatkan orang-orang Arab, sebagaimana isinya yang berbunyi, "Hai orang-orang Arab, telah diutus seorang Rasul dari bangsamu sendiri yang kamu ketahui sepenuhnya asal-usul dan kepribadian-nya, serta kamu lebih mengetahuinya dari orang-orang lain."

Sebagian mufassir menafsirkan perkataan "Rasulun min anfusikum" dengan hadis:

Bersabda Rasulullah saw, "Sesungguhnya Allah telah memilih Bani Kinanah dari keturunan Ismail, dan memilih suku Quraisy dari Bani Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari suku Quraisy, dan Allah telah memilihku dari Bani Hasyim." (Riwayat Muslim dan at-Tirmidzi dari Wasilah bin Asqa)

Dari ayat dan hadis di atas dapat dipahami tentang kesucian keturunan Nabi Muhammad saw, yang berasal dari suku-suku pilihan dari bangsa Arab. Dan orang-orang Arab mengetahui benar tentang hal ini.

Nabi Muhammad saw yang berasal dari keturunan yang baik dan terhormat mempunyai sifat-sifat yang mulia dan agung, yaitu:

1.  Nabi merasa tidak senang jika umatnya ditimpa sesuatu yang tidak diinginkan, seperti dihinakan karena dijajah dan diperhamba oleh musuh-musuh kaum Muslimin, sebagaimana ia tidak senang pula melihat umatnya ditimpa azab yang pedih di akhirat nanti.

2.  Nabi sangat menginginkan agar umatnya mendapat taufik dari Allah, bertambah kuat imannya, dan bertambah baik keadaannya. Keinginan beliau ini dilukiskan oleh Allah dalam firman-Nya:

Jika engkau (Muhammad) sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan mereka tidak mempunyai penolong. (an-Nahl/16: 37)

Dan Allah berfirman:

Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. (Yusuf/12: 103)

3.  Nabi selalu belas kasihan dan amat penyayang kepada kaum Muslimin. Keinginannya ini tampak pada tujuan risalah yang disampaikannya, yaitu agar manusia hidup berbahagia di dunia dan akhirat nanti.
 Dalam ayat ini Allah memberikan dua macam sifat kepada Nabi Muhammad, kedua sifat itu juga merupakan sifat Allah sendiri, yang termasuk di antara "asmaul husna", yaitu sifat "rauf" (amat belas kasihan) dan sifat "rahim" (penyayang) sebagai tersebut dalam firman-Nya:

...Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia. (al-Baqarah/2: 143)

 Pemberian kedua sifat itu kepada Muhammad menunjukkan bahwa Allah menjadikan Muhammad sebagai Rasul yang dimuliakan-Nya.

Sobat. Diantara bukti cinta kepada Allah dan Rasul-Nya ialah merawat sunnahnya, membela agamanya, berjuang untuk syariat-Nya. Anda mengharapkan ridha Allah SWT dengan diri, nafas, ahwal dan harta Anda sebagai bentuk taqarub kepada-Nya, demi membela Nabi Muhammad SAW hendaklah Anda mengambil peran dalam menyebarkan sunnahnya di berbagai majelis, serta mendakwahkan ajarannya di berbagai kesempatan dan wilayah. Hendaklah Anda mengambil peran dalam mengajarkan syariat Nabi Muhammad SAW yang suci kepada manusia dengan lisan, pena, pengajian, pengajaran, khutbah, dan muktamar. Semua itu disesuaikan dengan kemampuan diri.

Sobat. Orang yang dicintai oleh Rasulullah SAW maka dicintai juga oleh Allah SWT. Dia dijaga di dunia dan akherat. Doanya mustajab, amalnya dikabulkan, dan kesudahannya yang baik.

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا  

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” ( QS. An-Nisa’ (4) : 69)

Sobat. Ayat ini mengajak dan mendorong setiap orang agar taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. Allah berjanji akan membalas ketaatan dengan pahala yang sangat besar, yaitu bukan saja sekedar masuk surga, tetapi akan ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Tuhan, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan orang-orang yang saleh.

