Tinta Media

Sabtu, 15 Oktober 2022

Cinta Rasul Itu Perjuangkan Islam Jadi Way of Life

Tinta Media - Guru dan Motivator Ustaz Adi S. Soeswadi menyatakan bahwa cinta Rasulullah itu dengan memperjuangkan aturan Allah menjadi way of life.

“Cinta Rasulullah itu, bagaimana aturan Allah, Islam menjadi aturan yang mengatur kehidupan manusia, way of life,” tuturnya dalam Program Kajian Spesial Maulid: Apa Bukti Cintamu Pada Rasulullah Saw., Senin (10/10/2022) di kanal Youtube At Takfir Channel. 

Menurutnya  saat ini belum terwujud cinta kepada Rasulullah Saw., sehingga umat muslim seharusnya berjuang untuk mewujudkannya. 

“Kenyataannya saat ini, belum ya (terwujud), tentang Islam menjadi way of life. Itulah yang seharusnya kita perjuangkan,” ujarnya. 

Ia mempertanyakan apakah kehidupan kita, amalan kita, individu, keluarga, bahkan negara itu sudah menjadi amal yang sesuai dengan syariat Islam.

“Apakah sudah sesuai dengan ketaatan kita pada Allah Swt.? Itulah yang seharusnya menjadi bahan evaluasi prioritas. Karena esensi itu hadirnya dari risalah Islam,” ucapnya. 

Ia menegaskan bahwa bahagia dengan kelahiran Rasulullah adalah sudah seharusnya karena dengan lahirnya Rasulullah, telah menunjukkan arah yang benar bagaimana hidup.

“Sudah sewajarnya, sudah seharusnya kita menyambutnya dengan bahagia. Tapi itu tidak cukup,” tegasnya. 

Esensi hadirnya Rasulullah, dijelaskan oleh Ustaz Adi adalah agar manusia taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Jadi esensinya itu, yang seharusnya menjadi prioritas, menjadi evaluasi kepada diri masing-masing bagi seorang muslim yang mengaku beriman adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya, ” jelasnya. 

Rasulullah Saw. telah menunjukkan kecintaannya kepada umat Islam walaupun tidak bertemu secara langsung. Ia mengungkapkan bentuk kecintaan Rasulullah dengan berjuang mendakwahkan Islam hingga sampai kepada kita (umat setelahnya). 

“Perjuangan itu adalah membuktikan bahwa beliau itu mencintai kita, kenapa? Andaikan tidak tersampaikan Islam sampai kepada diri kita, kita tidak akan mendapat petunjuk,” ungkapnya. 

Ia membeberkan wujud perjuangan Rasulullah dengan memberikan jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat.

“Padahal itulah pentingnya, kita mendapat petunjuk Islam sehingga kita berjalan di jalan Islam, dan jaminannya adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat,” bebernya. 

Berdasarkan sirah bentuk kecintaannya ditunjukkan ketika Rasulullah Saw. mau wafat, beliau menyebut kata umati (umat) sebanyak tiga kali. Ustaz Adi mengartikan bahwa pikiran Rasulullah itu adalah umatnya setelah beliau tidak ada.

“Apakah umatnya itu masih akan taat kepada Allah dan Rasul-Nya setelah beliau wafat, karena itu syarat (selamat, bahagia di dunia dan di akhirat),” ucapnya. 

Ia menilai saat ini umat hanya ber-Islam tapi tidak mencintai Rasulullah lebih dari segalanya.

“Padahal kita diberi petunjuk jalan yang lurus, jalan kebenaran, jalan yang memberikan kita selamat, bahagia dunia dan akhirat,” ujarnya. I

Cinta Rasulullah secara Penuh

Cinta kepada Rasulullah menurut Ustaz Adi, harus melebihi dari apa pun yang kita miliki bahkan diri kita. 

“Itulah seharusnya besarnya cinta kita, seorang muslim yang mengaku beriman, mencintai Rasulullah itu tidak akan nanggung cintanya,” tuturnya. 

Sebagaimana ia mengatakan Rasulullah Saw. menegur Umar bin Khattab untuk mencintainya lebih dari segalanya bahkan dari dirinya sendiri. Menurut Rasulullah itulah kesempurnaan iman. 

“Bagi seorang muslim itu memang cintanya harus lebih besar daripada dirinya, hartanya, keluarganya, seperti itu,” katanya. 

Ustaz Adi menegaskan bahwa wajib kaum muslimin mencintai Rasulullah. 

“Sifatnya wajib mencintai Rasulullah karena dengan peran Rasulullah kita mengenal Islam, ditunjuki jalan yang terbaik, dan mendapat kebahagiaan serta keselamatan di dunia dan di akhirat,” tegasnya.

“Itulah poin yang perlu kita perhatikan, kenapa kita mencintai Rasulullah,” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Jumat, 14 Oktober 2022

Rezeki Allah yang Atur, Manusia Tinggal Akur

Tinta Media - Para petani tak pernah janjian mau nanam apa dan kapan. Masing masing memilih tanaman sesuai selera dan kebiasaan. Cabe, tomat, kangkung, buncis, kacang panjang, timun, sawi, pakcoi, kubis, kentang, daun bawang, bengkuang, hingga padi, jagung, kacang tanah, kedelai, sorgum, gandum, dsb dll dst. 

Namun ajibnya, semua produk itu selalu ada di pasar. Yang naik turun cuman kelangkaan nya saja. Padahal tak janjian kan nanamnya. Andai penguasa atau organisasi tani disuruh ngatur hal itu saya yakin hasilnya berantakan. Ga akan mampu. Karena banyak faktor yang harus dikendalikan termasuk iklim dan cuaca. Pasti kocar kacirkan? 

Nah itulah salah satu bukti bahw Allah sudah atur rejeki hamba hambaNya denga detil sedetil detilnya tanpa kecuali. Allah yang mengatur kapan suatu tanaman ditanam, apakah hidup atau tidak, kapan tumbuhnya, kapan masak dan panennya, gagal atau tidaknya. Allahu akbar! 

Manusia mau atur yang begitu? Pasti ancur kan? Nah makanya kita mesti yakin rejeki sudah diatur sehingga kita wajib akur sama qodho rejeki. Berusaha mah wajib karena begitu syariatnya. 
Juga mesti kita tunduk kepada syariat kaffah biar berkah. Khilafah yuk![]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 




KENAPA MASIH (TERUS) MENUNTUT USUT TUNTAS TRAGEDI PEMBANTAIAN KM 50?

Tinta Media - Mungkin ada sebagian (kecil) orang yang bertanya, kenapa masih terus menuntut tragedi pembantaian KM 50 agar diusut tuntas ? Bukankah, kasusnya sudah diadili dan divonis oleh Pengadilan Negeri Jakarta selatan bahkan telah inkrah dengan terbitnya putusan kasasi dari Mahkamah Agung RI ?

Penulis meyakini, segenap umat Islam pasti telah mengetahui jawabannya. Namun, agar tidak ditafsirkan lain, penulis sampaikan beberapa alasan sebagai berikut :

*Pertama,* kasus tragedi pembantaian KM 50 itu adalah kejahatan HAM yang terkategori pelanggaran HAM berat karena memenuhi unsur penghilangan paksa (enforced disappearance), dan penyiksaan (torture) serta pembunuhan atau eksekusi diluar putusan pengadilan (extra judicial killing).

Sementara itu, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan belum pernah mengadili perkara penghilangan paksa (enforced disappearance), dan penyiksaan (torture) serta pembunuhan atau eksekusi diluar putusan pengadilan (extra judicial killing) dalam kasus KM 50. Dan memang bukan domain (kewenangan) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Kewenangan mengadili pelanggaran HAM berat berdasarkan UU No. 26/2000 ada pada Pengadilan HAM yang berada pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Jadi adalah hal yang wajar dan masuk akal, saat masyarakat menuntut usut tuntas tragedi pembantaian KM 50, karena perkaranya memang belum pernah diadili. Jadi, jangan pernah berfikir vonis dagelan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang melepaskan Yusmin Ohorella dan Fikri Ramadhan dapat menipu masyarakat dan dapat digunakan untuk menutup kasus KM 50.

*Kedua,* kesimpulan yang termuat dalam Buku Putih Pelanggaran HAM Berat Pembunuhan 6 Pengawal HRS yang diterbitkan oleh TP3 secara jelas menyebut adanya 'State Actor'. Jadi, pelaku sesungguhnya bukanlah Yusmin Ohorella dan Fikri Ramadhan, jadi wajar saja kalau keduanya divonis lepas.

Pelaku pembantaian yang sesungguhnya kami yakini sampai saat ini masih terus bebas berkeliaran. Tentu saja kami tidak ingin negeri ini menjadi Surga bagi para pembantai, dengan tidak adanya proses hukum pada peristiwa pembantaian KM 50.

*Ketiga,* kami umat Islam diwajibkan menolong Saudara kami sesama muslim. Jangankan 6 nyawa, 1 nyawa saja haram dibunuh tanpa alasan yang haq.

Sebagai wujud pembelaan kami kepada saudara muslim, juga untuk menunjukan kami tidak ridlo saudara kami dibantai secara keji, maka kami menuntut kasus ini diadili secara adil melalui pengadilan HAM. Kami tidak ridlo, putusan dagelan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dijadikan dalih untuk mengubur kasusnya.

Memang benar, kami telah mendatangi Mabes Polri untuk menyerahkan novum kepada Pak Kapolri agar kasus ini diusut tuntas sebagai bentuk respons kami atas pernyataan Kapolri dihadapan Komisi III DPR RI. Namun, jika Kapolri tidak mau atau enggan mengusut, bukan berarti kami akan diam. Kami akan menempuh seluruh cara dan jalan yang dimungkinkan secara hukum, agar tragedi pembantaian KM 50 dapat diusut tuntas. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat, Tim Advokasi Peristiwa KM 50

https://heylink.me/AK_Channel/


Ya Allah, Karuniakan padaku Cahaya!

Tinta Media - Sobat. Di awal tulisan ini saya buka dengan doa yang diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim , “ Ya Allah, jadikanlah di ruang hatiku cahaya, jadikan di lisanku cahaya, jadikan dalam pendengaranku cahaya, Dan jadikan pada penglihatanku cahaya, Jadikan dari belakangku cahaya dan dari depanku cahaya, Jadikan dari atasku cahaya dan jadikan dari bawahku cahaya. Ya Allah, karuniakan padaku Cahaya! “

Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَكُم بُرۡهَٰنٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ نُورٗا مُّبِينٗا  
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).” ( QS. An-Nisa’ (4) : 174).

Sobat. Ayat ini menyerukan kepada semua manusia di dunia dan menyatakan bahwa telah datang kepada mereka berbagai keterangan yang jelas dari Tuhan, dikuatkan oleh dalil-dalil dan alasan-alasan yang nyata dan benar, yang dibawa oleh seorang nabi dan rasul-Nya, yang "ummi" yang tidak pandai tulis baca. Keadaan buta huruf itu saja sudah menjadi bukti yang kuat atas kenabian dan kerasulannya atas kebenaran agama yang dibawanya yang mempunyai peraturan-peraturan dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan memberikan petunjuk berupa ibadah dan amal saleh untuk mencapai kebahagiaan di akhirat

Bagaimana seorang ummi yang tidak pernah belajar di sekolah apalagi untuk membaca buku-buku, dan tidak pernah di masa kanak-kanak dan di masa mudanya mengikuti langkah-langkah dan kebiasaan-kebiasaan anak dan pemuda-pemuda di masanya, tidak pernah menghadiri malam-malam senda gurau, malam-malam panjang biasa mereka berceritera dan bercengkerama mengenai adat istiadat, sejarah nenek moyang, dan kejadian-kejadian penting di kalangan mereka, seperti peperangan, permusuhan dan lain sebagainya dapat menceritakan sesuatu yang berharga dan tinggi nilainya? Bagaimana seorang ummi yang demikian keadaannya akan dapat membawa suatu kitab (Al-Qur'an) yang di dalamnya terdapat syariat yang mulia dan amat tinggi nilainya, dibawakan dengan gaya bahasa yang amat tinggi pula mutunya yang sepanjang zaman tidak dapat ditiru dan ditandingi (al-Baqarah/2:23, Yunus/10:38, Hud/11:13 dan al-Isra/17:88) oleh pujangga-pujangga bagaimanapun besarnya. 

Ini adalah suatu tanda dan bukti atas kebenaran agama yang dibawanya, bahkan tidak ada orang yang dapat membantah bahwa Al-Qur'an itu adalah suatu mukjizat yang abadi yang selalu dapat menguatkan dan membenarkan agama yang dibawanya itu. Maka Allah menamakan Al-Qur'an itu cahaya yang terang benderang yang memberi petunjuk kepada manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik kepada cahaya iman (al-Baqarah/2:257) dan menegakkan dasar-dasar tauhid yang telah menjadi tugas para rasul sebelum Muhammad saw. 

Para rasul sebelumnya telah menyeru umatnya dengan bersungguh-sungguh kepada agama tauhid dan telah banyak pula pengikut mereka. Tetapi ternyata sesudah mereka meninggal, para pengikut itu telah merusak dasar-dasar tauhid itu dengan mencampuradukkannya dengan beraneka ragam kemusyrikan seperti menyembah berhala, menyembah bintang dan matahari bahkan menyembah arwah-arwah dengan memujanya dan memanjatkan doa kepadanya. Akhirnya manusia terjerumus ke lembah syirik dan hanyut dibawa arus berbagai macam paham yang sesat dan menyesatkan sehingga mereka kehilangan pedoman dan tidak tahu lagi mana yang baik mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. 

Dalam keadaan gelap gulita seperti inilah Al-Qur'an diturunkan sebagai cahaya yang menerangi mereka sehingga manusia dapat berpikir kembali dan menyadari bahwa jalan yang mereka tempuh selama ini adalah jalan salah yang membawa kepada kerusakan dan keruntuhan. 

Dalam ayat lain Allah berfirman:

هُوَ ٱلَّذِي يُنَزِّلُ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦٓ ءَايَٰتِۢ بَيِّنَٰتٖ لِّيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ بِكُمۡ لَرَءُوفٞ رَّحِيمٞ  

"Dialah yang menurunkan ayat-ayat yang terang (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sungguh Allah Maha Penyantun Maha Penyayang" (al-hadid/57:9).

Dengan demikian jelaslah bahwa Nabi Muhammad saw, yang ummi pembawa syariat yang sempurna untuk kebahagiaan dunia dan akhirat tidak mungkin bukan seorang nabi dan utusan Allah. Dan jelas pulalah bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya bukan buatannya, tetapi benar-benar wahyu dari Tuhan semesta alam.

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصِّدِّيقُونَۖ وَٱلشُّهَدَآءُ عِندَ رَبِّهِمۡ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ وَنُورُهُمۡۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بَِٔايَٰتِنَآ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَحِيمِ  

“Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al-Hadid (57) : 19 )

Sobat. Allah swt menerangkan bahwa orang-orang yang beriman dan mengakui keesaan Allah swt, membenarkan rasul-rasul-Nya, percaya kepada apa yang dibawa mereka dari sisi Tuhannya menurut penilaian Allah swt sederajat dengan orang-orang shiddiqin, yaitu orangorang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul, dan orang-orang yang mati syahid di jalan Allah. Bagi mereka pahala yang banyak dan cahaya yang terang benderang menerangi mereka. Sejalan dengan itu firman Allah: 

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا  

Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orangorang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (an-Nisa'/4: 69) 

Adapun orang-orang kafir yang mendustakan alasan-alasan dan tanda-tanda yang menunjukkan keesaan Allah swt dan kebesaran rasul-Nya, mereka itu adalah penghuni neraka Jahim, kekal dan abadi di dalamnya. Sejalan dengan ini firman Allah: 
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (alBaqarah/2: 39).

Sobat. Demi Allah, kabar gembira yang paling menggembirakan, pemberian terbesar, karunia terbaik, dan anugerah terindah ialah risalah Nabi Muhammad SAW, menapaki petunjuknya, merasa senang mengikutinya, bisa meneladaninya, hidup dalam naungan syariat-Nya, minum dari telaga kenabiannya, serta berteduh di bawah cahaya agamanya.

Allah SWT berfirman :

قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ  

“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".( QS. Yunus (10) : 58 )

Sobat. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada umat-Nya bahwa rahmat Allah adalah karunia yang paling utama, melebihi keutamaan-keutamaan lain yang diberikan kepada mereka di dunia. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan agar mereka bergembira dan bersyukur atas nikmat yang mereka terima, yang melebihi kenikmatan-kenikmatan yang lainnya.

Kegembiraan orang-orang mukmin karena berpegang teguh kepada Al-Qur'an digambarkan dalam ayat lain sebagai berikut:

Allah berfirman:
Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman. (ar-Rum/30: 4)

Dan firman-Nya:
Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira de-ngan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad). (ar-Rad/13: 36)

Dikatakan bahwa karunia Allah dan Rahmat-Nya lebih baik dari yang lain, yang dapat mereka capai, karena karunia Allah dan rahmat-Nya yang terpancar dari Al-Qur'an adalah kekal untuk mereka, sedangkan kenikmatan yang lain bersifat fana dan sementara, yang hanya dapat mereka rasakan selama mereka mengarungi kehidupan di dunia saja, apabila mereka kembali ke alam baka, kenikmatan yang dapat mereka kumpulkan di dunia itu tidak berguna lagi bagi mereka.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

UPAYA PENGENDALIAN INFLASI

Tinta Media - APBD Perubahan 2022 disahkan Bupati Bandung Dadang Supriatna guna menyikapi inflasi daerah pasca-kenaikan harga BBM. Untuk menghadapi inflasi ini, Pemkab Badung menganggarkan dana sebesar Rp 31 M. Selain itu, Pemkab Bandung juga mengadakan sejumlah program untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. 

Wacana ini berlangsung di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bandung di Soreang. Pemerintah kabupaten Bandung mengklaim bahwa selama ini telah berhasil menekan angka inflasi daerah, dengan bantuan operasi pasar murah(OPM), dan insentif guru ngaji, juga subsidi BBM pada angkutan umum.

Jika kita telaah, sejatinya bantuan program subsidi yang dilakukan pemerintah ini hanya bersifat parsial, sekadar meredam kemarahan masyarakat. Penyalurannya juga tidak tepat sasaran, tidak merata. Hanya sebagian lapisan masyarakat kecil saja yang mendapat bantuan sosial. Padahal, dampak kenaikan BBM dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Selain itu, bantuan yang diberikan sangatlah minim jika dibandingkan dengan uang yang disedot oleh pemerintah lewat kenaikan BBM, sehingga menyebabkan inflasi terhadap perekonomian masyarakat. 

Dampak kenaikan BBM jelas memberikan efek domino terhadap kenaikan harga dan kebutuhan masyarakat yang lainnya, seperti kenaikan harga barang dan jasa, meningkatnya pengangguran, menurunnya kesejahteraan masyarakat.

Realnya, beragam bansos yang diberikan tak mampu membuat kualitas hidup masyarakat sejahtera. Inflasi semakin tinggi, tetapi kenaikan upah sangat rendah sehingga kehidupan masyarakat makin terpuruk.

Hal ini terjadi karena dampak diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sistem kapitalis, negara menyerahkan pengelolaan SDA kepada swasta, yang pengelolaannya dilakukan melalui mekanisme pasar. Tata kelolanya banyak menimbulkan  permasalahan, seperti mematok harga sesukanya oleh mafia pasar, sehingga mau tidak mau rakyat terpaksa membeli karena butuh. Akibatnya, harta hanya dinikmati oleh segelintir orang, yaitu para korporat/pengusaha, sedangkan masyarakat terabaikan. Semua ini akan terus terjadi selama sistem kapitalis diterapkan.

Karena itu, saatnya kita kembali kepada  sistem yang berasal dari Allah Swt, yang menerapkan syari'at Islam secara kaffah dalam institusi  khilafah. Sistem ekonomi Islam yang diterapkan akan mampu mengentaskan kemiskinan dan memberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat, sehingga tidak ada seorang miskin pun yang membutuhkan subsidi. Ini dilakukan dengan pengelolaan harta umat  secara benar dan efisien sesuai dengan syariat Islam. Negara hadir sebagai penanggung jawab kebutuhan rakyat, seperti kebutuhan pokok, kebutuhan publik, dan lain-lain.

Seperti sabda Rasulullah saw. yang arimya :

"sesungguhnya penguasa adalah pengurus rakyat, dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya". (H.R. muslim dan Ahmad). 

Kholifah akan berhati-hati dengan harta umat. Negara akan mengelola harta umat. Hasilnya  untuk kemaslahatan umat, bukan diserahkan kepada swasta atau para kapitalis seperti dalam sistem kapitalis. 

Sistem ekonomi Islam kebijakannya tidak membebani rakyat. Buktinya ketika Islam tegak, pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Azis, tidak ditemukan orang yang berhak menerima zakat, karena orang miskin sudah ada jaminan dari negara untuk hidup layak. 

Sistem ekonomi Islam menerapkan pembatasan kepemilikan, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Cara ini akan menutup para kapitalis atau swasta untuk menguasai harta kepemilikan umum, sehingga inflasi yang mengakibatkan kemiskinan dapat teratasi, melalui ditribusi  zakat mal khilafah, yang diurus oleh negara.

Wallahu alam bishawab.

Oleh: Elah Hayani 
Ibu Rumah Tangga
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab