Tinta Media - Merefleksi 101 tahun tanpa khilafah, Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari BA.IR, M.Si. menilai bahwa Timur Tengah semakin terpuruk karena diterapkannya sekularisme.
"Inilah yang ada di negeri-negeri kaum Muslimin yang hari ini ada di Timur Tengah, justru semakin terpuruk karena diterapkanya sekularisme," tuturnya kepada Tinta Media (23/2/2022).
Menurutnya , diterapkan sistem-sistem yang berbasis pada sekular yakni pemisahan agama dari kehidupan dunia, akhirnya membuat kaum muslimin yang ada di Timur Tengah khususnya, semakin jauh dari habitat aslinya yaitu Khilafah Islamiyah.
“Sistem kapitalisme, sistem sekuler yang diterapkan oleh dominan mayoritas negara-negara Timur Tengah hari ini, Pada faktanya tidak memberikan kebaikan kepada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara di Timur Tengah sana," ujarnya.
"Kalau misalnya sistem sekuler yang hari ini dianggap sebagai sistem yang paling mapan, sistem yang terbaik untuk diterapkan, yang paling cocok, kalau kata orang-orang juga, itu ternyata memberikan mudharat, justru membawa bahaya bagi kaum muslimin, lantas apa alternatif solusinya?" tanyanya.
Berarti, lanjutnya, kalau masalahnya ketika khilafah diruntuhkan, maka solusinya yang adil dan masuk akal secara rasional yah dengan membalikkan Khilafah Islamiyah, yang akan menghimpun kembali negara-negara di Timur Tengah. "Negeri-negeri kaum muslimin menjadi satu negara yang utuh yang tidak tersekat-sekat oleh batas teritori yang semu, sebagaimana negara bangsa yang berdasar nasionalisme yang digaungkan hari ini," paparnya.
Ia merasakan bahwa menjadi hal yang wajar, ketika kaum muslimin merindukan Khilafah Islamiyah, karena ini bukan hanya pemersatu negeri-negeri Islam saja tetapi Khilafah Islamiyah adalah Tajul Furudh
(mahkota kewajiban).
"Yang dengannya berbagai kewajiban dan banyak sekali kewajiban yang dibebankan kepada kaum muslimin oleh Allah SWT dapat terlaksana dengan sempurna, dengan kaffah, dengan total, dengan adanya Khilafah Islamiyah," pungkasnya.[] Ajira
