101 Tahun Tanpa Khilafah, Analis: Dunia Pendidikan Hari ini Sangat Miris - Tinta Media

Sabtu, 26 Februari 2022

101 Tahun Tanpa Khilafah, Analis: Dunia Pendidikan Hari ini Sangat Miris

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1UUR89EBT7XIm5-VvVooO6rc3djissNjC

Tinta Media - Analis Senior PKAD (Pusat Kajian dan Analisis Data) Ustaz Fajar Kurniawan mengamati 101 tahun tanpa Khilafah dalam dunia pendidikan hari ini sangat miris.

“Jujur kalau kita melihat dunia pendidikan kita hari ini sangatlah miris. Anak-anak dididik dan diajari ilmu pengetahuan minus penguatan aqidah, minus penanaman akhlaqul karimah, minus penanaman adab, dan minus penekanan pada penguatan ketaqwaan kepada Rabb-Nya,” tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (24/2/2022).

Menurutnya, semua itu terjadi karena pengadopsian sistem pendidikan kapitalis sekuler sejak puluhan tahun yang lalu di negeri ini.  “Ini lah yang kemudian sistem pendidikan kita hari ini hanya menghasilkan orang-orang pandai, tapi bukan orang-orang yang beriman dan bertakwa, bukan orang yang mempunyai keluhuran adab dan akhlaq,” ujarnya.

Maka, lanjutnya, tidak mengherankan jika orang pintar tapi korupsi, orang cerdas tapi culas, orang berilmu tinggi tapi tidak mempunyai adab dan akhlaq yang baik.

“Hal ini terjadi karena pendidikan kita yang sekuler telah memisahkan antara penanaman keimanan, ketakwaan, adab dan akhlaq dengan proses pengajaran ilmu pengetahuan dan sains kepada anak didik” ujarnya.

“Dan memang seperti itu kapitalisme sekuler mengajarkan kepada anak didik, sehingga anak didik pada akhirnya mempunyai kepribadian yang terpisah (split personality), yakni seringkali tidak selaras antara pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) dari anak didik,” imbuhnya.

Ia juga menambahkan, banyak orang yang mempunyai nafsiyah Islam yang bagus rajin ibadah tetapi aqliyahnya bertentangan dengan Islam, seperti bermuamalah dengan ribawi, bernegara tidak ingin diatur oleh syari’at.

“Inilah pribadi yang sekuler, yang dihasilkan dari penerapan sistem kapitalisme sekuler yang berpangkal pada aqidah sekularisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan atau fashlud-diin anil hayah,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada umat Islam, umat Rasulullah SAW wajib tunduk patuh terhadap aturan Islam, penyelesai permasalahan kehidupan termasuk masalah pendidikan.

“Maka untuk membentuk anak didik yang mempunyai kepribadian Islam yang paripurna, harus memadukan antara pembentukan pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) Islamiyyah,” jelasnya.

Dalam Islam, peserta didik tidak hanya dididik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan sains saja, katanya, tetapi juga ditanamkan akidah yang kuat, ketakwaan kepada Allah SWT serta adab dan akhlak yang mulia.

“Tidak dilakukan pendikotomian pendidikan umum dan pendidikan agama, semua dilakukan secara paralel, dan terpadu. Inilah saya kira yang harus menjadi role models pendidikan kita ke depan,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :