Tinta Media - Mudir Ma’had Wakaf Syaraful Haramain, KH Hafidz Abdurrahman, M.A. mengungkap alasan Rusia tetap menyerang Ukraina.
“Rusia akhirnya tetap menyerang Ukraina. Rusia tahu bagaimana kondisi perekonomian Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris. Khususnya pasca dihantam Pandemi,” tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (27/2/2022).
Menurut Kyai Hafidz, setelah pertemuan maraton antara Putin, Uni Eropa, Amerika Serikat, akhirnya Putin, mantan intelijen KGB yang piawai itu, mengumumkan Operasi Donbas di Ukraina Timur.
“Uni Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat hanya bisa mengecam, dan mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia. Apakah Rusia takut? Tidak,” terangnya.
Kyai Hafidz menuturkan, bagi Rusia dan Putin, yang mempunyai kekuatan militer, ekonomi dan politik, selama ini memang melayani Amerika Serikat di Suriah, dan beberapa wilayah lainnya. “Tampaknya kali ini sudah mengambil sikap sendiri, setelah melihat lemahnya kekuatan negara adidaya,” analisanya.
“Putin sudah berhitung, sulit bagi Uni Eropa , Amerika Serikat , Inggris, dan NATO untuk mengerahkan pasukan ke sana, karena memakan biaya yang tidak sedikit, di tengah kondisi ekonomi yang seperti ini,” jelasnya.
Sementara Presiden Ukraina, lanjutnya, selama ini merasa mendapat pembelaan dari negara adidaya itu kini harus menelan pil pahit, ditinggalkan sendiri. Dia harus memutar otak berperang melawan Rusia dengan kekuatan yang tidak seimbang.
“Presiden Ukraina merasa tertipu, dan menjadi korban politik negara-negara besar,” simpulnya.
Begitulah kenyataannya, lanjut Kyai Hafidz, ketika negara atau penguasa bukan Rijalud Daulah (negarawan) . Tidak mempunyai wawasan politik, apalagi kesadaran politik global. Akibatnya tertipu.
“Karena itu, dalam politik, siapa yang tidak mempunyai rencana politik sendiri, dia akan mengikuti rencana politik orang lain. Politikus atau penguasa yang tidak mempunyai rencana politik akan menjadi objek dan korban politik pihak lain,” tandasnya.
Menurutnya, itulah pelajaran berharga bagi kita. Umat Islam adalah umat terbaik, tapi karena tidak mempunyai rencana politik sendiri, akhirnya menjadi objek dan korban politik pihak lain.
“Inilah kondisi umat Islam hari ini. Maka, inilah saatnya umat ini harus sadar dan bangkit. Mereka umat terbaik. Mereka mempunyai semuanya,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun