Peneliti Siyasah Institute: Pernyataan Menag Yaqut Cholil Qoumas Misleading - Tinta Media

Minggu, 07 November 2021

Peneliti Siyasah Institute: Pernyataan Menag Yaqut Cholil Qoumas Misleading

Peneliti Siyasah Institute: Pernyataan Menag Yaqut Cholil Qoumas Misleading

Tintamedia.web.id -- Pernyataan Menag Yaqut Cholil Qoumas pada Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Ke-20, 25-29 Oktober 2021, bahwa penyebab bencana dan perang saudara di dunia Islam adalah kelompok-kelompok Muslim ultrakonservatif yang ingin menerapkan fikih tertentu dinilai misleading.

“Pernyataan bahwa kelompok-kelompok Islam ultrakonservatif, radikal atau apapun nama yang dibuat Barat dan para pengikutnya, juga khilafah sebagai penyebab bencana di Timur Tengah adalah misleading,” tutur Peneliti Siyasah Institute, Iwan Januar dalam akun facebooknya Iwan Januar, Sabtu (30/10/2021).

Iwan menilai, pernyataan tersebut sebenarnya klise, khas analis Barat dan jauh dari kebenaran. “Mengaburkan fakta konflik dan bencana yang terjadi di dunia Islam semenjak runtuhnya Khilafah Islamiyyah hingga hari ini," ujarnya.

Menurutnya, ada dua kemungkinan mengapa Yaqut menyampaikan hal tersebut yaitu ketidaktelitiannya membaca situasi politik dunia Islam, atau kesengajaan memblur realita dan penyebab konflik serta bencana di dunia Islam.

“Apa yang disampaikan Yaqut sebenarnya sesuatu yang seragam sesuai arahan pengamat dan analis politik khas Barat. Membuat stigma tentang syariat Islam, khususnya hukum Khilafah, menyalahkan kelompok-kelompok Islam yang disebut ‘radikal’ atau istilah Menag adalah ultrakonservatif, lalu berujung menawarkan moderasi keislaman sebagai solusi,” bebernya.

Iwan juga menuliskan, para pengamat dan analis politik itu tidak pernah mau menyebutkan bahwa negara-negara Baratlah yang berperan dalam kekacauan yang terjadi di dunia Islam untuk melumpuhkan Islam, dan mengeruk keuntungan materi dari sana. “Sekurang-kurangnya ada dua kejahatan besar negara-negara Barat terhadap umat Muslim di kawasan Timur Tengah, atau dunia Islam secara keseluruhan,” ungkapnya.

Pertama, mengokohkan kedudukan rezim korup dan otoriter di negeri-negeri Islam. “Membiarkan korupsi merajalela, mendorong militer mendukung rezim-rezim tersebut, dan bertindak represif pada rakyat terutama pada kelompok-kelompok Islam dan para ulamanya yang kritis,” jelasnya.

Kedua, Menag juga para pengikut setia analis dan pengamat politik Barat. “Mestinya mengungkap kejahatan Barat yang terbesar terhadap dunia Islam, imperialisme atau penjajahan,” ujarnya.

Iwan menilai, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris dan Prancis mempraktekkan apa yang dikenal sebagai neokolonialisme atau neoimperialisme di berbagai belahan dunia terutama kawasan Timur Tengah dan Afrika.

“Terutama, semenjak dicanangkan agenda war on terrorism, Amerika Serikat kian beringas menekan berbagai negara untuk manut pada agendanya,” pungkas Iwan. [] Ana Mujianah

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :