Tinta Media - Ulama Aswaja sekaligus Penulis Kitab Tafsir KH Rokhmat S. Labib, M.E.I menegaskan bahwa sekulerisme yang menjadi akidah kapitalis adalah akidah batil.
“Meski banyak mazhabnya tapi ada satu yang bisa ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi ciri khas utama akidah mereka adalah sekulerisme yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Ini adalah akidah batil,” tuturnya dalam Ekspo Rajab 1443 H, Bedah kapitalisme: Kritik Akidah Kapitalisme, Kamis (24/2/2022) di kelaseksekutif.id.
Menurutnya, kebatilan akidah sekuler ini karena tidak didasarkan pada pemikiran. “Sekulerisme adalah solusi jalan tengah (kompromis) atas konflik antara gereja dengan para pemikir, kaum agamawan dengan atheis,” ujarnya.
Ustaz Labib, menuturkan, ketika terjadi konflik semestinya dilakukan pengkajian mana yang benar, apakah kaum agamawan ataukah kaum atheis. Dengan begitu akan diketahui mana yang benar dan mana yang salah. “Tapi kapitalisme tidak mau dipusingkan dengan itu. Ini menunjukkan bahwa kapitalisme mengambil jalan tengah yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Aturan hidup di dunia tidak boleh diintervensi aturan agama,” jelasnya.
Kyai Labib memberikan contoh, di Perancis laîcîtê (sekulerisme) ditempatkan menjadi obyek pemungutan suara di Dewan Perwakilan dengan hasil 241 suara setuju dan 233 suara menentangnya. Juga disenat dengan hasil 181 suara setuju dan 102 suara menentangnya.
“Sekulerisme adalah solusi kompromi. Hanya didasarkan pada kepuasan masing-masing pihak yang konflik, bukan didasarkan pada kebenaran,” tandasnya.
Kebatilan yang lain menurut Kyai Labib adalah kontradiksi. “Mengakui agama, namun menafikkan agama dari kehidupan. Agama meniscayakan keimanan kepada Tuhan dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya seperti Maha Kuasa, Maha Benar, Maha Adil. Namun sekulerisme menolak hukum-Nya dalam mengatur kehidupan,” ungkapnya.
“Agama mengharuskan keimanan kepada hari perhitungan. Maka pemisahan agama dari kehidupan menafikannya, tidak jelas apakah menghisab terhadap apa yang Dia perintahkan dan Dia larang, atau menghisab apa yang diperintahkan dan dilarang oleh akal manusia Barat,” paparnya.
Sehingga, menurut Kyai Labib, ini memunculkan pertanyaan, siapa yang berhak memisahkan agama dan berhak membatasi otoritas Tuhan?
Kyai Labib juga menegaskan bahwa sekulerisme adalah akidah rusak. Kerusakan akidah sekulerisme diantaranya adalah, aturan kehidupannya diserahkan sepenuhnya kepada akal dan hawa nafsu manusia.
“Ini menyebabkan aturan yang berubah ubah, menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan,” terangnya.
Kerusakan berikutnya, lanjutnya, kehidupan manusia hanya berorientasi pada materi dan kesenangan duniawi. Ini menyebabkan kehidupan manusia tak ubahnya seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat.
“Sekulerisme juga menentang dan memusuhi agama untuk mengatur kehidupan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun