Tinta Media - Terkait rencana Baintelkam Polri untuk melakukan pemetaan terhadap masjid, Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menilai bahwa program tersebut merupakan sikap diskriminatif.
"Secara sederhana aja berarti ini diskriminasi, karena bisa terukur gitu. Dan tidak salah jika umat Islam juga menganggap ini diskriminasi," tuturnya di acara Kabar Petang: Pemetaan Masjid Picu Konflik? Senin (07/02/2022) di kanal YouTube Khilafah News.
Menurutnya, jika pemerintah mengatakan itu bukan tindakan diskriminatif harus ada penjelasan yang objektif dan transparan. "Jelaskan dengan terbuka apakah semua masjid seperti itu? Kemudian radikalisme itu apa? Secara definitif kadang masih bias dan absurd," terangnya.
Ia menuturkan bahwa sikap diskriminatif itu dapat terukur dari narasi-narasi sebelumnya yang secara konsisten pemerintah itu menyasar umat Islam. "Terukur dari narasi-narasi sebelumnya ketika pemerintah secara konsisten menyasar umat Islam, ajaran Islam, kemudian tempat-tempat ibadah yang kemudian dinarasikan dengan terorisme radikalisme. Kemudian dikaitkan dengan peristiwa sebelumnya yang terjadi di Amerika," paparnya.
Terakhir, Ahmad menegaskan bahwa banyaknya fakta yang mengindikasikan tindakan terorisme sebenarnya namun tidak dinyatakan sebagai terorisme. "Sebenarnya sudah ada fakta-fakta misalnya terbunuhnya tentara, kita lihat juga kasus-kasus yang lain seperti OPM. Hal ini jelas mengindikasikan tindakan terorisme. Yang seperti ini malah disebut saudara. Seperti ini kan menyakiti hati Umat Islam," pungkasnya.[] Nur Salamah