Berdasarkan ayat ini para ahli tafsir secara garis besarnya membagi orang-orang yang memperoleh anugerah Allah yang paling besar di dalam surga kepada empat macam yaitu:

1. Para rasul dan nabi, yaitu mereka yang menerima wahyu dari Allah.

2. Para shiddiqin, yaitu orang-orang yang teguh keimanannya kepada kebenaran nabi dan rasul.

3. Para syuhada mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Orang beriman yang berjuang di jalan Allah dan mati syahid dalam peperangan melawan orang kafir.

b. Orang yang menghabiskan usianya berjuang di jalan Allah dengan harta dan dengan segala macam jalan yang dapat dilaksanakannya.

c. Orang beriman yang mati ditimpa musibah mendadak atau teraniaya, seperti mati bersalin, tenggelam, terbunuh dengan aniaya. Bagian (a) disebut syahid dunia dan akhirat yang lebih tinggi pahalanya dari bagian (b) dan (c) yang keduanya hanya dinamakan syahid akhirat. Ada satu bagian lagi yang disebut namanya syahid dunia, yaitu orang-orang yang mati berperang melawan kafir, hanya untuk mencari keuntungan duniawi, seperti untuk mendapatkan harta rampasan, untuk mencari nama dan sebagainya. Syahid yang serupa ini tidak dimasukkan pembagian syahid di atas, karena syahid dunia tersebut tidak termaksud sama sekali dalam kedua ayat ini.

4.  Orang-orang saleh, yaitu orang-orang yang selalu berbuat amal baik yang bermanfaat untuk umum, termasuk dirinya dan keluarganya baik untuk kebahagiaan hidup duniawi maupun untuk kebahagiaan hidup ukhrawi yang sesuai dengan ajaran Allah.

Orang yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana yang tersebut dalam ayat ini akan masuk surga dan ditempatkan bersama-sama dengan semua golongan yang empat itu.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Kaum Muslim Cepat Mengadopsi Teknologi Baru dalam Militer

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) mengatakan bahwa kaum muslim cepat mengadopsi teknologi baru dalam militer.

"Kaum muslim adalah umat yang terkenal sangat cepat mengadopsi teknologi baru dalam militer," tuturnya dalam History Insight: Meriam Sultan Mehmed II, Terbesar, Monster Raksasa yang Menakutkan di kanal YouTube Muslimah Media Center, Sabtu (8/10/2022).

"Hal ini adalah perhatian utama bagi setiap pemimpin atau Khalifah kaum muslim. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menjadi orang pertama yang mencontohkan hal ini ketika memerintahkan Salman Al Farisi untuk mempelajari teknologi militer Persia dalam merakit manjani untuk mengepung Thoif," imbuhnya.

Ia menyatakan bahwa bagi kaum muslim, jihad adalah puncak ibadah yang mengharuskan usaha terbaik dalam melakukan dan menyiapkannya, sehingga dapat memberikan tekanan kepada pihak musuh. Ini pula yang dilakukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih dalam menghadapi tembok berlapis tiga Konstantinopel. Sultan Mehmed II harus menggunakan cara yang tidak biasa sebab bila mengandalkan cara frontal sebagaimana yang biasa digunakan pasukan Utsmani dalam berperang. Sudah dapat dipastikan, pasukan besar apapun akan luluh lantak sebelum mencapai musuh. 

"Maka strategi yang paling baik yang terpikirkan oleh Sultan Mehmed adalah menghabisi jumlah pasukan bertahan dengan mesin pengepung," bebernya.

Ia menilai bahwa untuk menghadapi pertahanan biasa di zaman itu, menggunakan pelontar batu semisal trebushet dan catapul sudah dipandang cukup. Namun dihadapan tembok Konstantinopel, keduanya laksana peralatan dari zaman purba. Untuk itu sebuah alat yang bisa melontarkan benda yang lebih kuat dari batu harus dibuat dan alat itu adalah meriam pelontar besi.

"Seolah jawaban dari Allah atas doa Sang Sultan, di suatu hari pada musim panas di tahun 1452 Masehi. Seorang ahli senjata berkebangsaan Hungaria datang menghadap Sultan Mehmed untuk menawarkan keahliannya membuat meriam. Dialah Orban, sang pembuat senjata yang telah mencoba menawarkan rancangan senjatanya kepada kaisar Constantine Palaiologos," ungkapnya.

Namun lanjutnya, keadaan Bizantium yang mengalami resesi ekonomi parah, tidak memungkinkan untuk berinvestasi dalam persenjataan militer. Apalagi saat itu, mereka merasa aman berada dalam lindungan temboknya. Untuk mencegah teknologi Orban dikuasai kaum muslim, kaisar Bizantium mencoba menahannya dalam kota dan berjanji mencukupi biaya bulanannya sebagai kompensasinya. "Namun kenyataan berkehendak lain, kompensasi yang dijanjikan tidak kunjung didapatkan," jelasnya.

Sejarah selanjutnya mencatat bahwa kedua kaki Orban berdiri didepan Sultan Mehmed II untuk mencoba peruntungannya. Sultan Mehmed segera memerintahkan bawahannya untuk memperlakukan Orban secara baik dan membayar empat kali lipat dari permintaan Orban. Sultan juga memobilisasi tentara untuk mengumpulkan bahan-bahan baku yang diperlukan Orban. Kemudian Orban membuat meriam-meriam. Meriam paling besar yang pernah dilihat siapapun di zaman itu. 5 meriam awal yang diselesaikan Orban dengan panjang 4,2 meter dipasang di Rumeli Hisari untuk pengamanan selat Bosphorus. "Meriam inilah yang menghancurkan kapal Antonio Rizzo pada November 1452 Masehi," paparnya.

Ia melanjutkan bahwa ketika Sultan mengetahui keefektifan meriam barunya, Sultan memerintahkan Orban untuk mencari cara agar ukuran dan kekuatan meriam dapat digandakan. Inilah Meriam yang kemudian mendapat julukan monster raksasa dan menakutkan oleh tentara Bizantium yang menyaksikannya. "Walaupun Sultan Mehmed sangat senang dengan meriam barunya namun keimanan Islam mengajarkan bahwa hanya Allah sumber kemenangan dan kemuliaan," tukasnya.

"Inilah yang harus diketahui oleh seluruh pasukannya agar mereka tidak bergantung selain kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala," ujarnya.

Inilah sejatinya yang ditakutkan peradaban kapitalisme. Saat sistem Islam tegak di dunia. Sebab semangat jihad yang berkobar di dalam jiwa menjadikan tentara-tentara Islam tidak akan pernah menyerah pada musuh. "Pada saat itulah, peradaban kapitalisme kehilangan eksistensi di dunia," pungkasnya.[] Ajira

Tragedi Kanjuruhan Telan Ratusan Korban, PKAD: Ada Dugaan Kuat Pelanggaran Aparat Keamanan

Tinta Media - Terkait tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang yang menelan ratusan korban, Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Fajar Kurniawan, menilai ada dugaan kuat terjadi pelanggaran yang dilakukan aparat kepolisian. 
 
“Apa yang ditanyakan, apakah ada dugaan pelanggaran oleh aparat kepolisian, saya kira memang dugaan itu kuat sekali,” tuturnya dalam Kabar Petang: Evaluasi dan Investigasi, di kanal YouTube Khilafah News, Selasa (4/10/2022). 

Dugaan pelanggaran tersebut, menurutnya, tampak pada dua hal. Pertama, apa yang dilakukan oleh aparat kepolisian bertentangan dengan standar operasional prosedur (SOP) yang dirilis Federation International de Football Association (FIFA). 

“Dalam dokumen FIFA Stadium Safety and Security Regulations, khususnya pasal 19 b, di situ jelas-jelas disampaikan bahwa gas air mata dan senjata api itu termasuk yang dilarang keras untuk dibawa masuk ke dalam stadion. Apalagi digunakan untuk mengendalikan massa. Jelas ini adalah melanggar apa yang ada atau yang menjadi ketentuan dari standar FIFA,” terangnya.

Hal ini, menurutnya, patut ditelusuri bagaimana prosedur yang digunakan aparat keamanan dalam mengamankan berbagai even olahraga, termasuk pertandingan sepak bola. Ia pun menambahkan, pada pasal 19 a, menyebutkan pihak aparat keamanan, dalam hal ini polisi yang ditempatkan di sekitar lapangan, harus tetap terekam televisi. 

“Agar bisa memastikan bahwa aparat itu, baik perilaku maupun penampilannya tetap memiliki standar tertinggi yang digunakan oleh FIFA,” ucapnya kemudian.

Kedua, menurut Fajar, dalam kondisi chaos (kacau), tidak diketahui siapa yang mengomando digunakannya gas air mata dalam mengendalikan kondisi saat itu. “Saya kira, dari kedua hal ini memang patut diduga keras bahwa ada unsur-unsur pelanggaran yang dilakukan oleh aparat kepolisian,” imbuhnya lagi.

Abaikan Peraturan

Fajar mengatakan, ada beberapa peraturan yang tidak diindahkan aparat keamanan dalam pertandingan tersebut. Ia pun mencontohkan, misalkan Perkapolri Nomor 16 tahun 2006 tentang pedoman pengendalian masa, Perkapolri Nomor 1 tahun 2009 tentang penguatan dalam tindakan kepolisian, Perkapolri Nomor 8 tahun 2009 tentang implementasi prinsip dan standar hak asasi manusia dalam penyelenggaraan tugas kepolisian negara republik Indonesia, Perkapolri nomor 8 tahun 2010 tentang tata cara lintas ganti dan cara bertindak dalam penanggulangan huru-hara serta Perkapolri Nomor 2 tahun 2019 tentang pengendalian huru hara. 

“Jadi, ada banyak hal yang tidak dijalankan oleh petugas yang bertugas di lapangan pada waktu. Terlebih jika kita melihat berbagai video-video amatir, terutama video dari netizen, itu kan jelas sekali bahwa tembakan gas air mata tidak hanya ditujukan bagi massa yang ada di tengah lapangan tapi juga tembakan-tembakan itu secara masif diarahkan kepada massa yang ada di tribun,” bebernya menjelaskan.

Padahal, lanjutnya, massa yang ada di tribun tidak melakukan tindakan-tindakan yang terbukti membuat kerusuhan. Fajar mempertanyakan, kenapa petugas juga melakukan penembakan gas air mata ke arah sana. 

“Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, misalkan dari petugas-petugas di rumah sakit, sebagian besar korban wajahnya menghitam. Itu kan sebagai salah satu tanda bahwa yang bersangkutan yang sudah meninggal mengalami sesak nafas,” tegasnya.

Bersenyawa

Ia pun menjelaskan, gas air mata tidak hanya membuat mata pedih. Tapi, ketika gas itu bereaksi dengan oksigen di sekitarnya, akan membuat seseorang yang terkena gas kesulitan mendapat oksigen. Hal ini, menurutnya, karena oksigen bersenyawa dengan gas air mata tersebut.

“Sehingga ini emang patut diduga bahwa kondisi pasca kematian dari suporter-suporter itu dan dari keterangan pihak rumah sakit yang menjadi tempat penampungan jenazah, memang didapatkan keterangan bahwa meninggalnya karena sesak nafas,” 

Fajar menilai, ada korelasi yang jelas antara kondisi korban dengan tembakan gas air mata. Oleh karena itu, menurutnya, penting dilakukan investigasi lebih jauh oleh tim gabungan independen pencari fakta. Kemudian diungkap secara terang benderang, siapa saja para pihak yang memerintahkan menggunakan gas air mata dengan sangat efektif. 

“Jadi kalau di dalam beberapa video itu sampai kelihatan putih merata dan itu kadarnya sepertinya sangat pekat. Selain ada faktor-faktor kepanikan kemudian terinjak dan seterusnya, tapi saya kira yang paling dominan dalam kasus ini adalah orang-orang yang sesak nafas karena adanya gas air mata itu,” pungkasnya. [] Ikhty

Selasa, 11 Oktober 2022

Nasdem Deklarasikan Anies sebagai Capres, UIY: Momen Politik Biasa

Tinta Media - Merespon deklarasi partai Nasdem yang mengusung Anis sebagai Capres 2024, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan ini momen politik biasa.
 
 “Sesungguhnya ini adalah sebuah momen politik biasa, dalam arti kita semua tahu bahwa tak lama lagi kita akan segera memasuki tahun politik yang akan menentukan rezim pada lima bahkan mungkin 10 tahun yang akan datang,” ungkapnya di acara Bincang Media Umat Online: Anies Digadang Anies Dihadang, Ahad (9/10/2022) melalui kanal Youtube  Media Umat.
 
Menurut UIY, rezim sekarang sudah tidak mungkin lagi diperpanjang, maka partai-partai akan berusaha menghitung peluang (possibility) untuk tetap kebagian kue kekuasaan.
 
“Saya kira adagium paling kuat ini hari itu adalah prinsip yang mengatakan koalisi dengan yang paling mungkin menang itu yang paling kuat dianut itu oleh partai-partai,” tandasnya.  
 
UIY mengatakan, yang paling potensial meraih kemenangan adalah Anies, karena itu Nasdem berusaha take position lebih awal untuk mendapatkan efek ekor jas bagi kemenangan pemilihan legislatif dengan mendeklarasikan lebih dulu calon presidennya.
 
Meski demikian possibility bukan satu-satunya. “Saya kira di dalam politik ini kan tidak melulu tentang possibility, tetapi juga seni kemungkinan, bagaimana yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Rezim mencoba memperpanjang portofolio. Memperpanjang 3 periode tidak mungkin, maka yang paling mungkin adalah mengolah putra mahkota atau tokoh memperpanjang kekuasaan untuk kepentingan politik maupun ekonomi,” ucap UIY mengulas.
 
Karena itu, sambung UIY, kemunculan nama Ganjar yang diendorse Jokowi, kemunculan KIB (Koalisi Indonesia Bekerja) ini bagian dari usaha rezim memperpanjang kekuasaan.
 
“Bagaimana calon dari rezim ini bisa meraih kemenangan? Bisa dengan dua pendekatan, pendekatan memenangkan calon dan pendekatan mengalahkan calon yang potensial menang,” tutur UIY.
 
Pendekatan memenangkan calon, kata UIY bisa dilihat dari banyak hasil  survey yang menempatkan Ganjar di urutan satu bahkan dengan angka yang sangat spektakuler, meski belum tentu obyektif.

“Pendekatan kedua untuk menghentikan calon potensial bisa dibaca dari kerangka yang tengah terjadi di KPK yang diungkap majalah Tempo. Jika benar seperti itu saya kira sedang berjalan operasi satu sisi menaikkan calonnya, sisi lain menjatuhkan lawan yang potensial,” terangnya.
 
Anies sendiri, nilai UIY, dalam pidatonya menyebut istilah continuity and change (berkelanjutan dan perubahan) artinya tidak mungkin tidak melanjutkan sesuatu yang baik tetapi juga tidak mungkin sekedar melanjutkan sesuatu yang baik tapi harus ada perubahan.
 
“Kekhawatiran besar dari rezim itu kan berhentinya proyek-proyek spektakuler , kereta cepat kemudian IKN . IKN ini kan taruhan disebut-sebut sampai 2045. Kalau  sampai 2045 berarti dibutuhkan 20 tahun lagi untuk melanjutkannya. Dalam konteks inilah kita bisa membaca tema Anies digadang Anies dihadang,” jelasnya.
 
Calon Potensial
 
UIY mengatakan dari sisi keumatan, umat menyebut Anies sebagai calon potensial yang bisa memenuhi harapan mereka.
 
“Apakah Anies bisa memenuhi harapan ini? Ini kembali kepada Anies apakah menggunakan perspektif umat.  Apa yang dilakukan di Jakarta secara fisik ada hasil yang sangat nyata. Tetapi jikalau menggunakan perspektif keumatan dalam kaitannya dengan soal-soal yang berkenaan dengan penerapan syariah, menurut Egi Sudjana, Anies tidak melakukan itu,”jelasnya.
 
UIY menilai, harapan umat belum tentu cocok dengan yang disediakan Anies,  karena Anies harus melakukan negosiasi dengan partai-partai pendukung,  sementara mereka sudah memberikan aba-aba agar Anies inklusif.
 
“Karena itu waktu lah yang akan menjawab apa sebenarnya harapan umat dan apa yang disediakan oleh Anies apakah itu bertemu atau tidak,” ucapnya.
 
Umat Harus Clear
 
UIY mengatakan, umat harus clear menyatakan aspirasinya, dan aspirasi ini harus didengar oleh pemimpin, bukan sekedar alat legitimasi. “Aspirasi umat adalah aspirasi penegakan Islam dalam seluruh aspek kehidupan di negeri ini, yang diantaranya menentukan soal kepemimpinan,” tegasnya.
 
Kepemimpinan ini, lanjutnya berfungsi menjaga agama dan mengatur  kehidupan dunia ini dengan agama.

 “Ini harus ditangkap oleh pemimpin, bakal pemimpin siapa pun dia, apalagi pemimpin yang dinilai sudah dekat dengan umat, harus paham ini. Jika demikian akan ketemu apa yang dipikirkan oleh umat dengan apa yang dipikirkan pemimpin,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab