Ustaz Iwan Ingatkan Orang Tua untuk Menyiapkan Pemahaman Anak tentang Pernikahan - Tinta Media

Senin, 14 Februari 2022

Ustaz Iwan Ingatkan Orang Tua untuk Menyiapkan Pemahaman Anak tentang Pernikahan

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1eXc3QM2XYjqSGlxgiU4xmMU-E3-_U8xy

Tinta Media - Pakar Parenting Islam Ustaz Iwan Januar mengingatkan pentingnya orang tua untuk mempersiapkan pemahaman anak tentang pernikahan.

“Siapkan anak-anak kita menuju pemahaman tentang nikah, dari yang simple aja dulu, kemudian diajak ke yang lebih berbobot lagi, dan seterusnya,” tuturnya  dalam  rubrik Keluarga Muslim: Siapkan Anak untuk Pernikahan, Jumat (11/2/2022) di kanal Youtube Peradaban Islam.id.

Iwan mengatakan, umat Muslim ini adalah umat yang sadar menegakkan agamanya, termasuk dalam pernikahan. “Orang tua, hayuk yang sudah punya anak bujang siapkan dari sekarang menuju pernikahan agar pernikahannya nanti menjadi khidmat dan khusyu’ penuh keberkahan, karena mendapat ijin orang tua dan tidak kemudian mengambil aktifitas yang lainnya

Menurutnya, memiliki anak bukan sekedar punya sesuatu yang tidak ada konsekuensi tanggung jawab. “Anak bukanlah kepemilikan, melainkan amanah yang wajib ditunaikan sebaik-baiknya sesuai tuntunan agama, yang mesti dipersiapkan menuju masa-masa mereka dewasa agar menjadi sosok yang bertanggungjawab tidak terkecuali pada pernikahannya nanti. Karena bagaimanapun mereka akan tumbuh menjadi orang dewasa yang tentunya akan menuju pernikahan,” ungkapnya.

“Tidak mungkin anak-anak selamanya anak-anak, mereka akan tumbuh dan berkembang jadi orang dewasa, aqil baligh termasuk fase mereka nanti akan menuju pernikahan,” tuturnya.

Iwan melihat dalam siklus kehidupan makhluk hidup, terutama manusia ada fase yang disebut pernikahan, yang merupakan salah satu sunnah agama, yakni Allah SWT memerintahkan kaum muslimin dan muslimah, orang tua untuk menikahkan orang-orang yang masih lajang terutama anak-anak umat Islam. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat An Nur ayat 32 yang artinya, “Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

"Di dalam ayat ini ada perintah sekaligus dorongan dari Allah SWT untuk menikahkan orang-orang yang masih lajang diantara kaum muslimin termasuk di kalangan hamba sahaya. Pada masa lampau kita tahu ada sekelompok manusia yang disebut hamba sahaya, yang sekarang insyaAllah tidak populer. Yang lajang ini, pastinya masih ada dimana-mana termasuk anak-anak kita yang masuk usia dewasa, tentunya dalam hal ini tidak hanya sekedar menikahkan, tetapi ada banyak hal yang mesti kita persiapkan sebagai orang tua untuk mengantarkan anak-anak kita menuju jenjang pernikahan,” jelasnya.

Menurut ustadz Iwan, apa saja yang mesti dipersiapkan orang tua untuk mengantarkan anakmenuju jenjang pernikahan menjadi wajib hukumnya untuk dipahami oleh orang tua. Ketidak pahaman orang tua akan hal ini sering kali berujung konflik antara orang tua dan anak. “Kita sering mendengarkan anak ribut, tidak akur dengan orang tua akibat orang tua mencampuri urusan perjodohan anak, misalnya pasangan yang diinginkan anak tidak berkenan di pikiran orang tua”, ujarnya.

Sebagai Muslim, orang tua harus tau apa yang mesti dipersiapkan untuk mengkondisikan anak menikah dan kemudian memproses jalannya menuju pernikahan, agar selaras dengan tuntunan syariat. “Agar dapat mendatangkan kebaikan bagi kita semua. Jadi, bukan hanya anak yang harus siap menikah, orang tua pun harus bisa mengkondisikan anak-anak untuk siap menikah sesuai tuntunan syariat, termasuk juga orang tua harus mengetahui  hukum-hukum yang terkait dengan menikahkan anak,” terangnya.

Disampaikannya pula agar orang tua menghindari perkataan yang menjatuhkan mental anak menghadapi pernikahan. Karena tidak jarang orang tua memberikan pemahaman yang terkesan menakut-nakuti anak agar tidak menikah sebelum hidupnya mapan.

Menurutnta, rata-rata baik itu orang tua maupun seorang lajang akan menikah, memiliki suatu kekhawatiran tak cukup rejekinya, tak cukup hartanya. Dan tak jarang orang tua agak menakut-nakuti anak agar jangan menikah sebelum hidupnya mapan. “Sudah kerja dimana, gajimu berapa, punya kendaraan apa? Kamu mau nikahin anak orang, mau dikasih makan apa? Nah ucapan-ucapan seperti itu yang tidak pantas diucapkan oleh orang tua,” pungkasnya.[] Sarie Rahman
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :