Pengamat Ekonomi Politik: Pemerintah Jokowi Gagal Anggaran - Tinta Media

Kamis, 10 Februari 2022

Pengamat Ekonomi Politik: Pemerintah Jokowi Gagal Anggaran

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1ddIjaKCwstNcRwGU_G6w4WikAEVdR9et
Tinta Media - Pengamat Ekonomi Politik Salamuddin Daeng menilai pemerintahan Jokowi saat ini gagal anggaran.

“Pertanyaannya kalau pemerintah dan BUMN bangkrut bersamaan, kemana Presiden Jokowi akan pergi cari uang? Masih adakah yang mau kasih uang? Kalau IMF sudah menyatakan agar BI berhenti melakukan Pembiayaan APBN, maka Jokowi kesulitan uang lebih dari Rp. 1000 triliun setahun, berarti Presiden Jokowi gagal Anggaran. Wis!”, ujarnya dalam pers rilis yang diterima Tinta Media, Rabu (9/2/2022).

Menurutnya, saat ini kondisi BUMN tengah sekarat menuju bangkrut, dengan utang yang melesat cepat melampaui utang pemerintah, mencapai Rp.7000 triliun dalam setengah dekade terakhir. “Sementara utang tersebut berasal dari dana Jamsostek, dana Haji, dana Bank dan dana asuransi BUMN. Dan semua itu digunakan untuk menanggung pembiayaan berbagai mega proyek pemerintah,” ungkapnya.

Salamuddin Daeng juga memaparkan bahwa utang dalam negeri pemerintah Jokowi saat ini Rp. 3860 triliun, utang luar negerinya Rp. 2920 triliun (Data diambil dari laporan Bank Indonesia, 2022). Total utang pemerintah Jokowi saat ini yang bersumber dari dalam dan luar negeri sejumlah Rp.6700-7000 triliun tergantung kurs rupiah terhadap dolar. “Besar banget utang Pemerintahan Presiden Jokowi sekarang, bisakah cari uang buat bayar? Sementara IMF sudah memerintahkan agar Bank Indonesia (BI) menghentikan pembiayaan APBN. Selama ini setiap tahun BI membeli (SUN) di pasar perdana lebih dari Rp. 1000 triliun setahun”, ujarnya.

Apalagi jika sampai terjadi pada utang luar negeri kurs rupiah bergerak cepat menuju Rp20 ribu per USD, maka menurutnya, bukan tidak mungkin nilai utang luar negeri pemerintah akan mengalami lonjakan menjadi Rp4000 triliun, dan total hutang pemerintah bisa mencapai Rp8000 triliun dalam waktu singkat. Masalah ini menjadi sangat rawan, karena pemerintah terbiasa mengambil porsi utang luar negeri diatas 51 persen. Maka sangat logis jika kurs kemungkinan akan bergerak cepat ke Rp20 ribu per USD.

“Bagian yang masih tetap rawan adalah utang luar negeri pemerintah, yang dapat mengejar dengan cepat jika kurs bergerak ke Rp.20 ribu per USD. Jika ini terjadi maka nilai utang luar negeri pemerintah akan melompat menjadi Rp. 4000 triliun. Jika ditambah utang dalam negeri pemerintah maka nilainya akan mencapai Rp. 8000 triliun. Ini bisa terjadi dalam sekejap”, paparnya

“Dalam kebiasaan selama ini utang luar negeri pemerintah mengambil porsi di atas 51 persen. Dengan demikian sangat masuk akal jika kurs kemungkinan akan bergerak dengan cepat ke 20 ribu per USD”, pungkasnya.[]Sarie Rahman
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :