Tinta Media

Minggu, 16 Oktober 2022

Celaan terhadap Orang yang Membantu Orang Zalim

Tinta Media - Sobat. Siapa saja yang berbuat dzalim lebih-lebih para penguasa yang dengan kepongahannya mendzalimi rakyat apalagi mendzalimi orang mukmin maka mereka berarti telah menyakiti Allah dan layak diceburkan oleh Allah ke dalam neraka.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyakiti seorang mukmin, maka sesungguhnya telah menyakiti aku. Dan barangsiapa menyakiti aku, maka sesungguhnya dia menyakiti Allah SWT. Dan barangsiapa menyakiti Allah SWT, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di Api neraka.” ( Durratun Nashihin )

Allah SWT berfirman :

وَلَا تَرۡكَنُوٓاْ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنۡ أَوۡلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (QS. Hud (11) : 113)

Sobat. Pada ayat ini, Allah swt menandaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad dan menganut agamanya, supaya jangan sekali-kali cenderung kepada orang-orang zalim, yaitu musuh-musuh kaum Muslimin yang selalu menyakitinya dan orang-orang musyrik yang selalu berusaha mengembalikannya kepada kemusyrikan. Jangan sekali-kali minta bantuan dan pertolongan dari mereka, seakan-akan mereka telah dijadikan pemimpinnya, karena bila hal itu sudah sampai kepada derajat yang demikian, maka termasuklah orang-orang mukmin itu seperti mereka juga yang tidak akan mendapat petunjuk. 

Firman Allah:

۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوۡلِيَآءَۘ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” ( QS. Al-Maidah (5) : 51 )

Sobat. Ayat ini melarang orang-orang yang beriman agar jangan menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman akrab yang akan memberikan pertolongan dan perlindungan, apalagi untuk dipercayai sebagai pemimpin. Selain dari ayat ini masih banyak ayat yang lain dalam Al-Qur'an yang menyatakan larangan seperti ini terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani. Diulangnya berkali-kali larangan ini dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an, menunjukkan bahwa persoalannya sangat penting dan bila dilanggar akan mendatangkan bahaya yang besar.

Larangan ini berlaku atas diri pribadi. Orang mukmin dilarang menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman yang akrab, tempat menumpahkan rahasia dan kepercayaan seperti halnya dengan sesama mukmin. Begitu juga, berlaku terhadap jamaah dan masyarakat mukmin, bahwa mereka dilarang untuk menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pembela, pelindung dan penolong, lebih-lebih dalam urusan yang berhubungan dengan agama. Kalau hanya untuk berteman biasa dalam pergaulan, apalagi dalam urusan-urusan keduniaan, Allah tidak melarangnya, asal saja berhati-hati dalam pergaulan, sebab bagi mereka sifat melanggar janji dan berbohong untuk mencari keuntungan duniawi adalah biasa saja. 

Hal yang seperti ini sudah diperlihatkan oleh Rasulullah ketika beliau berada di Medinah. Beliau mengadakan hubungan kerja sama dengan orang Yahudi dan Nasrani dan kadang-kadang mengadakan perjanjian pertahanan dengan mereka, bila hal itu dipandang ada maslahatnya bagi orang-orang yang beriman.

Orang Yahudi dan Nasrani itu rasa golongan dan kesukuan mereka sangat tebal. Karena itu walau bagaimanapun baiknya hubungan mereka dengan orang mukmin, sehingga suka mengadakan perjanjian untuk kerja sama dengan mereka tapi kalau akan merugikan golongan dan bangsanya, mereka tidak akan segan-segan berbalik ke belakang, mengkhianati janji dan memusuhi orang mukmin. Sesama mereka senantiasa tolong menolong, bersatu dalam menghadapi orang mukmin. Lahirnya baik, tapi batinnya selalu mencari kesempatan untuk menghancurkan orang-orang mukmin.

Akhir ayat ini menegaskan, bahwa barang siapa di antara orang-orang mukmin yang menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman akrabnya, maka orang itu termasuk golongan mereka, tanpa sadar, lambat laun orang itu akan terpengaruh, bukan akan membantu Islam, tetapi akan menjadi musuh Islam. Kalau dia telah menjadi musuh Islam, berarti dia telah menganiaya dirinya sendiri. Ketahuilah, bahwa Allah tidak akan memberi petunjuk orang-orang yang aniaya, kepada jalan yang benar untuk mencapai hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Allah SWT Berfirman :

فَتَرَى ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ يُسَٰرِعُونَ فِيهِمۡ يَقُولُونَ نَخۡشَىٰٓ أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٞۚ فَعَسَى ٱللَّهُ أَن يَأۡتِيَ بِٱلۡفَتۡحِ أَوۡ أَمۡرٖ مِّنۡ عِندِهِۦ فَيُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَآ أَسَرُّواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ نَٰدِمِينَ  

“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS. Al-Maidah (5) : 52 )

Sobat. Ayat ini menerangkan kepada Muhammad, bahwa Nabi akan melihat orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit, yaitu orang-orang munafik yang lemah imannya, belum sampai ke tingkat yakin, seperti Abdullah bin Ubay dan lain-lain. Mereka itu lebih mendekatkan diri kepada orang Yahudi daripada kepada orang mukmin sendiri. 

Abdullah bin Ubay sebagai pemimpin orang munafik, sehari-hari lebih dekat hubungannya dengan orang Yahudi. Sedang orang-orang munafik yang lain, telah berani membuat perjanjian kerja sama, malahan lebih erat hubungan kerja samanya dengan orang-orang Yahudi. Seolah-olah mereka menggantungkan keselamatan mereka kepada orang-orang Yahudi, disebabkan ketakutan kalau-kalau orang-orang Yahudi nanti kuat dan berkuasa, mereka sendiri akan mendapat bahaya. 

Orang-orang munafik itu kurang yakin dengan kekuatan Nabi Muhammad saw, dan Muslimin yang akan dibantu oleh Allah dengan kemenangan dan kejayaan. Allah telah menjanjikan, bahwa setiap mukmin yang berjuang membela agama-Nya, akan dibantu dengan kekuatan dan kemenangan. Maka pada waktu itulah timbul penyesalan dari orang-orang yang ragu dan munafik dan terbukalah rahasia hatinya yang disimpannya selama ini.

Allah SWT berfirman :
لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ 
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.( QS. Al-Maidah (5) : 72 ).

Sobat. Allah menegaskan dengan sesungguhnya bahwa orang Nasrani adalah orang-orang kafir karena mereka berkeyakinan bahwa Allah adalah Isa Almasih anak Maryam. Pendirian inilah yang menjadikan mereka itu kafir dan sesat, karena mereka berlebih-lebihan memuji Isa a.s, sebagaimana orang Yahudi keterlaluan pula menghina Isa, terutama terhadap Maryam. 

Pendirian orang-orang Nasrani terhadap nabi Isa a.s. tersebut adalah suatu pendirian yang dianut oleh mayoritas golongan Nasrani dan siapa saja di antara mereka yang menyimpang dari pendirian tersebut dianggap murtad. Orang-orang Nasrani berpendirian bahwa Tuhan itu terdiri dari unsur-unsur yang mereka namakan tiga oknum, yaitu Bapak, Putra dan Rohulkudus. Isa adalah putra, Allah adalah Bapak yang menjelma pada anak yang merupakan Rohulkudus dan mereka adalah tiga kesatuan yang tidak terpisah-pisah. Dengan demikian Allah itu adalah Isa dan Isa itu adalah Allah. 

Pendirian mereka ini sangat menyimpang dari kebenaran, karena Isa sendiri berkata kepada Bani Israil supaya mereka menyembah Allah yaitu Tuhan bagi Isa dan Tuhan bagi Bani Israil. Jadi ayat ini jelas menunjukkan pengakuan langsung dari Isa bahwa Tuhan yang disembah itu adalah Allah semata. Tegasnya seruan-seruan Nabi Isa kepada Bani lsrail seperti yang diterangkan oleh ayat ini untuk menegaskan agama Tauhid. Hal itu dapat dilihat di dalam kitab-kitab Injil yang asli. Dalam Perjanjian Baru, Markus xii. 28-30, ketika seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus, "Hukum yang terutama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap kekuatanmu." Begitu juga Matius iv.10, Yesus memarahi setan karena mau menyembah yang selain Allah, Lukas xviii. 19 dan Yohanes xx.17.

Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Isa dengan tegas berkata bahwa orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu baik dengan malaikat atau dengan bintang atau dengan batu, maka orang itu tidak akan mendapat surga dan tempatnya adalah di dalam neraka, karena orang yang mempersekutukan Allah itu adalah orang yang berbuat zalim kepada diri mereka itu sendiri yang karenanya tidak wajar mendapat pembelaan dari pertolongan Allah.

Sobat. Hamba yang paling disukai oleh Allah dan Rasul-Nya ialah orang yang bermanfaat bagi orang lain, dan bahwa amal yang paling utama ialah menimbulkan rasa gembira pada hati orang mukmin, dengan cara menolak lapar darinya, atau menghilangkan kesusahannya, atau melunasi utangnya.

Dan barangsiapa berjalan menyertai saudaranya yang muslim dalam memenuhi hajatnya, maka seperti berpuasa serta I’tikaf selama satu bulan. Dan barangsiapa berjalan menyertai orang teraniaya yang ditolongnya,maka Allah akan memantapkan kedua telapak kakinya di atas shirath. Demikianlah ketika Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai hamba yang paling dicintai Allah SWT.

Dari Anas Ra bahwa dia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa mengalami waktu pagi sedang dia tidak berniat menganiaya seorang pun, maka diampunilah kejahatan yang telah dilakukannya . Dan Barangsiapa mengalami waktu pagi sedang dia berniat hendak menolong orang yang teraniaya dan memenuhi hajat orang muslim, maka dia memperoleh seperti pahala berhaji yang mabrur.” 

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Hidup Tertekan karena Mindset Kapitalis

Tinta Media - Kalian pernah, tidak, merasa tertekan karena dituntut ini dan itu? Masalahnya, ini dan itu yang dimaksud adalah segala sesuatu yang kita tidak punya kuasa untuk memilihnya. Misalnya, kita dituntut menikah dengan orang kaya, punya wajah yang cantik, atau berambut lurus. 

Ya Allah ... Memang ya, tuntutan seperti itu bisa bikin pusing. Ini karena tuntutan seperti itu sudah masuk perkara qadha' yang kita tidak punya kuasa untuk memilihnya. Kenapa, ya?

Orang zaman sekarang, tuntutannya memang fokus pada perkara duniawi semata. Ini karena mereka bermindset kapitalis. What?

Kapitalisme adalah pandangan hidup yang menyatakan bahwa hidup di dunia ini hanya untuk mendapatkan keuntungan materi sebanyak-banyaknya, seperti nilai, pekerjaan, pasangan, bahkan kekayaan. Mereka tidak paham, bagaimana memandang kehidupan ini dengan kaca mata yang benar. 

Ini karena mereka tidak pernah mengkaji Islam secara kaffah. Jadinya ya, mereka tidak paham tentang hakekat hidup ini. Apalagi, mereka hidup di tengah masyarakat kapitalis yang apa-apa dinilai secara materi. Astagfirullah ....

Sob, seseorang akan dipandang keren, ketika bagus nilainya, keren pekerjaannya, banyak uangnya, bisa cepat bertemu jodoh, dan mendapat momongan. Kalau tidak memenuhi standar itu, seseorang bakal dipandang sebelah mata. Ini karena kapitalisme menilai bahwa segala sesuatu diukur dari segi materi. 

Jadi, maklum saja kalau sekarang banyak yang menuntut kita seperti itu. Masyarakat yang begini terbentuk karena negaranya juga kapitalis. Negara kapitalis membiarkan media menyebarkan standar kebahagiaan yang salah. 

Digambarkan bahwa kehidupan yang sempurna itu ketika banyak prestasinya, banyak uangnya, punya pasangan hidup ideal, juga momongan yang lucu-lucu.
Coba deh, amati tontonan di TV dan medsos kita, benar kan ?

Selain itu, negara juga mengabaikan perannya untuk membentuk pola pikir dan pola sikap yang islami pada diri generasi. Makanya, generasinya banyak yang menjadi budak duniawi. 

Sebenarnya, masyarakat bisa diedukasi melalu sistem pendidikan yang diterapkan oleh negara, Sob. Akan tetapi, berhubung negaranya kapitalis sekuler, maka sistem pendidikannya juga berbasis sekuler kurikulumnya. Negara telah memisahkan agama dari kehidupan. Jadilah generasi ini makin jauh dari identitas keislamannya. Wajar jika tuntutan yang diajukan hanya sebatas duniawi.

Makanya, ngaji Islam secara kaffah itu penting sekali, supaya generasi itu tidak salah fokus. Jadi, kalau mempunya tuntutan itu, yang benar. Misalnya, tuntutan untuk menjadi saleh atau salihah, tuntutan berdakwah, tuntutan biruwalidain. Nah, kalau seperti itu, tuntutannya kan enak.

Ini karena kita berada di wilayah yang kita kuasai, area yang bisa kita pilih. Kalau kita berusaha, pasti bisa mendapatkannya. Karena itu, dalam rana pilihan, kita akan dimintai pertanggungjawaban. 

Tidak seperti tuntutan tadi, yang sebenarnya pemberian Allah dan karena sifatnya hanya pemberian, maka kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban.

Ketika mengaji Islam secara kaffah, kita akan mempunyai kerangka berpikir yang benar. Kita juga akan benar dalam menjalani hidup, sehingga tidak salah fokus seperti orang kapitalis. Ini karena kita benar-benar paham bahwa hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah, tidak ada tujuan lain. Kita juga akan paham tentang apa saja yang harus kita lakukan di dunia ini dengan posisi sebagai hamba.

Oh ya, jangan hanya mengkaji Islam saja, kita juga harus menjalankan kewajiabn yang lain, yaitu mendakwakannya. Kita mendakwahkan Islam agar masyarakat paham tentang standar kebahagaian yang benar, Sob. Karena kita hidup untuk berdakwah, maka standar kebahagiaan yang benar adalah rida Allah.

Oleh: Azizah Sukma 
Aktivis Remaja


Waspada Modus Perjudian dalam Permainan Mesin Capit Boneka

Tinta Media - Akhir-akhir ini marak sekali permainan capit boneka di arena bermain anak-anak, tempat-tempat hiburan, toko-toko, bahkan warung-warung sekitar rumah penduduk. Permainan ini mempertaruhkan uang dengan berbagai boneka dalam alat mesin capit yang akan didapatkannya jika beruntung. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa permainan mesin capit boneka ini mengandung unsur perjudian, karena ada uang dan barang yang dipermainkan atau dipertaruhkan. Mirisnya, permainan ini sangat digemari oleh kalangan anak-anak dan remaja.

"Permainan capit boneka ini memang mengandung unsur perjudian karena ada uang dan barang yang dipermainkan atau dipertaruhkan. Sehingga, kami sepakat dengan apa yang menjadi keputusan itu," kata Kepala Bidang Informasi MUI Kabupaten Bandung, Aam Muamar, di Soreang, 27 September 2022.(inilahkoran.com)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bandung akan mengambil langkah serupa dengan MUI Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, yang mengeluarkan fatwa haram permainan capit boneka ini.

Bahkan, jika di Kabupaten Bandung terdapat permainan capit boneka, MUI akan mengeluarkan rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Bandung. Pihaknya akan segera melakukan riset dan kajian lapangan. Jika ditemukan, pihaknya akan segera mengeluarkan rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Bandung agar segera melakukan penutupan dan penertiban permainan capit boneka ini.

Aam mengatakan, akan mengadakan rapat internal. Kemudian jika ditemukan permainan serupa, tentu juga akan mendesak Pemkab Bandung untuk menutup permainan capit boneka yang ada di warung, toko atau, tempat hiburan. Karena ini merupakan perjudian yang dapat merusak moral anak-anak dan meresahkan para orang tua. 

Perjudian merupakan kemaksiatan yang tidak ada habisnya. Seiring dengan berjalannya waktu, perjudian dilakukan dengan berbagai sarana, hingga menggunakan teknologi mutakhir.

Saat ini, walaupun pemerintah berusaha menutup beberapa tempat, tetapi ini bukan solusi tuntas. Penutupan dan penertiban tidak akan berhasil jika sistem ekonomi yang diemban masih sistem ekonomi kapitalisme yang melegalkan aktivitas riba, spekulasi, dan investasi modal yang tidak syar'i.

Di sisi lain, sistem sekularisme yang memisahkan antara agama dengan kehidupan telah menjadi asas dalam segala hal. Alhasil, ini menjadikan umat tidak menggunakan standar halal dan haram dalam beraktivitas.

Beda halnya dengan sistem ekonomi Islam yang menghapus segala bentuk pengembangan bisnis yang tidak syar'i, baik dalam investasi atau kerja sama. Islam melarang perjudian dengan menggunakan sarana apa pun, seperti firman Allah Swt. dalam Surat Al-Maidah ayat 90.

Seharusnya, sebagai seorang muslim yang meyakini Allah sebagai Sang Khalik, sepatutnyalah kita menyerahkan diri untuk diatur dengan syariat. Kita menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 65.

Ketika terjadi pelanggaran terhadap syari'at Islam, maka negara akan memberikan sanksi yang sangat tegas. Hal ini karena fungsi sanksi dalam Islam adalah sebagai "jawabir" (penebus dosa) dan "Zawajir" (pencegah dosa).

Karena itu, tidak akan ada lagi celah dalam melakukan tindak kejahatan. Para pelaku kejahatan pun tidak akan pernah lagi mengulang kesalahan yang sama. Harmonisasi kehidupan, kesejahteraan hidup akan kita rasakan secara sempurna, tatkala diterapkan sistem Islam secara kaffah dalam bingkai Daulah Islamiyah.

Wallahu a'lam bi shawab.

Oleh: Willy Waliah
Sahabat Tinta Media

Gesture Menjijikkan, Fans Service di Panggung?

Tinta Media - Beberapa hari lalu viral di jagat Twitter nama seorang penyanyi. Bukan karena prestasinya, tetapi karena tingkahnya yang menjijikkan di atas panggung. Khalayak netizen menghujatnya. Banyak yang memutuskan untuk unfollow akunnya di YouTube atau Instagram.

Saat netizen menunggu pernyataan maaf dari si Artis, eh malah dia berkilah bahwa itu adalah bentuk Fans Service. Dia ingin melayani para fansnya dengan segenap hati. Itu menurutnya. 

Netizen semakin ramai menghujatnya. Beberapa pakar psikolog menilai bahwa apa yang dilakukan si Artis telah menimbulkan gairah seksual para penonton. Buktinya, setelah melalukan itu, para fans berteriak histeris.

Dunia artis, dunia hiburan sarat kebebasan. Seni dalam sistem kapitalisme adalah untuk materi, untuk kepuasan jasad saja. Kehidupan Hedon menjadi realitas kehidupan artis. Secara kasat mata kita semua bisa melihat, begitu bebasnya kehidupan mereka. Begitu pun kehidupan seksual mereka. Bergonta ganti pasangan, selingkuh, LGBT, adalah berita sehari-hari yang masyarakat dengar dari mereka. Mendengar si Artis merasa tidak bersalah melakukan hal menjijikkan, mengindikasikan bahwa kebebasan seksual sudah menjadi pemahaman mendasar mereka.

Kita bersyukur masih ada pihak yang mengecam aksi si Artis. Netizen kita masih bisa menilai apa yang baik dan apa yang buruk. Lebih baik lagi, bila yang digunakan adalah standar yang baku dari luar diri manusia, yaitu standar dari Al Khalik, syariah Islam.

Dalam Islam, aktivitas yang merangsang dan mengarah kepada hubungan seksual hanya halal dilakukan oleh pasangan suami istri. Melakukannya juga harus ditempat yang khas di antara mereka berdua. Jadi, membuka aurat dan aktivitas lain yang merangsang hasrat seksual di luar kehidupan khusus antara suami dan istri, diharamkan dalam Islam.

Aktivitas manusia diatur secara rinci, agar manusia hidup mulia untuk meraih rida Allah. Islam tidak mengharamkan seni, tetapi mengatur para artis atau seniman agar tetap taat kepada Allah saat berkarya. 

Seni adalah aktivitas mengolah rasa yang dilakukan agar semakin dekat dengan Allah. Maka kita jumpai seni kaligrafi, seni lukis, seni pahat, seni musik yang dilahirkan oleh para seniman pada masa kejayaan Islam adalah masterpiece di zamannya.

Di dalam buku "Seni dalam Pandangan Islam" karya Abdurrahman Al Baghdadi, digambarkan bagaimana para penyanyi dan ilmu musik diperhatikan oleh negara. Di zaman Khalifah Harun Ar Rasyid dan Al Makmun, para pemusik dan penyanyi ada untuk menghibur di ruang khusus, bukan di acara publik. Para biduan untuk para  lelaki di lingkungan istana dan biduwanita untuk perempuan

Tak ada ikhtilat yang memicu hasrat dan aktivitas seksual terlarang yang lain. Pemahaman yang dimiliki saat itu adalah keberadaan diri sebagai makhluk Allah Swt. dan harus taat kepada-Nya. 

Pemahaman inilah yang mendasari setiap aktivitas muslim agar selalu terhormat. Tak ada gestur bila melawan moral dan merendahkan dirinya. Aktivitas amar makruf nahi munkar adalah keseharian masyarakat Islam. 

Jika ada yang melakukan pelanggaran hukum syara', maka negara akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku. Semua dilakukan agar manusia menjalani hidupnya dengan kemuliaan.

Jadi wahai netizen, tak ada pilihan lain. Di tengah kehidupan kapitalis, di saat capaian materi adalah segalanya,  jangan berhenti untuk menyuarakan kebaikan yang bersumber dari Zat Yang Maha Benar.

Wallahu a'lam bis shawab.

Oleh: Khamsiyatil Fajriyah
Pengajar Ponpes Nibrosul Ulum

Tak Cukup Hanya Speak Up untuk Hentikan KDRT!

Tinta Media - Kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami penyanyi dangdut Lesti Kejora menambah deretan kasus kekerasan terhadap perempuan di tanah air. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada periode 1 Januari 2022 hingga 21 Februari 2022 tercatat sebanyak 1.411 kasus. Sementara, sepanjang tahun 2021 terdapat 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dengan jumlah korban mencapai 10.368 orang. (polri.go.id, 01/10/2022).

Menanggapi kasus KDRT tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengajak masyarakat berani angkat bicara (speak-up) apabila menjadi korban atau sebagai saksi kasus kekerasan pada perempuan dan anak. 

Menurut Bintang, akan menjadi penting jika tidak hanya korban kekerasan yang melaporkan, tetapi yang mendengar dan melihat juga harus melaporkan. Bintang mengajak kepada masyarakat agar berani angkat bicara untuk memberikan keadilan terhadap korban dan efek jera bagi pelaku kekerasan. (kompas.com, 25/9/2022)

Regulasi Perlindungan Perempuan di Indonesia

Speak-up atau berani bicara atas kasus kekerasan adalah satu keharusan. Namun, speak-up saja belum cukup untuk menuntaskan masalah KDRT. Jika ditinjau dari segi regulasi, sebenarnya sudah banyak regulasi perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan yang disahkan di negeri ini.

Ketua LBH Pelita Umat, Chandra Purna Irawan, S.H., M.H mengatakan bahwa regulasi perlindungan perempuan dari kekerasan di Indonesia sebenarnya sudah cukup banyak jika dibandingkan perlindungan terhadap laki-laki, seperti UU KDRT, UU Perlindungan Perempuan dan Anak (UU PPA), UU TP-KS, termasuk peraturan internasional yang sudah diratifikasi (misalnya, CEDAW –red). Namun, semua regulasi dalam masyarakat sekuler ini tidak bisa melindungi perempuan secara keseluruhan. (muslimahnews.net, 25/04/2022). 

Regulasi-regulasi tersebut tak berdaya melindungi kaum perempuan karena cenderung memberi solusi yang tambal-sulam, tidak menyentuh langsung akar permasalahan, termasuk maraknya KDRT.

Akar Permasalahan KDRT

Semua orang setuju jika KDRT adalah tindakan yang salah. Dari sisi kemanusiaan, tindakan tersebut jelas tidak manusiawi. Dari sisi agama Islam, tentu sikap tersebut bukanlah seperti yang dicontohkan oleh Nabi. 

Memang, selayaknya setiap orang yang mengetahui tindakan itu perlu speak-up. Namun, speak-up saja tidak cukup. Selama faktor penyebab KDRT masih ada, KDRT pasti tetap terpelihara. Jika kita amati, faktor penyebab KDRT dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu individu, masyarakat, dan negara.

Pertama, dari segi individu.
Individu tidak memiliki akidah Islam yang kuat akibat diterapkan sekulerisme (asas memisahkan agama dari kehidupan). Jika akan menikah, umumnya pasangan yang akan menikah belum memiliki bekal ilmu berumah tangga yang cukup. 

Di samping itu, asas materialisme yang diemban individu yang menjadikan kebahagiaan didapat dari mendapatkan materi (harta, uang), menyebabkan pernikahan dinilai hanya dari materi. Jika materi tidak didapatkan, akhirnya menimbulkan konflik yang berakhir dengan kekerasan. 

Kedua, dari segi masyarakat. Permasalahan ekonomi menjadi momok bagi masyarakat luas. Harga kebutuhan pokok yang tinggi serta sempitnya lapangan pekerjaan menyebabkan pasangan-pasangan yang menikah stress dan cenderung melampiaskan lewat kekerasan. Selain itu, terdapat pengaruh lingkungan, sistem kehidupan yang campur baur yang bebas memberi ruang bagi perselingkuhan.

Ketiga, dari segi negara.

Tidak ada upaya dari negara untuk memberikan dukungan sistem kehidupan yang mendorong terbentuknya keluarga sakinah mawadah warahmah. Negara tidak membuka lapangan kerja seluas-luasnya, cenderung lebih suka menghapus subsidi dan menaikkan harga-harga, lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan para cukong/kapitalis daripada kepentingan rakyat, hingga cenderung abai terhadap kasus KDRT yang selalu meningkat tiap tahunnya. 

Jika muncul kasus kekerasan, regulasi yang dibuat pemerintah tidak menyentuh akar permasalahan dan tidak memberi efek jera bagi para pelaku. Hal ini mengakibatkan semakin menjamurnya kasus KDRT di Indonesia. 

Islam Memberikan Solusi

Islam turun ke bumi sebagai solusi bagi seluruh permasalahan manusia, termasuk dalam hal berumah tangga. Islam mewajibkan individu untuk mempelajari Islam kaffah, termasuk sistem pergaulan dalam Islam. 

Islam menentukan kehidupan suami-istri adalah layaknya sepasang sahabat, bukan seperti atasan dan bawahan. Baik suami maupun istri, keduanya harus mengerti sekaligus menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing. 

Allah Swt. berfirman, “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf.” (QS. Al-Baqarah [2]: 228). 

Islam juga menentukan kepemimpinan suami atas istri dalam rumah tangga. 

Allah Swt. berfirman, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” (QS An-Nisa [4]: 34).

Jika terjadi persengketaan antara suami dan istri, Islam memerintahkan agar ada pihak ketiga (dari keluarga pasutri) yang membantu menyelesaikan. 

Allah Swt. berfirman, “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami istri itu ...” (QS An-Nisâ’ [4]: 35). 

Jika persengketaan tidak dapat diselesaikan, boleh bagi keduanya untuk berpisah. 

Allah Swt. berfirman, “Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Mahabijaksana.” (QS An-Nisâ’ [4]: 130) 

Masyarakat berjalan di atas asas amar ma’ruf nahi munkar, mengajak kepada yang ma’ruf, menghindar dari yang munkar. Masyarakat terikat pemikiran, perasaan, dan aturan Islam yang tentu itu ini erat kaitannya dengan negara. 

Sementara itu, negara akan memberikan dukungan sistem kehidupan yang mendorong terbentuknya keluarga sakinah mawadah warahmah. Negara mendorong setiap individu untuk menuntut ilmu dan mempelajari Islam secara keseluruhan, termasuk bagaimana Islam mengatur pergaulan dan kehidupan rumah tangga, sehingga baik laki-laki maupun perempuan mengerti hak dan kewajibannya dalam rumah tangga. 

Negara juga akan melarang adanya ikhtilat (campur baur antara laki dan perempuan yang bukan mahram), kecuali dalam sektor yang diperbolehkan adanya ikhtilat oleh syara’ agar meminimalisir terjadi perselingkuhan. 

Negara juga akan membentuk iklim ekonomi yang ramah rakyat, meliputi lapangan pekerjaan yang melimpah, pengelolaan SDA yang hasilnya untuk kepentingan rakyat, akses pendidikan dan kesehatan yang gratis dan mudah dijangkau, sehingga beban yang ditanggung oleh kepala keluarga tidak terlalu berat. 

Namun, semua solusi di atas hanyalah angan belaka jika tidak dicampakkan sistem sekulerisme-kapitalisme yang menjadi biang maraknya KDRT di Indonesia. Oleh karena itu, wajib bagi kaum muslimin untuk mencampakkan sistem kehidupan sekulerisme kapitalisme, kemudian menggantinya dengan sistem kehidupan yang bersumber dari Allah Swt. dalam bingkai institusi khilafah.

Oleh: Cita Rida
Sahabat Tinta Media

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab