Game Online Digemari atau Dihindari? - Tinta Media

Minggu, 21 April 2024

Game Online Digemari atau Dihindari?

Tinta Media - Maraknya game online pada negara kita tercinta, menyebabkan banyaknya dampak buruk serta membahayakan generasi. Pasalnya generasi saat ini mereka lebih memilih memakai kemajuan teknologi kepada aktivitas yang tidak bermanfaat. 

Dilansir dari Katadata.co.id (12/04/2024), Kawiyan menilai bahwa sudah banyak sekali kasus yang terjadi akibat game online terhadap anak. Mulai dari kasus pornografi anak di Soetta yang dalam perkembangannya juga disangkakan sebagai kejahatan perdagangan orang. Menurut Kawiyan, penyebab awal kasus semacam ini terjadi adalah melalui komunitas game online seperti Free Fire dan Mobile Legends. 

Selain itu, masih banyak kasus semacamnya, ada kasus anak membunuh orang tuanya. Dan masih banyak lagi kasus kriminal, semua itu berawal dari game online. Di sisi lain, generasi saat ini juga menormalisasikan pengucapan kata kasar, seperti "mampus", " sialan" dan sebagainya karena kalah dan menang dalam permainan game online. Ini menunjukkan sangat berbahayanya game online itu bagi generasi bangsa kita. 

Sedangkan, Negara kita saat ini tidak mampu dalam membuat aturan seiring dengan perkembangan internet dan sosial media, termasuk game online. Adanya kebebasan dalam mengakses game online di appstore atau playstore dan negara hanya bisa mengancam tidak serta merta memblokir game online yang berbau pornografi dan kekerasan.

Seharusnya, sebagai generasi penerus apalagi beragama Islam dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat saat ini, dapat kita manfaatkan sebagai ladang pahala dan dakwah supaya membawa kepada aktivitas yang bermanfaat. Tidak hanya mencari kesenangan semata. 

Selain itu, sebagai generasi penerus bangsa dan pemuda yang mempunyai banyak potensi. Potensi yang dimiliki pemuda saat ini dapat dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi. Bisa melalui mengasah potensi kita dengan cara mencari tutorial di sosial media agar bakat yang kita punya dapat bermanfaat untuk kita sendiri dan umat. Dan juga supaya dapat memberi banyak motivasi terhadap pemuda lainnya agar mereka juga terinspirasi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. 

Berbeda dengan Islam, Islam menetapkan pemanfaatan teknologi untuk kebaikan umat dan mendekatkan umat kepada kemudahan dalam menjalankan syariat Islam. 

Negara Islam juga mendukung penuh dalam pembentukan kepribadian Islam terhadap generasi penerus. Output sistem pendidikan Islam dapat membentuk pelajar berkepribadian Islam yang mampu memanfaatkan teknologi saat ini dengan bijak dan sesuai hukum syara'.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menegakkan kembali Khilafah, karena khilafah satu satunya negara yang berlandaskan Islam. Dan hanya negara dengan menganut sistem Islam yang dapat menyelesaikan segala problematika umat saat ini dan menyejahterakannya. Wallauhualam bisshawab.

Oleh: Aisah Farah
Sahabat Tinta Media 


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :