Tinta Media - Viralnya ceramah Ustazah Oki Setiana Dewi (OSD) terkait isu terorisme, dinilai Direktur Institut Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara berpotensi dikaitkan dengan isu radikalisme.
"Sangat mungkin dan berpotensi (dikaitkan isu radikalisme) karena ini kan satu frekwensi dengan kepentingan mereka," tuturnya dalam acara rubrik Muslimah Negarawan: Mewaspadai Penumpang Gelap Isu KDRT di kanal YouTube Peradaban Islam, Senin (7/2/2022).
Menurutnya, perkembangan opini yang akan dilemparkan ke publik harus tetap diikuti sambil berupaya menjelaskan kepada umat. "Yang bisa kita lakukan sekarang adalah membentengi umat dengan menjelaskan," katanya.
"Mereka menyebut radikal, mereka sendiri sebenarnya juga radikal. Mereka menyerang ajaran Islam dengan militansi yang luar biasa dan mereka menggali dari akar-akar pemahaman barat. Menurut saya, itu hal yang sangat potensial untuk dibawa ke isu radikalisme bahkan bisa jadi satu paket," ungkapnya.
Dr. Fika melihat kasus OSD hanya demi mencari -cari kesalahan dan kelemahan dengan memunculkan video lama. "Kalau mau saya ngulik, kok bisa, video lama muncul sekarang. Itu ulah oknum siapa? Terlepas dari keseleo lidahnya Mbak Oki sedikit. Konteksnya dibawa terlalu jauh pada normalisasi KDRT," imbuhnya.
Ia pun mempertanyakan relevansi antara isu KDRT dengan masyarakat Muslim dan dunia Islam. "Kalau kita cermati, benarkah ini (KDRT), problemnya ada pada masyarakat Muslim? Lebih jauh lagi, mereka menyerang problemnya ada pada ajaran Islam. Ini kan sebenarnya tidak relevan," tegasnya.
Ia melihat ada tendensi dengan modus video dua tahun lalu kemudian dipotong dan diupload. "Nah, inikan ada indikasi memang niatnya tidak baik terhadap seorang figure muslimah yang memiliki komitmen terhadap dakwah Islam," imbuhnya.
Baginya, merupakan hal manusiawi jika terjadi salah ucap. "Terlepas manusia ada kemungkinan keseleo lidah karena berbagai hal. Karena keterbatasan ilmu, keterbatasan referensi dan lain sebagainya. Hal itu adalah manusiawi," ucapnya.
Ia mengingatkan, kewajiban dakwah tidak harus bergelar Lc serta gelar doctor dulu. "Kita saling beramar ma’ruf sesuai kapasitas dari keilmuan yang kita kuasai. Di sini, saya lihat harus lebih proporsional. Jangan sampai menyerang figure Mba Oki-nya. Itu juga keliru menurut saya, kurang pas," tegasnya.
Ia lanjut mengingatkan, penting untuk membentengi umat dan menjelaskan bahwa KDRT dalam kasus saat ini atau dalam gambaran masyarakat modern kebanyakan memang kezaliman.
"Karena faktor gaya hidup. Misalnya suaminya minum-minuman keras. Atau mungkin gangguan prikologis, hingga melampiaskan kepada anak istri dengan masalah di kantor, masalah pekerjaan, tekanan keluarga besar, tekanan materi, status sosial atau kedudukan," katanya.
Faktor tersebut, menurutnya, kalau dalam norma-norma masyarakat sekuler kapitalis sudah biasa. "Apalagi ditambah adanya faktor dunia digital. Sosial media sangat mempercepat termasuk tren perselingkuhan," pungkasnya. [] Ikhty