Tinta Media - Pimpinan Ma’had Khadimus Sunnah Bandung, Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) menilai bahwa sistem sekuler melahirkan tiga keburukan sekaligus.
“Sistem kapitalisme sekuler paling tidak telah melahirkan 3 keburukan sekaligus,” tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (22/2/2022), dalam menanggapi kondisi kehidupan kaum Muslimin 101 tahun pasca keruntuhan khilafah.
Tiga keburukan tersebut, menurutnya adalah, pertama, menanamkan dan mengokohkan sekularisme di dunia Islam. Kedua, mengokohkan sistem demokrasi dalam sistem pemerintahan di dunia Islam. Ketiga, paham kebebasan yang merusak. “Ketiganya tentu saja bertentangan dengan Islam” jelasnya.
Sekularisme, lanjutnya, telah memisahkan agama dari kehidupan negara. Demokrasi telah menghilangkan kedaulatan syariat, diganti dengan kedaulatan rakyat. Paham kebebasan yang itu bertentangan dengan Islam.
“Itu semua menjadi cikal bakal dari keburukan atau sesuatu yang membuat kaum Muslim tertidas dan makin terbelakang,” tandasnya.
Secara nyata, lanjut Ajengan YRT, umat Islam bisa melihat berbagai macam kerusakan yang terjadi di negeri ini, bahkan di negeri-negeri kaum muslimin yang lain. Kekayaan alam di negeri kaum Muslim dirampas, diambil oleh negara-negara kafir penjajah. Penjajah juga mengekspor paham kebebasan sebagai lanjutan dari demokrasi dalam sistem pemerintahan.
Islam Solusi Terbaik
Ajengan YRT menegaskan bahwa solusi terbaik adalah mengganti ketiganya (sekulerisme, demokrasi, kebebasan) dengan Islam, karena setiap Muslim harus terikat dengan hukum syariat.
“Jadi solusinya adalah kembali kepada Islam. Aqidahnya dan juga syariahnya. Dan ini adalah pilihan satu-satunya bagi kaum Muslim, tidak ada pilihan lain kecuali terikat dengan hukum Syariah. Dengan begitu insyaAllah akan memberikan perbaikan pada kehidupan kaum muslimin,” harapnya.
Ia menilai, dulu ketika Islam diterapkan memberikan kebaikan selama 13 abad, atau minimalnya 10 abad. Kaum Muslim berjaya dengan penerapan Islam. “Mereka menjadi umat yang terdepan, umat yang bahagia, menjadi umat yang disegani di hadapan lawan yang lainnya, di hadapan negara-negara kafir,” tegasnya.
Dan ini, lanjutnya, seperti yang disampaikan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya Syariatullah al Khalidah. “Beliau mengatakan seandainya kaum muslimin hari ini mengamalkan hukum fiqih dan agama (artinya mengamalkan syariat Islam), sebagaimana pengamalan pendahulu mereka (yakni kaum muslimin di era terdahulu seperti Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut tabi’in) maka niscaya akan menjadi umat yang terdepan dan umat yang paling bahagia,” bebernya.
“Dan itu nyata, umat Islam menjadi umat terbaik, pemimpin peradaban selama 10 abad lebih,” tukasnya.
Ajengan YRT menegaskan bahwa kebijakan Islam dalam mengatur kehidupan, intinya seluruh kaum Muslimin wajib tunduk pada Islam. Mulai dari hubungan manusia dengan Rabnya, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, maupun hubungan manusia dengan manusia lain dalam konteks hukum-hukum yang berkaitan dengan muamalah, maupun jinayat (pidana).
“Jadi semua tatanan kehidupan harus tunduk pada Islam,” tegasnya.
Menurutnya, agar Islam kaffah bisa diterapkan, tidak ada metode lain kecuali dengan khilafah. Dan agar khilafah bisa diterapkan harus ada dakwah menggalang kekuatan politik umat, agar ada seorang khalifah yang dibaiat.
“Khalifah menjadi pelaksana hukum-hukum Allah SWT. Insyaa Allah itu akan menjadi kebaikan bagi umat Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun